SEMARANG (jatengtoday.com) – Air PDAM Tirta Moedal tiba-tiba mati. Pemutusan itu pun tanpa ada informasi sebelumnya. Pelanggan jelas banyak yang komplain karena tidak ada persiapan atau menyimpan stok air bersih.
Melihat kondisi itu, Ketua Lembaga Pembinaan dan Perlindungan Konsumen (LP2K) Kota Semarang, Ngargono meminta PDAM Tirta Moedal untuk memerhatikan konsumen. Pasalnya, para pelanggan sudah menyerahkan kebutuhan air bersih sepenuhnya kepada PDAM. Jika tiba-tiba mati, tentu akan menyusahkan pelanggan. “Kalau bicara pelanggan, siapa pun pasti tidak mau terganggu,” jelasnya, Kamis (20/9/2018).
Karena itu, dia meminta pihak PDAM bisa memberikan kompensasi. Kompensasi itu bisa berupa memberikan suplai air bersih lewat truk tanki, ketika aliran air dari pipa, tidak jalan.
Menurutnya, kompensasi ini sangat mutlak. Karena itu, PDAM harus sekuat tenaga memberikan kompensasi. Jangan hanya mengandalkan truk tanki yang dimiliki. Kalau kurang, bisa pinjam milik DPU (Dinas Pekerjaan Umum), Dinas Permukiman, atau milik pemadam kebakaran. “Pokoknya kebutuhan air bersih pelanggan jangan sampai terganggu. Apalagi sampai pelanggan harus membeli air bersih dari tempat lain untuk mencukupi kebutuhan,” jelasnya.
Dia juga mengimbau kepada PDAM agar punya sistem semacam interkoneksi. Ada pemetaan, mana wilayah yang memang kurang suplai, cukup, atau bahkan berlebihan. “Ketika ada daerah yang kekurangan air, suplai untuk wilayah yang sudah mencukupi batas minimal, bisa dialihkan kesana,” terangnya.
Ditambahkan, jika pemutusan suplai air terpaksa dilakukan karena sedang ada perbaikan pipa, harus dikomunikasikan dengan pelanggan. Informasi harus diberikan secara detil dan merata. Jam berapa air dimatikan, seberapa lamanya, dan lain sebagainya.
“Jadi pelanggan bisa siap-siap. Menyimpan air di tandon, bak, galon, ember, untuk persiapan ketika suplai air diputus sementara,” tandasnya. (*)
editor : ricky fitriyanto