SEMARANG – Lima daerah di Jawa Tengah dinyatakan rawan longsor saat musim penghujan tahun ini. Untuk itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng meminta pemerintah setempat untuk waspada mengantisipasi bencana itu.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah, Sarwa Pramana kepada wartawan, Selasa (17/10). Menurut dia, lima kabupaten di Jateng yang rawan longsor itu yakni Purworejo, Banyumas, Kebumen, Banjarnegara dan Cilacap.
“Di Banjarnegara misalnya, potensi bencana longsornya telah merata di 18 kecamatan,” kata Sarwa.
Sebab, faktor cuaca yang tak menentu telah memicu pergerakan tanah di sejumlah rumah warga. Apalagi dari citra satelit BMKG mendeteksi tingginya curah hujan yang mengguyur wilayah tersebut pada bulan ini.
“Kenapa kami menetapkan lima daerah itu rawan longsor, karena disana ada gerakan tanah di rumah-rumah warga,” ungkapnya.
Namun, ia memastikan bahwa jalur evakuasi menuju areal aman telah dibuat oleh para relawan BPBD. Pun demikian dengan proses sosialisasi bahaya longsor, kata Sarwa saat ini sudah dilakukan secara berkelanjutan.
Pihaknya juga telah mengoptimalkan erly warning system (EWS) untuk mendeteksi tanah longsor sedini mungkin di lima kabupaten itu.
“Namun kami baru bisa memasang satu EWS di tiap wilayah karena terbentur mahalnya alat tersebut serta terbatasnya alokasi APBD dari pemerintah provinsi. Kemampuan dana kami membuat kami tidak bisa berbuat banyak,” terangnya.
Meski begitu, ia berharap dengan daya dukung yang serba terbatas, masyarakat mulai meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana tersebut. BPBD, menurutnya untuk saat ini sudah memperkuat persediaan logistik di gudang kantornya.
“Dana logistik senilai Rp486 juta juga sudah digelontorkan ke setiap kabupaten/kota. Kami punya cadangan (logistik) sangat banyak untuk mengatasi longsor saat hujan lebat,” pungkasnya. (*)
Editor: Ismu Puruhito