SEMARANG (jatengtoday.com) – Para pemudik dari arah Jakarta yang melintas di Kota Semarang pada malam hari bisa singgah atau beristirahat di tepi bantaran Sungai Banjir Kanal Barat (BKB). Pemudik bisa menyaksikan suguhan atraksi air mancur menari atau Semarang Bridge Fountain.
Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang sengaja memberlakukan tambahan waktu untuk atraksi Semarang Bridge Fountain dengan tujuan menghibur para pemudik yang singgah di Semarang. Penambahan jam tayang tersebut diberlakukan selama empat hari berturut-turut, yakni mulai Rabu (5/6/2019) hingga Sabtu (8/6/2019).
Untuk jadwal jam tayangnya terdiri dua sesi, pertama mulai pukul 19.00 – 19.30 WIB dan sesi kedua pada pukul 21.00 – 21.30 WIB. Atraksi air mancur menari tersebut akan berlangsung dengan iringan musik sebagaimana atraksi sebelumnya.
Wali kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan, Pemkot Semarang sengaja menambah jam tayang atraksi Semarang Bridge Fountain untuk menyambut para pemudik. Selain itu bagi semua warga yang menikmati liburan Hari Raya Idul Fitri di Kota Semarang. “Ini juga sekaligus sebagai sarana silaturahmi dan wisata keluarga. Apalagi momennya Idul Fitri. Tentu akan sangat membahagiakan,” katanya, Minggu (2/6/2019).
Dengan adanya atraksi itu, lanjutnya, akan membuat suasana di Kota Semarang semakin asyik dan lebih berkesan. “Seluruh warga masyarakat agar bisa menikmati hari Raya Idul Fitri penuh dengan kebahagiaan,” katanya.
Lebih lanjut, Hendi sapaan akrab Hendrar Prihadi, juga memastikan sejauh ini tidak ada kendala berarti mengenai arus mudik di Kota Semarang. Pihaknya mengaku telah bekerjasama dengan berbagai pihak seperti Stasiun Tawang (KAI Daop IV), Pelabuhan Tanjung Emas (Pelindo III), Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani (Angkasa Pura I), serta penyiapan sejumlah terminal.
“Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, semua sudah dipersiapkan baik bagi penumpang kapal yang akan berangkat ataupun bagi para pemudik yang datang. Jajaran kami sudah siap, apalagi sekarang fasilitas terminal penumpang sudah jauh lebih baik,” katanya. (*)
editor : ricky fitriyanto