in

Panduan Menulis Review Buku

Gagasan Awal tentang Review Buku

Review buku di sini, bukan untuk ngiklan. Review buku melakukan meringkas, mengutip, menanyakan apa yang belum terjawab, dan memberikan catatan kritis. Sedangkan ngiklan itu cenderung menutupi keburukan, tidak menyingkap detail, dan mengajak membeli.

Review buku lebih dari sekadar “resensi”. Kalau “resensi”, pijakannya pada unsur “kebaruan” (“recent” berarti “baru”), singkat, dan mengarah ke ajakan membeli.

Review buku bisa panjang, bisa singkat, bergantung pada cara menuliskan review.

Review buku bisa menjadi “prior research” (kajian pustaka), diskusi buku, catatan kritis (berupa analisis dan pembandingan), dll. Review buku berpijak dari skimming dan membuat catatan.

Review buku bisa menjadi profesi. Penulis review yang dipercaya penerbit, akan mendapatkan buku baru dan honor dari penerbit (atau penulis buku) dan tulisannya menjadi bahan pertimbangan pembaca untuk baca atau beli buku itu. Atau tidak.

Pilih Buku yang Menarik

Pertimbangan memilih buku menarik, untuk kamu review, berasal dari 2 hal: “penting” atau trending.

Pertimbangan lain hanya turunan dari kedua faktor di atas. Jarang ada buku yang penting sekaligus trending. Tergantung disiplin ilmu dan genre buku itu.

Detail Teknis Buku

Yang disajikan dalam detail teknis buku:

  1. Cover buku dengan resolusi tinggi. Bisa pakai camera, atau download dari link Penerbit.
  2. Nama penulis. Jika penulisnya 2 orang, gunakan tanda “&” (ampersand). Jika lebih dari 2 orang, tambahkan “(et. al.)”. Jika kumpulan tulisan, ganti nama penulis dengan: “Editor: Nama Editor”. Jika tidak ada, seperti KBBI, tuliskan nama lembaga yang menulis buku.
  3. Judul buku. Berikan Subtitle (jika ada) dalam tanda kurung.

    Misalnya, judul buku:
    Membunuh Indonesia (Membongkar Gurita Kapitalisme Global).

    Atau gunakan _semicolon_ (tanda titik-dua) sebagai ganti tanda kurung, sehingga menjadi:
    Membunuh Indonesia: Membongkar Gurita Kapitalisme Global)

  4. Nama Penerbit. Tuliskan dengan benar. Banyak penerbit besar, memiliki anak-perusahaan. Tuliskan sebagaimana yang ada di “halaman credit di dalam buku”.
  5. Tahun terbit (jika ini cetakan ke-2, tuliskan), misalnya: (Cet. 2), 2021.

Catatan:
Ada buku yang dikeluarkan dalam edisi soft-cover dan hard-cover. Tambahkan nama edisinya.
Amazon, Adobe, dan Apple, mengakui keberadaan “ebook” dan “audio book”. Jika ini edisi “ebook” (yang resmi), sampaikan saja. Atau jika ada keterangan lain, misalnya: ini buku “series”, seperti seri buku “Big Things Simply Explained”, itu juga perlu dituliskan.

Sendirikan “detail teknis” di atas, dalam kotak yang diberi color dan tipografi berbeda.

Lead

Gunakan “lead” (paragraf pembuka) yang sangat singkat.

“Lead” bisa berupa:

1. Pertanyaan (Question)

Bisa lebih dari 1 pertanyaan. Ini pertanyaan yang dijawab dalam buku, agar orang tertarik membaca.
Misalnya: “Siapakah yang paling beruntung ketika netizen mengalami ketergantungan pada Facebook?”

2. Pernyataan (Statement)

Belum tentu berupa kesimpulan. Bisa jadi, ajakan untuk berdialog dengan pembaca, setelah membaca buku.
Misalnya: “Toko belanja online sudah berlaku sebagai bankir. Keuntungan bukan sekadar dari penjualan barang, tetapi pada data pemakai yang siap dibagikan kepada para importir. Buku ini mengulas peta digital konsumen belanja-online di Indonesia.”

3. Quote (Kutipan)

Cari quote, dari buku ini, yang mengejutkan. Jika tidak bisa, cari dari tempat lain yang memiliki hubungan-kuat. Tidak sekadar relevan. Hindari quote yang sudah klise.

Contoh lead yang berupa kutipan:

“Hitler berani berperang menaklukkan sebagian Eropa, namun takut berhadapan dengan selembar kertas kosong (Steven Pressfield). Buku ini menjelaskan bagaimana mengatasi hambatan dalam proses menulis kreatif.”

4. Menantang Common Sense atau Opini Publik

“Menantang” tidak sama dengan “menentang”. “Menantang” bisa berarti kritik, melawan, melakukan penggalian mendalam, sedangkan “menentang” hanya berarti ketidaksetujuan. Banyak buku bagus ditulis untuk menantang apa yang sudah menjadi status quo.

Ini menarik disampaikan sebagai “lead” (paragraf pembuka), agar orang tahu apa tema buku ini dan untuk apa buku ini dituliskan.

Contoh lead yang membuka tantangan:

“Tidak perlu takut makan. Buku ini berasal dari pendapat para dokter dan ahli gizi, tentang 99 mitos yang salah tentang makanan. Terutama bagi mereka yang sedang sakit dan diet.”

5. Nilai

Nilai berarti manfaat atau kegunaan) buku. Ini bisa dibaca dari back cover. Cocok menjadi “lead” pada buku-buku non-fiksi atau kumpulan tulisan (saya tidak pernah menganggap kumpulan tulisan sebagai buku).

Contoh kutipan yang menyampaikan nilai buku:

“Buku ini mengulas tuntas tentang cara mengamankan sistem komputer, tanpa ribet, dengan software gratisan. Bahkan tidak perlu mengerti pemrograman sama sekali.”

6. Janji

Metode “berjanji” sangat efisien untuk menarik minat.

Berjanji berarti kamu secara tidak langsung, nge-date (berkencan) dengan pembaca. Kamu akan membuktikan sesuatu, pembaca akan mendapatkan sesuatu.
Biasanya, di sini janji tersebut tentang kemudahan prosedur, hasil akhir, dan kebersediaan kamu dalam membantu para pembaca.

Contoh lead yang menyampaikan janji:

“Buku ini memuat wawancara dengan 154 ahli, yang memaparkan metode dan tool rahasia di balik kesuksesan mereka. Sebenarnya, kita sudah tahu, namun buku ini lebih menyadarkan agar kita hanya perlu memakainya lagi.”

7. BTS (Behind the Scene)

BTS (behind the scene) buku, bisa menjadi lead, terutama pada buku politik atau sequel yang sudah lama ditunggu.

Ciptakan kesan bahwa pembaca adalah orang yang mendapatkan info pertama, di balik peluncuran buku ini.
Sangat efisien bagi para pembaca yang sudah kenal [nama] penulisnya atau penerbit buku ini memiliki otoritas tinggi bagi pembaca.

Contoh lead BTS:

“Peter Carey menyampaikan cerita yang tidak mudah diterima publik tentang Pangeran Diponegoro dalam buku ini.”

Ringkas Buku Ini ke dalam 1 Kalimat

Berikan perspektif seringkas mungkin.

Orang tidak punya waktu. Mereka bisa membaca sendiri, tetapi mereka butuh pengantar tersingkat darimu. Tujuan review adalah memberikan perspektif, agar pembaca mengambil keputusan: baca, beli, dan membicarakan content buku ini.

Setelah selesai membaca buku, pikirkan: Bagaimana jika buku ini saya singkat menjadi 1 kalimat?

Menyatakan content buku menjadi 1 kalimat itu persoalan membaca tuntas. Bacalah sampai tuntas terlebih dahulu. Setelah itu, coba cari gagasan buku ini, dia menjawab apa, memberikan tawaran apa, atau bagaimana kesan kamu atas buku ini.

Jangan mencontek dari “back cover”. Buat sendiri versi kamu, yang tidak mengandalkan adjective dan apa kata orang lain.

Gagasan Utama Buku

Buku ini berbicara tentang apa? Ringkas ke dalam 3 keyword panjang. 

Gagasan utama, biasanya dijelaskan dalam Pengantar.

Cara saya membaca, untuk buku non-fiksi, biasanya dengan melewatkan Pengantar. Saya lebih suka membaca lama di Daftar Isi, saya menebak bagaimana cara penulis ini berpikir. Mengapa susunannya seperti ini? Kemudian membuka salah-satu “chapter”, mencoba memahami tanpa bantuan dari Pengantar. Jika benar-benar tidak tahu, barulah saya membaca Pengantar. Catatan selama melakukan 3 langkah tersebut, saya bikin catatan untuk review.

Tuliskan gagasan utama buku, menjadi 1 paragraf tersendiri.

Contoh paragraf yang menjelaskan gagasan utama suatu buku:

“Buku ini merekonstruksi pertempuran Belanda melawan pasukan Diponegoro, dengan pendekatan historiografi dan visual. Tujuan buku ini, merevisi pandangan lama, bahwa Perang Jawa (1825-1830) tidak melibatkan negara lain.”

Temukan ide besarnya, kemudian ringkas ke dalam 1 paragraf yang berisi 3 keyword panjang.

Ringkasan (Summary)

Buat ringkasan setiap chapter yang memperlihatkan hubungan antar-bab.

Tujuannya, agar orang tahu, bagaimana gagasan utama di atas, dituliskan menjadi detail per bab. Yang penting ringkas, efisien, dan orang bisa membayangkan gambaran isinya.

5 Poin dari Buku

Bukan rahasia, banyak orang membeli buku namun belum selesai membacanya. Atau telah membacanya namun lupa apa yang bisa mereka ingat dari buku itu. Berikan beberapa poin, sebagai “reward” jika mereka membaca.

Bisa berupa uraian 5 hal (boleh acak) yang bisa mereka dapatkan dari buku ini. Jangan lebih dari 5 dan jangan memaksakan harus 5. Kalau hanya ada 3 juga tidak masalah. Yang penting, berikan sesuatu yang sudah kamu pilih, dari buku ini, untuk pembaca. Mungkin caramu bercerita (mengambil 5 poin ini) akan mereka bagikan kepada kawan mereka, sebagai penanda “saya telah membaca buku ini”.

Gunakan catatan, tulis di kertas, mulailah membaca-ulang sambil mencatat. Percayalah, mengingat dengan cara screenshot dan menulis di atas kertas itu hasilnya berbeda. Buatlah skema gagasan dari buku ini. Akan lebih mudah diingat nanti. Kalau kamu menuliskan-ulang pemahamanmu #dan mengajarkan kepada orang lain, ingatan itu 4 kali lebih kuat.

Hindari “penilaian” (judgement) ketika menjelaskan 5 poin. Kamu hanya perlu mengambil dan menunjukkan.

5 Poin itu bisa berupa:

  1. Sesuatu yang unik, hanya ada di buku ini. Kamu belum perlu menilai, yang penting sampaikan. Ketertarikan itu nomor 1, soal penilaian ada di bagian analisis nanti.
  2. Sesuatu yang “random” (acak).
  3. Detail tertentu.
  4. Apa yang dibutuhkan pembaca. Ingat, ketika membuat “5 poin dari buku” kamu menggunakan “topi putih” (ketika menerapkan “6 topi berpikir” Edward de Bono).
  5. Pertanyaan yang terjawab dalam buku ini.

Chapter Sample

Amazon mengandalkan “chapter sample” gratisan. Orang boleh lihat 1 bab utuh dari buku ini. Untuk _review_ buku, kamu tidak perlu melampirkan (kecuali kamu penjual buku). Sebaliknya, ulaslah 1 bab (yang kamu pilih) dengan tuntas.

Kalau kamu mengiklankan buku, saran saya, berikan 1 sample bab yang boleh dibaca orang. Jangan “memaksa” mereka dengan kalimat, “Penasaran? Beli saja bukunya.”.

Prinsipnya, seperti mengiris daging. Sepotong daging, yang kamu potong dan sajikan, harus bisa membuat orang membayangkan seperti apa keseluruhannya: Apakah ini ikan laut atau ayam? Bagaimana proses memasaknya? dst.

Istilah dan Gagasan Unik Buku Ini

Jelaskan secara ringkas istilah ini menurut penulis ini dan apa ide unik dari buku ini.

Ukuran buku menarik, salah satunya, kalau penulisnya punya gagasan berbeda. Biasanya dibuktikan dari adanya kata atau istilah yang khas dari penulis itu. Slavoj Zizek, misalnya, memiliki terminologi sendiri, dari apa yang ia pelajari dari Jacques Lacan dan Marx. Michel Foucault memberikan pengertian baru pada istilah “seks”.

Orang tuntas membaca pemikiran seseorang, atau sebuah buku, bisa dilihat dari penguasaan dia atas terminologi kunci. Salah-pakai atau mengaburkan istilah dari pengertian yang dimaksudkan, hanya menunjukkan kalau dia tidak membaca buku ini dengan tuntas.

Jelaskan arti terminologi ini dengan ringkas. Beritahukan kepada pembaca, di mana uniknya buku ini.

Biografi Singkat dan Otoritas Penulis

Siapa penulisnya? Apakah ia ahli dalam bidang ini?

Singkat saja, siapa penulis ini? Tunjukkan bahwa dia pakar dalam masalah di buku ini. Tujuannya untuk mengenal lebih dekat dan menaikkan “trust” (kepercayaan) pembaca.

Pertanyaan yang Terjawab dan yang Belum Terjawab

Membaca selalu berarti membaca bersama, karena setiap buku dituliskan bukan untuk 1 orang.

Cobalah bertanya selama membaca:

  • Apa yang bisa terjawab dari buku ini?
  • Jika secara eksplisit buku ini menjawab pertanyaan, apakah jawabannya memuaskan?
  • Adakah yang belum terjawab?

Tuliskan itu menjadi 2-3 paragraf atau lebih.
Jika jawaban ini sepenuhnya bisa kamu kutip (quote) dari dalam buku, tunjukkan. Jika hasil ringkasan kamu, tuliskan dengan ringkas.

Analisis

Analisis yang saya maksudkan di sini, #bukan metode “analisis”. Bebas saja, jangan terikat harus menggunakan metode tertentu. Saya lebih suka menggunakan “strategi berpikir” (bukan perangkat berpikir bernama metode analisis tertentu): berpikir convergent, berpikir divergent, dan berpikir lateral. Saya sudah menuliskan ini dalam “Strategi Berpikir”, yang berisi intisari teori-teori berpikir, untuk melampaui berpikir kreatif, dan memecahkan masalah.

Buku ini untuk Siapa?

Buatlah secara spesifik, siapa konsumen buku ini. Apakah peminat sastra? Mereka yang ingin mencari fakta tentang..?
Trik yang perlu diterapkan, sadarkan pembaca bahwa buku ini diciptakan dengan keseriusan, proses panjang, dan alasan mengapa harus dituliskan untuk konsumen tertentu.

Quote (Kutipan)

Sebagai penjelas saja, cantumkan beberapa “quote” yang menarik dari buku ini. Pastikan ada quote di dalam _review_ buku. Kalau pembaca melupakan semua yang kamu tulis, setidaknya ia mendapatkan 1 quote menarik dari buku ini.

Catatan Lain

Sebagai pelengkap, ada baiknya menambahkan bagian lain:

  1. Perkiraan, seperti apa prediksi peminat buku ini?
  2. PMI (Plus, Minus, Interest). Jangan hanya menyajikan “plus-minus”, tuliskan juga aspek “interest” (hal menarik) dari buku ini. “Interest” itu yang berada di luar plus-minus, terbebas dari dualitas penilaian, dan bisa mengundang percakapan lebih lanjut.
  3. Kehadiran Buku Lain, Penulis Sama, atau Penerbit Sama. Suatu buku tidaklah sendirian. Mungkin menarik jika dikomparasikan dengan karya penulis yang sama, atau buku dalam 1 genre, dst.

Jangan atribusikan sesuatu yang tak ada dalam buku ini, seolah-olah ada dalam buku ini. Tuliskan apa adanya, secara natural. Sebagaimana berita, kamu harus faktual. Menambahkan opini tidak masalah, tetapi jangan mengada-ada. Jika tetap ingin menghangatkan perbincangan, buatlah dalam bentuk kalimat tanya.

Kebanyakan orang membaca _review_ buku karena mereka ingin tahu apa kata orang yang sudah membaca. Jangan mengecewakan mereka dengan menjelaskan content yang tidak tersedia. Ingat selalu kata George Orwell, “Tunjukkan, jangan katakan” dan terapkan selalu “disiplin verifikasi” jika menggunakan sumber dari luar untuk membuat pembandingan (comparison) dan analisis.

Bayangkan dirimu menjadi pembaca, buatlah catatan selama membaca. Apa yang kamu dapatkan, tuliskan dalam review. Saya sudah menuliskan “Menjawab 4 Pertanyaan tentang Membaca Buku” sebagai referensi tambahan.

Ajakan Bertindak (CTA, Call to Action)

Ajakan bertindak untuk membaca atau membeli, perlu diletakkan di akhir.

Banyak pembaca yang main scroll melihat seperti apa ending tulisan kamu. Isi bagian akhir itu dengan “ajakan bertindak” (CTA, call to action) atau alamat link di mana mereka bisa membeli dan melihat tulisan lain.

——-

Jika kamu menggunakan website berbasis WordPress,, bisa menggunakan (atau membuat) “template” postingan berbentuk book review atau mengaktifkan “rich text format” standar Schema, agar tulisan _review_ buku kamu keluar di Google sebagai tulisan berbentuk _review_ buku, bukan berita atau artikel.

Buatlah catatan selama membaca buku. Apa yang kamu ingat dari buku, bisa jadi itu “ingatan palsu” (false memory), namun tidak jika berbentuk tulisan. Saya lebih suka melakukannya ketika membaca ebook di Android atau laptop.

Saya “terpaksa” menulis tutorial _review_ buku ini atas _request_ dari kawan-kawan yang suka menuliskan resensi buku. Secara pribadi, saya suka membaca buku, tetapi karena alasan “lingkungan-hidup” saya tidak mau menerbitkan buku berbentuk kertas, serta menolak acara bedah buku (atau peluncuran buku) yang bersifat komersial atau advertorial.

Jika kawan-kawan tertarik mengulas buku itu bagus, namun lebih bagus lagi jika memperbanyak menulis. Jangan berhenti menjadi konsumen, jadilah produsen.

Tetaplah melawan. Teruslah membaca dan menulis. [dm]