in

Rahasia Menulis Artikel (dalam 21 Tips Pro)

Semua tips profesional. Nggak berat. Jangan abaikan faktor di luar penulisan.

(Credit: jesadaphorn)

Kumpulan tips ini saya tuliskan selama 3 bulan. Setiap membaca artikel dan menyunting tulisan orang, saya membuat catatan kecil. Jadilah kunpulan tips ini.

Hindari “menilai” tanpa menunjukkan ukuran jelas.

Hindari adjective dan adverbs, jika tidak punya ukuran yang jelas. “Dia kaya” itu ukuran tidak jelas. “Dia memiliki 8 restoran di 8 kota,” itu ukuran jelas. Tunjukkan penilaian dengam ukuran yang jelas, tanpa mengatakan penilaianmu.

Buatlah “Terlihat” dan “Bergerak”

Selalu imajinasikan secara visual dan menggunakan gerakan.

  • Visual berarti “tampilan terlihat”. Pakai skema, infografis, tabel, pembandingan data dan angka, penjelasan yang dapat dilihat (bukan hanya dibaca).
  • Gerakan memperlihatkan transformasi (perubahan bentuk). Dari ” before” ke “after”. Dari “anggapan yang salah” ke “fakta sebenarnya”.

Tujuan orang membaca, agar mereka berubah dari tidak tahu menjadi tahu, dari mengerti menjadi paham, dari tidak mau menjadi melakukan, dari ragu menjadi membeli.

Daftar Kemampuan

Buat daftar skill dengan kategori: “saya harus bisa ini” dan “sebaiknya saya bisa ini”. Asah terus kemampuan itu, setiap kamu menulis.

Contohnya begini:

Editing: 1. Menulis judul; 2. Membuat lead; 3. Mengutip referensi; dst.

Kuantitas membentuk kualitas. Konsisten. Reguler. Pencapaian terukur.

Latihan di Luar Menulis

Ketika kamu berbicara, sebenarnya kamu sedang menulis. Termasuk ketika chat, membalas email, berkomentar, bercerita. Kamu berlatih “menulis” ketika berbicara, mendengarkan orang lain, mengamati sesuatu, chat, nge-twit, menulis status, dll. Semua itu bisa asah dan latih kemampuanmu menulis.

Keluar dari Zona Nyaman

Jangan berhenti pada 1 bentuk dan 1 gaya. Kalau kamu bosan dengan tulisanmu sendiri, berarti kamu di zona nyaman.

Sadari Terjadinya Kecelakaan Kreatif

Seperti: ditolak penerbit, tulisan tidak dimuat, sepi pembaca, tidak ada reaksi, dll. Termasuk: sulit menulis lead, tidak tahu referensi mana yang bagus, dll. Pelajari mengapa kamu gagal. Masalah yang teridentifikasi dengan baik, dengan sendirinya menyediakan solusi.

Setiap Ada Trouble, Siapkan Solusi Terbaik

Buatlah daftar masalah. Buat tanda panah-kanan untuk mengatasi trouble itu. Biasakan sampai menjadi implikasi tindakan. Misalnya, trouble kamu berupa, “Saya ingin tahu asal-usul kata ini..”. Solusi kamu, ” Buka Etymonline, Urban Dictionary, dan Lexicon”. Semakin banyak masalah, semakin bagus. Perbaiki daftar ini, terutama di bagian “Solusi”.

Sudut Pandang Berbeda

Sudut-pandang berbeda itu soal posisi kamu berada di mana. Tujuan sudut pandang berbeda untuk menemukan cara-pandang berbeda. Ini tidak sekali-jadi. Seperti orang memotret. Bagaimana kalau saya di posisi itu? Bagaimana kalau saya lihat dengan kamera terbalik? Jangan menggunakan cara-pandang yang sudah-umum. Cobalah beranjak dan mencoba dari bermacam-macam sudut-pandang.

Ungkapkan, Jangan Cari Kesan.

Expression, not impression. Hindari pencitraan. Selalu jujur, terbuka, dan actionable.

Mulai dari 1 Gagasan Jelas

Awal sederhana, pertanyaan sederhana, bisa mengarah ke gagasan jelas. Jangan membangun ide kompleks. Terjemahkan gagasan itu menjadi 1 kalimat yang sangat jelas. Uraikan menjadi 3-5 kalimat penjelas, jangan lebih. Coba seringkas dan sejelas mungkin. Kamu menuliskan apa yang #harus dibaca orang, bukan apa yang #ingin kamu tuliskan. Membuang, memangkas, dan mengganti adalah bagian dari kerja-kreatif.

Touchpoint

Seperti sebuah rumah makan, orang bisa dengan mudah menemukan tempat memesan, apa saja menunya, dan di mana bisa membayar. Tidak lupa, bungkus dan bawa pulang.

Bagaimana menerapkan analogi restoran itu dalam menulis?

Selama editing, tanyakan ini: Saya mau menulis apa di sini? Kalimat mana yang menunjukkan gagasan saya? Sudahkan terjelaskan dengan kalimat lain? Singkatnya, pembava tahu, di bagian mana mereka bisa temukan itu. Beri subheading, blockquote, garis-bawah, dan cetak tebal untuk menarik perhatian. Tambahkan ringkasan dan bagian yang mudah diingat pembaca, untuk mereka “bawa pulang”.

Buat Sparknotes

Catatan 1-3 paragraf, yang bisa kamu jadikan sarana melatih kemampuan menulis, ekspresi pengalaman kamu, jejak membaca kamu, atau draft yang nanti bisa kamu kembangkan. Coretan kamu tidak harus utuh dan sempurna.

Jangan menulis sambil menyunting. Tulis dulu, edit nanti.

Kamu bisa baca ini:

✔️ Lebih Cepat Dimuat di Media Online (Daftar Periksa Editing Berita dan Artikel)

Sintesis dan Pembuktian

Buat tulisan sintesis, yang membuat hubungan eksplisiit antara argumen dan pembuktian, dari sumber yang sama atau berbeda.

Ajak Iblis Menyunting Tulisanmu

Biasakan meminta Iblis untuk menilai tulisan kamu. Dengarkan suara dari luar. Ini bisa melatih pikiran terbuka. Setiap selesai melakukan editing, katakan kepada diri-sendiri, “Iblis sudah ikut menyunting tulisan saya”. Iblis berarti musuhmu, kemalasanmu. Kamu tidak membuat musuhmu marah karena salah-kutip omongan musuhmu.

Outline dan Perubahan Pendapat

Buat outline, baru kemudian jabarkan. Langsung menulis apa yang kamu pikirkan, bisa menghabiskan banyak kertas dan waktu. Buat outline dulu, periksa lagi dan lagi, setelah itu kerjakan outline, jabarkan dan jelaskan. Beri peluang berubah, jangan terlalu ketat pada outline, terutama jika kamu bertemu data yang mengubah pemdapat awal kamu. Jangan berasumsi, berpijak selalu pada penalaran dan data.

Tentang cara uji data, baca ini:

Cara Uji Data (Ampuh dan Paling Cepat)

Belum Punya Ide?

Kalau belum ada ide, kamu bisa berlatih menanggapi atau memberikan umpan-balik atas ide mentah itu.

Kalau kamu merasa ide kamu masih mentah, baca ini:

Lakukan Ini Jika Merasa Ide Kamu Masih Mentah

Tulisan-jelas berasal dari pikiran-jelas. Latih cara kamu berpikir, karena berpikir itu kemampuan yang bisa dilatih. Berpikir tidak sama dengan mencari referensi, tidak sama dengan memakai hasil pemikiran orang lain.

Tidak ada “kebetulan” dalam tulisan bagus. Tulisan yang  bagus, berasal dari ide-ide lain yang digabungkan, diperbaiki, menjadi lebih baik. Biarpun suatu .asalah sudah pernah dibahas orang lain, kamu bisa bahas dengan cara yang lebih baik.

Teknik ini disebut “skyscraper”, sebagaimana dijelaskan Brian Dean dari Backlinko.

Teknik “Skyscraper” yang Terkenal ItuTeknik “Skyscraper” yang Terkenal Itu

Mengatasi yang Tidak Perlu

Setidaknya, singkirkan yang tidak perlu.

Mana yang harus kamu buang?

  • Kata-kata tanpa tujuan. Eufemisme yang mengaburkan.
  • Preposisi yang tidak efisien.
  • Data yang sudah usang atau data yang bertentangan dengan temuan terbaru.

Orang Tidak Mau Membaca, Mereka Ingin Melihat Gambar

Skimmable. Pastikan pembaca bisa skim tulisan kamu. Bukan hanya scan. Skim berarti membaca dengan teliti. Tulisan kamu hanya berisi hal-hal terpenting. Ingat selalu, kamu sedang menyita perhatian pembaca. Buat block paragraf selalu singkat. 3-5 kalimat, paling panjang. Tahan mata pembaca, dengan memberikan nutgraph, berupa: subheading, gambar, grafis, video, block quote, dan link dari luar.

Selalu Dekat dengan Ending

Dekat dengan ending. Sebagaimana cerita film yang menjanjikan, buatlah pembaca merasa dekat dengan “ending”. Berikan interupsi yang menarik. Atur tipografi dengan menampilkan warna link berbeda, ukuran huruf berbeda untuk “block-quote”, caption, dll.

Buat Lebih Jelas Lagi

Jelas dan lebih jelas lagi. Hapus teks yang tidak relevan.

Jalan pintas agar tulisan kamu jelas:

  • Gunakan kalimat subyektif yang menyatakan maksud. Misalnya: “Singkatnya, pendapat saya begini..”.
  • Kurangi adjective dan adverb. Termasuk qualifier seperti: sangat, sedikit, sejumlah, terlalu. Ukuran yang tidak jelas, mengaburkan fakta, hilangkan saja.
  • Selalu to the point. Singkirkan penghalang dalam tulisan, yang membuat pembaca tidak langsung mencapai apa yang kamu katakan. Misalnya: “Hasil penelitian itu dapat kamu lihat di tabel ini:”.
  • Tidak perlu menjelaskan hal-hal kecil.
  • Jika sudah jelas, tidak perlu memakai analogi. Singkirkan hiperbola, eufemisme, dll.

Kuantitas Membentuk Kualitas

Jangan abaikan kuantitas. Hampir semua penulis, memakai aktivitas menulis sebagai ritual harian. Mereka bahkan mentarget kuantitas. Tidak ada kualitas tanpa dibuktikan dengan kuantitas. Semakin banyak kamu menulis, semakin mengerti jalan kreatif kamu sendiri.

Pakai Google Keep dalam 3 Bulan Saya Tulis 115 Artikel

Kalau hanya “pernah” atau “mencoba”, itu jauh dari kuantitas dan tidak layak diakui kualitas. Menulis sebanyak mungkin, setiap hari. Kualitas akan “menjadi” dengan sendirinya. [dm]