SEMARANG (jatengtoday.com) – Pemasangan kursi di tengah Jalan Suari, Kota Lama Semarang sempat ramai dikritik di media sosial beberapa waktu lalu. Hal itu mendapat respons dari Satuan Kerja (Satker) Kementerian PUPR atau Pelaksana Revitalisasi Kawasan Kota Lama Semarang.
Perwakilan Konsultan Pelaksana Revitalisasi Kota Lama Semarang, Sonny mengatakan pemasangan kursi melintang di tengah Jalan Suari Kota Lama Semarang tersebut telah sesuai dengan perencanaan. “Kami bekerja berdasar pada gambar perencanaan,” kata Sonny, Minggu (13/12/2020).
Dia menjelaskan, pemasangan kursi dimaksudkan agar Jalan Suari bebas dari kendaraan bermotor. Terlebih kondisi jalan yang berlokasi di depan Gereja Blenduk tersebut sempit. “Konsepnya memang tidak diperuntukkan untuk dilalui kendaraan bermotor. Perlu diketahui bahwa Jalan Suari kecil, didesain tidak untuk kendaraan bermotor. Hanya untuk pejalan kaki,” terangnya.
Pertimbangan lain, jalan tersebut menjadi semacam lorong penghubung antara Jalan Kepodang dengan Jalan Letjen Soeprapto dan bukan untuk dilalui kendaraan bermotor. “Materialnya menggunakan batu andesit, di mana material tersebut tidak akan mampu menahan beban kendaraan bermotor,” imbuhnya.
Maka dengan pemasangan melintang di tengah jalan seperti itu, lanjut dia, diharapkan berfungsi menghindarkan aktivitas parkir motor. “Kursi dipasang di tengah badan jalan, karena memang tidak untuk area parkir sebagaimana yang sebelumnya sering terjadi,” katanya.
Namun demikian, dia mengaku terbuka atas setiap masukan masyarakat terkait pemasangan kursi di Jalan Suari Kota Lama tersebut. “Selama mendapat persetujuan dari pihak terkait, kami siap melakukan evaluasi. Jika semua pihak menyetujui perubahan letak kursi tersebut, kami siap melaksanakan. Dalam hal ini perencana, PUPR dan user (Pemkot Semarang),” terangnya.
Sebelumnya, pemasangan kursi melintang di tengah Jalan Suari tersebut viral di media sosial. Sejumlah warga menilai pemasangan kursi melintang di tengah jalan sangat mengganggu estetika dan fungsi jalan tersebut. Kondisi jalan yang sempit ditambah pemasangan kursi melintang di tengah jalan tersebut mengganggu pejalan kaki atau wisatawan Kota Lama.
Permasalahan serupa sebelumnya juga terjadi yakni pemasangan kanopi transparan di jalan yang sama. Kanopi tersebut mendadak viral dan mendapat kritik pedas dari warga melalui media sosial, karena dinilai mengganggu view Kota Lama. Merespons hal tersebut, pelaksana akhirnya membongkar dan memindah kanopi tersebut. (*)
editor: ricky fitriyanto