JAKARTA (jatengtoday.com) – Pos Komando (Posko) Semeru memastikan pelayanan sektor pendidikan bagi anak-anak yang terdampak erupsi beberapa waktu lalu tetap terpenuhi. Kegiatan belajar mengajar tetap dilaksanakan meski secara darurat.
Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangan tertulis, Rabu (15/12/2021) mengatakan bahwa berdasarkan data Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang, sebanyak 24 sekolah tidak dapat digunakan karena bangunan terdampak material vulkanik. Sedangkan sejumlah sekolah dimanfaatkan sebagai pos pengungsian warga terdampak. Identifikasi dari dinas pendidikan, sebanyak 21 sekolah yang bisa digunakan sebagai tempat pengungsian sementara.
Baca: Infografis: Waspada Erupsi Semeru
Untuk memenuhi fasilitas pendidikan karena kondisi tersebut, klaster pendidikan mendirikan tenda sekolah darurat. Pada Senin (13/12), pembelajaran darurat di wilayah Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro telah dilakukan oleh dinas pendidikan. Kebijakan yang ditekankan pada sektor ini yaitu proses pembelajaran pada wilayah terdampak bersifat situasional dan kondisional. Hal tersebut mengingat kondisi yang dihadapi setiap anak berbeda dan fasilitas pendidikan yang terbatas setelah sarana dan prasarana terdampak bencana.
Sekitar dua ribu anak dari 24 sekolah terdampak harus tetap mendapatkan akses ke pendidikan. Pada masa tanggap darurat, dinas pendidikan setempat juga mengeluarkan kebijakan penilaian akhir semester (PAS) susulan kepada anak didik yang terdampak erupsi Semeru.
Data Terkini
Sementara itu, data Posko per Selasa (14/12), pukul 18.00 WIB, total jumlah pengungsi sebanyak 10.158 jiwa. Populasi warga terdampak tersebar di 151 titik pengungsian. Konsentrasi para penyintas teridentifikasi di 19 titik yang berada di tiga kecamatan, yaitu Candipuro 8 titik dengan 4.156 jiwa, Pasirian 7 titik (1.518) dan Pronojiwo 4 titik (1.056).
Titik-titik lain tersebar di wilayah Kabupaten Lumajang serta 4 kabupaten lainnya, yaitu Kabupaten Malang 9 titik dengan 344 jiwa, Blitar 1 titik (20), Jember 3 titik (13) dan Probolinggo 1 titik (11). Korban meninggal sebanyak 48 jiwa, sedangkan luka berat 18 jiwa.
Dampak kerusakan material, tercatat sementara rumah rusak ringan di Desa Sumberwuluh sebanyak 505 unit, sedangkan di Desa Pronojiwo rusak ringan 85 unit serta rusak berat mencapai 437 unit. Sedangkan fasilitas umum rusak sebanyak 44 unit, termasuk bangunan sekolah 24 unit. Fasum rusak lainnya yaitu jembatan, tempat ibadah dan sarana kesehatan.
Dalam upaya penanganan darurat hingga hari kesebelas, Badan Nasional Penanggulangan Bencana masih melakukan pendampingan terhadap pemerintah daerah dan Posko. (*)
editor : tri wuryono