Senin, Januari 18, 2021
  • Pedoman Media Saiber
  • Kantor dan Redaksi
  • Masuk
IKUT MENULIS
Jateng Today
  • BERITA
    • EKONOMI – BISNIS
    • HUKUM – KRIMINAL
    • KOTA
    • OLAHRAGA
      • PSIS
    • PEMERINTAHAN
    • PENDIDIKAN – KESEHATAN
    • PERISTIWA
    • POLITIK
    • SENI – BUDAYA
  • INDEPTH
  • OPINI
  • FEATURES
  • KOTA LAMA
  • VIDEO
  • TRAVELING
  • OTOMOTIF
No Result
View All Result
  • BERITA
    • EKONOMI – BISNIS
    • HUKUM – KRIMINAL
    • KOTA
    • OLAHRAGA
      • PSIS
    • PEMERINTAHAN
    • PENDIDIKAN – KESEHATAN
    • PERISTIWA
    • POLITIK
    • SENI – BUDAYA
  • INDEPTH
  • OPINI
  • FEATURES
  • KOTA LAMA
  • VIDEO
  • TRAVELING
  • OTOMOTIF
No Result
View All Result
Jateng Today
No Result
View All Result

Pandemi Covid-19, Pemerintah Juga Harus Pikirkan Nasib Nelayan

Oleh: Widhi Handoko, Ketua Gerakan Nelayan Tani Indonesia (GANTI) Jateng

Jateng Today oleh Jateng Today
Sabtu, 11 April 2020
di OPINI
Reading Time: 4min read
Pandemi Covid-19, Pemerintah Juga Harus Pikirkan Nasib Nelayan

Widhi Handoko (istimewa)

BagikanTwit

BANYAK hal yang dapat dilakukan oleh pemerintah baik pusat maupun daerah terkait dengan kondisi nelayan saat ini. Bahkan seharusnya pemerintah jauh-jauh hari sudah memikirkan kebutuhan nalayan di Indonesia.

Kita paham bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah mencapai 17.000 pulau dan diakui sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Kepulauan ini membuat Indonesia banyak nelayan sebagai mata pencaharian, karena hasil laut Indonesia sangat melimpah dan menjadi pekerjaan pokok bagi penduduk yang hidup dan bertempat dinggal di sekitar laut.

Sebenarnya walaupun pada kondisi harian. Maka sesungguhnya saat berlayar, sebagian besar nelayan di Indonesia hanya menggunakan peralatan seadanya untuk menangkap ikan. Mereka tidak memiliki peralatan yang lengkap atau modern, apalagi tempat penyimpanan ikan hasil tangkapan.

Seharusnya faktor ini telah membuka mata dan telinga para elite politik dan juga para pemimpin pemerintahan. Tidak kecuali Presiden Joko Widodo dan para gubernur, sebagai kepala Daerah tingkat 1, untuk melakukan dan mengambil langkah positif untuk membantu para nelayan dalam penyediaan peralatan penunjang utama dalam penyimpanan ikan tangkap dari para nelayan.

Coba bayangkan jumlah nelayan mencapai ratusan ribu dan jarang di antara mereka membawa peralatan yang memadai. Rata-rata nelayan tidak membawa perlengkapan atau peralatan khusus untuk menjaga kualitas ikan hasil tangkapan mereka.

Harusnya pemerintah sanggup menyediakan mesin yang tidak membutuhkan listrik, tapi hanya memanfaatkan energi matahari untuk mengaktifkan seluruh komponen penyimpanan ikan tangkap nelayan. Sumber energi matahari sudah banyak digunakan dalam berbagai teknologi pengganti listrik.

Rangkaian mesin penyimpanan ikan mestinya dapat menggunakan energi matahari dan bahan-bahan ramah lingkungan, agar tidak mencemari laut yang notabene sebagai salah satu sumber kehidupan, khususnya bagi kelangsungan kembang biak ikan kedepannya.

Pemerintah seharusnya sudah berpikir tentang waktu pengiriman ikan yang memakan waktu lama, hingga berhari-hari, menjadi salah satu kendala yang dihadapi. Ikan yang sudah mati akan cepat membusuk dalam waktu singkat jika tidak didinginkan dengan suhu tertentu. Semestinya hal seperti itu dapat diamati dan sudah banyak penelitian serta karya ilmiah yang mendukung untuk ditindaklanjuti dengan implementasi nyata.

Saya pernah melihat dan menyaksikan langsung ke Juana Pati dan beberapa Tempat Pelelangan Ikan (TPI) menyedihkan sekali. Mereka rata-rata pengiriman menggunakan termos cold (mobil pendingin ikan) biayanya cukup tinggi. Akan tetapi itu sebenarnya masih membantu dan cukup terjangkau andai tidak terlalu lama artinya andai hanya bersifat sementara.

Terdapat masalah terkait dengan pengiriman barang menggunakan cold storage, jika itu untuk waktu yang cukup lama. Walau penyimpanan cold storage sangat penting untuk menjaga kualitas ikan, akan tetapi mobil cold storage itu sifat terbatas dan sementara.

Berdasarkan hasil pengamatan saat di TPI Juwana, Pati dan beberapa TPI lain, saya melihat dari beberapa nelayan ada yang membawa es, tentunya yang memunyai modal untuk membeli es balok. Saya juga melihat bahkan ada yang tidak membawa es sama sekali.

Mereka yang tidak membawa es balok hanya menggantungkan keberuntungan dan tidak dapat melaut yang cukup dalam atau mencapai tempat yang banyak ikan-ikannya. Akhirnya hasil tangkap tidak memadai dan tidak jarang nasib kebusukan ikan dialami.

Kondisi Covid-19 ini jelas akan semakin membuat para nelayan menderita dan sengsara. Sudah seharusnya pemerintah bertanggung jawab dan mempunyai kewajiban terhadap hak hidup para nelayan. Pemerintah tidak boleh membiarkan mereka mati kelaparan hanya untuk makan bantuan yang tidak seberapa.

Kesempatan Covid-19 harus diambil nilai positifnya dan pemerintah daerah harus mempunyai cold storage yang ditujukan untuk kepentingan nelayan dan jangan hanya sekadar untuk orientasi bisnis. Sekaligus pemerintah segera membantu nelayan membuat mesin pendingin yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan energi Matahari sebagai pengganti listrik. (*)

Trending Topic: Ganti JatengGerakan Nelayan TaniGerakan Nelayan Tani IndonesiaNasib nelayanNasib Nelayan di Tengah Pandemi Coronanelayan JatengWidhi Handoko
Masuk untuk Berkomentar

TERBARU

Infografis: Kriteria Tak Bisa Divaksin Covid-19

Wartawan Divaksin Maret Bareng TNI-Polri

18 Januari 2021
Selundupkan Sabu dalam Popcorn, Wanita Ini Langsung Ditangkap

Selundupkan Sabu dalam Popcorn, Wanita Ini Langsung Ditangkap

18 Januari 2021
Listyo Sigit Calon Kapolri, Tito Karnavian: Semoga Amanah

Listyo Sigit Calon Kapolri, Tito Karnavian: Semoga Amanah

18 Januari 2021
Tinjau Banjir di Banjar, Jokowi Perintahkan Perbaikan Jembatan Secepatnya

Tinjau Banjir di Banjar, Jokowi Perintahkan Perbaikan Jembatan Secepatnya

18 Januari 2021
Infografis: Jejak Calon Tunggal Kapolri

Infografis: Jejak Calon Tunggal Kapolri

18 Januari 2021
BPK Serahkan Laporan Hasil Pemeriksaan Keuangan 30 Daerah di Jateng

Pakai Cara Manual, Gaji Non ASN Pemkot Semarang Akhirnya Cair

18 Januari 2021

POPULAR NEWS

  • Seluruh ASN di Lingkungan Setda Kudus Jalani WFH hingga 2 Oktober

    Gaji Non ASN di Kota Semarang Tersendat, Begini Penjelasannya

    2652 share
    Share 1061 Twit 663
  • Ribuan Non ASN Pemkot Semarang Belum Gajian, BPKAD: Diupayakan Secepatnya

    1056 share
    Share 422 Twit 264
  • Dipensiun Tanpa Pesangon, Sekuriti Bank Mandiri Semarang Tuntut Keadilan

    956 share
    Share 382 Twit 239
  • Perusahaan Pembuat Bingkai di Semarang Diduga Larang Karyawan Ikut FSPMI

    859 share
    Share 344 Twit 215
  • Eksotisme Bledug Kuwu, Situs Legenda Jaka Linglung

    2620 share
    Share 1048 Twit 655
jateng today

Kantor dan Redaksi

Diterbitkan oleh PT Cakra Media Jateng Kantor, Redaksi:
Gd. Monod Diephuis & Co.
Jl. Kepodang 11-13 Kota Lama, Semarang.

Telp: 024-8694252, 081325175005
Email: jatengtodayredaksi@gmail.com
Info Iklan: 081-325-17-5005

Direktur: Agus Suryo Winarto
Pemimpin Redaksi: Ricky Fitriyanto
Staf Redaksi: Tri Wuryono (Editor), Abdul Mughiz, Ajie Mahendra, Baihaqi Annizar, Yoyok Kusri
Webmaster: Day Milovich
Desain Grafis: Ninna Prana S
  • Pedoman Media Saiber
  • Kantor dan Redaksi

© 2018 Jateng Today

No Result
View All Result
  • BERITA
    • EKONOMI – BISNIS
    • HUKUM – KRIMINAL
    • KOTA
    • OLAHRAGA
      • PSIS
    • PEMERINTAHAN
    • PENDIDIKAN – KESEHATAN
    • PERISTIWA
    • POLITIK
    • SENI – BUDAYA
  • INDEPTH
  • OPINI
  • FEATURES
  • KOTA LAMA
  • VIDEO
  • TRAVELING
  • OTOMOTIF
  • Masuk

© 2018 Jateng Today

Hai, Jumpa Lagi!

Masuk ke Akun Anda

Lupa Password?

Buat Akun Baru

Selangkah lagi. Isi formulir berikut:

Buat isian di semua kotak Masuk

Siap memulihkan password

Masukkan username atau email Anda untuk ganti password baru

Masuk