SEMARANG (jatengtoday.com) — Sektor pariwisata masih terdampak dengan adanya pandemi Covid-19. Namun, pada 2021 mendatang, pariwisata baik skala nasional maupun lokal diperkirakan sudah semakin membaik.
Hal itu diungkapkan Deputi Direktur Kepala Kelompok Perumusan KEKDA Bank Indonesia Perwakilan Jawa Tengah Berry A Harahap saat menjadi narasumber acara bertajuk “GMs Talk Business Outlook Pariwisata Jateng”, beberapa waktu lalu.
Berry menjelaskan, industri pariwisata, termasuk di dalamnya bisnis perhotelan, sudah memulai proses rebound sejak kuartal III tahun 2020. Akan tetapi, pemulihan ekonomi baru akan normal pada kuartal IV 2021.
Pelonggaran pembatasan sosial, termasuk pembukaan destinasi wisata membuat mobilitas masyarakat meningkat dan mulai menggerakkan sektor pariwisata.
Berbagai indikator terkini mengonfirmasi hal tersebut, seperti PDRB akomodasi dan restoran, tingkat hunian hotel, jumlah pengunjung wisata, hingga aktivitas angkutan udara.
Menurutnya, pemulihan pariwisata pada 2021 tidak bisa spontan. “Pariwisata akan bergantung pada wisatawan domestik seiring dengan ekspektasi konsumen untuk stay local,” ujar Berry.
Wisatawan asing akan minim karena penerbangan internasional masih dibatasi.
Dalam kondisi pandemi yang berkepanjangan, sebagian masyarakat domestik mulai merasa jenuh sehingga butuh hiburan. Hal ini dapat meningkatkan aktivitas di destinasi wisata pada libur panjang seperti akhir tahun.
“Nah ini juga mungkin dengan menerapkan CHSE dengan baik di tempat wisata bisa membuat wisatawan domestik lebih yakin untuk berwisata,” papar Berry.
Sementara itu, Kepala Badan Promosi Pariwisata Jateng Sugeng Sugiantoro mengatakan, bisnis perhotelan sebagai bagian dari sektor pariwisata otomatis juga mengandalkan pelanggan domestik.
Dia sepakat bahwa pelaku industri perhotelan perlu beradaptasi untuk memanfaatkan peluang. Penerapan protokol kesehatan menjadi syarat wajib untuk menjamin keselamatan para tamu dan pegawai hotel. (*)
editor : tri wuryono