SEMARANG (jatengtoday.com) – Tahun ajaran baru telah dimulai. Sejumlah sekolah yang baru saja menerima siswa baru melakukan kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Dalam MPLS itu, berbagai kegiatan dilakukan. Namun ada yang unik dilakukan oleh SMAN 3 Kota Semarang. Di sekolah yang terletak di JalanPemuda Semarang itu, kegiatan MPLS dilakukan dengan cara mendesain tokoh-tokoh pewayangan.
Sejak pagi hari, ratusan siswa baru di sekolah itu sibuk menggambar tokoh pewayangan yang telah ditentukan. Ada 12 tokoh yang wajib mereka buat. Yakni Pandawa, Punakawan, Pandu, Dewi Kunthi dan Madrim yang merupakan tokoh pewayangan cermin kebaikan.
“Seru sekali kegiatannya, tidak hanya monoton mendengarkan materi di dalam kelas, namun kegiatannya membuat wayang yang banyak diantara kami tidak bisa,” kata salah satu siswa baru SMAN 3 Kota Semarang, Amir Akram.
Amir menerangkan, selama ini dirinya memang mengetahui jika wayang adalah tradisi Indonesia. Namun, ia tidak memahami secara detail pewayangan itu, baik para tokoh maupun ceritanya.
“Dengan kegiatan ini saya jadi tahu beberapa tokoh pewayangan seperti tokoh-tokoh Pandawa dan mengetahui sedikit cerita pewayangan,” tambahnya.
Ia mengaku cukup kesulitan untuk membuat wayang seperti yang diinginkan. Namun dengan kegigihannya, ia mampu menghasilkan wayang seperti yang diinginkan.
“Ya cukup susah memang, namun dengan belajar, akhirnya bisa jadi meskipun tidak mirip,” pungkasnya.
Sementara itu, Guru Pendamping MPLS SMAN 3 Kota Semarang, Pujiono mengatakan, kegiatan itu sengaja digelar untuk memberikan pengetahuan kepada siswa baru mengenai pewayangan. Menurutnya, kegiatan MPLS tidak hanya monoton di dalam ruangan dengan materi pembekalan. Namun juga harus dikemas dengan apik agar anak-anak mendapatkan manfaat dari kegiatan itu.
“Setiap kegiatan MPLS kami memang selalu membuat yang berbeda. Tahun lalu kami menggelar kegiatan membatik bersama, sekarang membuat wayang. Tujuannya jelas agar anak-anak ini memahami dan mencintai budaya tradisional agar tidak lupa dengan tradisi nenek moyang,” kata dia.
Selain itu, dalam kegiatan tersebut juga disematkan sejumlah pendidikan moral dari tokoh-tokoh pewayangan tersebut. Semisal tokoh Pandawa, mereka adalah lima tokoh yang memperjuangkan kebaikan.
“Jadi ada nilai moralnya juga, tidak hanya membuat wayang namun mengerti tokohnya, jalan ceritanya serta nilai-nilai moral pada setiap lakonnya,” pungkasnya. (andika prabowo)
editor : ricky fitriyanto