SOLO (jatengtoday.com) – Konsumsi bahan bakar avtur di Bandara Adi Soemarmo Surakarta turun hingga 50 persen seiring dengan pengurangan intensitas penerbangan di bandara tersebut.
“Terjadi penurunan sekitar 50 persen dari rata-rata harian di bulan Februari 2020 dari 45 kiloliter menjadi 20 kiloliter/hari di bulan April,” kata Unit Manager Communication dan CSR Pertamina MOR IV, Anna Yudhiastuti, Sabtu (18/4/2020).
Meski terjadi penurunan konsumsi, lanjut dia, Pertamina MOR IV tetap menjaga stok kebutuhan bahan bakar sebagai upaya antisipasi jika dibutuhkan.
“Saat ini stok avtur di Pertamina MOR IV berkisar di angka 10.000 kiloliter dan ketahanan stoknya mencapai 36 hari. Dari angka tersebut Pertamina memastikan kebutuhan avtur untuk Pertamina MOR IV tetap terjaga,” katanya.
Sementara itu, lanjutnya, penurunan konsumsi avtur tidak hanya terjadi di Bandara Adi Soemarmo tetapi juga di bandara lain yang ada di wilayah MOR VI, yaitu Bandara Ahmad Yani, Semarang dan Adi Sucipto, Yogyakarta.
Berdasarkan data, penurunan tertinggi terjadi di Bandara Adi Sucipto Kota Yogyakarta yang sebelumnya rata-rata di bulan Februari adalah 180 kiloliter/hari dan saat ini turun menjadi 20-50 kiloliter/hari.
“Sedangkan penurunan konsumsi avtur di Bandara Ahmad Yani sama dengan di Adi Soemarmo yaitu sekitar 50 persen, dari 100 kiloliter/hari menjadi 50 kiloliter/hari,” katanya.
Sebelumnya, Perwakilan Humas Bandara Adi Soemarmo Danar Dewi mengatakan jumlah penumpang pesawat terbang di Bandara Adi Soemarmo, Surakarta, turun sekitar 80 persen dibandingkan pada hari normal.
Ia mengatakan sejak pemberlakuan status Kejadian Luar Biasa (KLB) di Kota Solo baik penumpang berangkat maupun datang berangsur-angsur menurun.
“Beberapa waktu lalu penurunan mencapai 60 persen, sekarang sudah 80 persen. Dari yang biasanya sekitar 2.000 penumpang per hari, saat ini berkurang menjadi kurang dari 800 orang,” katanya.
Ia mengatakan penurunan jumlah penumpang tersebut juga diikuti oleh penyesuaian maskapai penerbangan yang melayani para penumpang. (ant)
editor : tri wuryono
in Ekonomi