in

Obati Stres Akibat Pandemi, Kelompok Wanita Tani Kembangkan Urban Farming

SEMARANG (jatengtoday.com) – Situasi pandemi saat ini membuat sebagian masyarakat mengalami tekanan psikologis. Untuk sedikit mengatasi situasi ini, Kelompok Wanita Tani (KWT) di Kota Semarang mengembangkan aktivitas urban farming atau pertanian kota di lahan terbatas.

Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang sendiri memberi ruang kreativitas kepada KWT tersebut melalui lomba urban farming.  “Urban farming menjadi alternatif bagi warga Kota Semarang yang tergabung dalam KWT untuk tetap produktif di tengah pandemi,” kata Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, saat meninjau KWT Padang Howo di RW 8 Kelurahan Bandarharjo Kecamatan Semarang Utara, Minggu (20/6/2021).

Dikatakannya, lomba urban farming ini untuk memberi ruang kreativitas bagi anggota KWT. Masing-masing kelompok tani telah lama memulai urban farming bekerjasama dengan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK). “Seperti halnya urban farming di Kecamatan Semarang Utara ini telah dimulai sejak empat bulan lalu,” kata Hevearita.

Di wilayah Semarang Utara sendiri saat ini telah memiliki 12 KWT di 12 Kelurahan yang mengikuti lomba urban farming. “Serangkaian penjurian dilakukan dengan standar penilaian, mulai dari kreativitas ide, kekompakan, hingga manfaat ekonomis bagi masyarakat maupun anggota. Hal yang paling penting lagi, urban farming ini mampu menginspirasi masyarakat yang lain,” katanya.

BACA JUGA: Kelola Urban Farming, Ibu-ibu ini Pasok Sayuran hingga Minimarket

Kegiatan urban farming, menurut Hevearita, bisa dilakukan melalui kelompok kecil yang tidak mengakibatkan kerumunan. “Apalagi kegiatannya outdoor. Bahkan anak-anak senang ikut terlibat, meski ini butuh bimbingan dan pendampingan agar tetap aman dan sehat. Tentu saja tetap menjalankan protokol kesehatan,” terangnya.

BACA JUGA: Menggali Kreativitas Warga di Tengah Pandemi di Kampung Siaga Candi Hebat

Menurutnya, anak-anak bisa diberikan lahan khusus untuk bisa sambil belajar cara berkebun urban farming. Hal yang paling penting, lanjut dia, kegiatan outdoor anak-anak tersebut harus menjaga aspek keselamatan dan kesehatan. “Sehingga menjadi proses belajar secara menyenangkan, selama belum masuk kegiatan belajar tatap muka. Anak-anak bisa belajar menanam,” katanya.

Selain KWT Padang Howo, juga ada KWT Bunda Ceria di RW 10, KWT Padang Jowo di RW 8, dan satu KWT di RW 4 Bandarharjo. “Sedangkan di RW 3 Pangung Lor terdapat Kelompok Tani Makmur sebagai sentra jahe merah dan pisang,” katanya. (*)

 

editor: ricky fitriyanto