SEMARANG (jatengtoday.com) – Antisipasi penanganan masalah banjir di Kota Semarang masih terus dilakukan untuk meminimalisasi dampak. Terlebih tak lama lagi diperkirakan memasuki musim penghujan.
Kota Semarang memang memiliki potensi banjir yang cukup mengkhawatirkan, mengingat terdapat sebanyak 46 sungai yang melintasi Kota Semarang. 16 di antaranya di bawah kewenangan Pemprov Jateng, lima di bawah Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, sisanya Pemkot Semarang.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, Endro Pudyo Martantono mengatakan, permasalahan banjir tetap menjadi perhatian khusus apalagi memasuki peralihan musim dari kemarau ke musim penghujan.
“Kami sudah melakukan mitigasi di wilayah-wilayah tertentu yang berpotensi banjir,” kata Endro, Rabu (25/10/2023).
Dia mengakui, setiap tahun persoalan banjir masih membutuhkan perhatian khusus. Bahkan, tahun lalu, Kota Semarang pernah dikepung banjir akibat hujan deras dan naiknya air laut atau rob.
“Kesiapan antisipasi setidaknya dapat meminimalisasi dampak banjir,” katanya.
Dikatakannya, pemetaan wilayah yang memiliki potensi banjir telah dilakukan mitigasi. Misalnya di Kelurahan Trimulyo Kecamatan Genuk. “Di wilayah tersebut hingga saat ini masih berlangsung pembangunan infrastruktur. Itu pasti berdampak adanya luapan air masuk permukiman saat musim hujan tiba,” katanya.
Prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), musim hujan diperkirakan datang pada November 2023. “Kami telah menyiapkan personel maupun berbagai mitigasi banjir, kami belajar dari pengalaman,” katanya.
Berbagai upaya yang dilakukan, kata Endro, di antaranya pengerukan sedimentasi di Kali Sringin Lama, Kali Semarang di sekitar Kuningan, Kali Bajak daerah Kelurahan Tandang, Karangroto, dan Kaligawe di depan Polsek Genuk, dan di bawah Flyover Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang.
“Termasuk pembersihan tanaman eceng gondok yang terus dilakukan. Mulai dari Kali Banger, Rumah Pompa Kandang Kebo, Kali Tenggang, dan Sungai Kaligawe yang kini akan selesai,” katanya.
Tidak hanya itu, lanjut dia, pihaknya juga memastikan fungsi mesin dan suplai bahan bakar di 119 stasiun rumah pompa di Kota Semarang.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, kesiapan mitigasi bencana banjir jelang musim hujan telah matang. Pemetaan daerah-daerah rawan banjir pun telah dilakukan.
“Tak hanya pembangunan infrastruktur pengendali banjir, tapi mitigasi dan pemetaan wilayah juga terus kami lakukan,” kata Mbak Ita, sapaan akrab Hevearita Gunaryanti Rahayu.
Sebelumnya, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang telah melakukan upaya penanggulangan banjir dengan revitalisasi saluran air, pengerukan sedimentasi, hingga pengoptimalan rumah pompa.
Antisipasi banjir dilakukan bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng). Sebab, potensi banjir tidak hanya berasal dari sungai kewenangan Pemkot Semarang, melainkan sungai-sungai di bawah Pemprov Jateng dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana. (*)