KENDARI (jatengtoday.com) – Pemuda dan pelajar di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, melakukan gerakan massal membuat minyak goreng tradisional sebagai upaya mengurangi beban masyarakat kecil yang kesulitan membeli minyak goreng untuk kebutuhan sehari-hari.
“Gerakan massal pembuatan minyak goreng tradisional itu diprakarsai pemuda-pemudi yang tergabung dalam Dewan Pembina Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sulawesi Tenggara dengan melibatkan siswa-siswa SMA/SMK di kota ini,” kata Kadis Dikbud Sultra, Asrun Lio di Kendari, Jumat (1/4/2022).
Pembuatan minyak goreng sebagai kearifan lokal yang merupakan inisiatif dari Ketua DPD KNPI Sultra Alvin Akawijaya Putra itu akan digelar pada Sabtu (2/4) di salah satu sekolah menengah umum di Kota Kendari.
“Karena gerakan ini bersifat massal, maka para pemuda dan pelajar yang tergabung dalam organisasi KNPI yang akan tampil mengolah kelapa itu, mulai dari proses mengupas sabut dari batok kelapa, lalu proses parut, peras, masak hingga menghasilkan minyak goreng,” ujar Asrun.
Sementara itu Ketua DPD KNPI Sultra Alvin Akawijaya Putra Ali Mazi mengatakan, gerakan massal tersebut melibatkan para pemuda dan pelajar yang tergabung dalam organisasi KNPI serta SMAN/SMKN se Sultra.
BACA JUGA: Drama Minyak Goreng, Kapan Berakhir?
“Pemuda KNPI bersama pelajar SMAN/SMKN yang tersebar pada 17 kabupaten kota se Sultra akan bersama-sama melaksanakan gerakan ini secara serentak, sebagai wujud aksi nyata peran pemuda dan pelajar dalam menjawab kelangkaan minyak goreng melalui kearifan lokal kita dengan memanfaatkan buah kelapa dalam, yang melimpah di sekitar kita,” ucapnya.
BACA JUGA: Minyak Goreng Murah, Ilusi di Tengah Pandemi
Pria alumni Universitas Gajah Mada mengatakan, gerakan massal tersebut akan dimulai sejak pagi, yang untuk Kota Kendari terpusat di SMKN 1 Kendari. Demikian untuk 16 daerah lainnya, juga memusatkan pelaksanaan pada satu titik pada masing-masing wilayah.
BACA JUGA: YLKI: Usut Tuntas Dugaan Kartel Bisnis Minyak Goreng
“Kita harus berbangga dengan gerakan kearifan lokal kita ini, karena dunia pun menjadikannya sebagai program, di mana minyak kelapa ini merupakan turunan dari program economic recovery on provincial and regency level, yang merupakan inspirasi dari ivent G20 Global economic recovery yang akan diadakan di Bali pada Oktober nanti. Jadi kita sangat berbangga, sebab kita telah memulai meskipun melalui dengan gerakan skala kecil dan melokal, karena untuk menunjukkan hal-hal yang besar, harus dimulai dari tindakan kecil dan terkadang dianggap sepele,” ujarnya. (ant)