YOGYAKARTA (jatengtoday.com) – Gunung Merapi mengalami dua kali gempa guguran pada Senin (18/11/2019) pagi. Gempa tersebut berlangsung selama 17.92-54 detik.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida memaparkan, dua gempa yang terjadi terpantau dari pengamatan pada Senin mulai pukul 00.00-06.00. “Dua gempa guguran itu memiliki amplitudo 6-15 mm dan berlangsung 17.92-54 detik,” kata dia melalui keterangan tertulis.
Dia menambahkan, selain gempa guguran, Gunung Merapi juga mengalami satu kali gempa hybrid atau gempa fase banyak dengan amplitudo 6 mm selama 9.28 detik, dan 3 kali gempa vulkanik dalam beramplitudo 7-15 mm, dengan durasi 9.68-14.52 detik.
Pada Minggu (17/11) salah satu gunung api teraktif di dunia itu mengeluarkan awan panas letusan dengan tinggi kolom 1.000 meter dari puncak yang terekam di seismogram pada pukul 10.46 WIB memiliki durasi 155 detik dengan amplitudo maksimum 70 mm.
Berdasarkan pengamatan pada Minggu, pukul 00.00-06.00 WIB, BPPTKG juga mencatat tujuh kali gempa guguran di Gunung Merapi dengan amplitudo 2-10 mm yang berlangsung selama 17.6-21.52 detik. Selain itu juga terjadi dua gempa hybrid dengan amplitudo 2 mm selama 6.72-7.2 detik, dua gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 44-65 mm selama 11.56-16.16 detik, dan satu kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 3 mm selama 8.88 detik.
Semburan awan panas tersebut mengakibatkan hujan abu tipis di Desa Sumber dan Keningar yang berada di Kecamatan Dukun bagian barat daya dengan jarak sekitar 11 sampai 12 kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Hujan abu tidak berdampak signifikan terhadap aktivitas masyarakat. Hingga saat ini, BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau Waspada. BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi. (*)
sumber : ant
editor : tri wuryono
in Berita