in

Menuju World University, Dosen-Mahasiswa hingga Penjual Makanan Wajib Berbahasa Inggris

SEMARANG (jatengtoday.com) – Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang belakangan ini kerap mencuri perhatian publik dengan berbagai inovasi.

Kali ini, kampus berbasis Information Technology (IT) yang berletak di sekitar kawasan Tugu Muda ini melaunching program Daily English Speaking Atmosphere at Kampus Udinus (DESA-KU).

Melalui program DESA-KU ini bertekad mengubah Udinus menjadi kampus Inggris. Sebab, akan diterapkan penggunaan Bahasa Inggris dalam komunikasi sehari-hari. Karyawan, dosen, mahasiswa, bahkan penjual makanan di kampus ini nantinya wajib menggunakan Bahasa Inggris.

“Bahasa Inggris akan menjadi bahasa sehari-hari dalam pengajaran maupun kegiatan kampus. Program tersebut rencananya akan mengubah lingkungan sekitar Udinus menjadi kampus Inggris,” kata Koordinator Umum DESA-KU Project, Dr. Drs. Jumanto M.Pd, dalam lauching DESA-KU Project di Aula Gedung E Universitas Dian Nuswantoro Semarang, Rabu (18/7/2018).

Ini menjadi awal dimulainya program berbahasa inggris di lingkungan kampus Udinus. “Saat ini telah berjalan tahap sosialisasi bagi dosen dan karyawan. Program tersebut memotivasi dan membiasakan penggunaan bahasa Inggris di lingkungan masyarakat dan menciptakan kampung Inggris di wilayah Udinus,” katanya.

Menurutnya berbicara bahasa Inggris harus dibiasakan langsung berbicara tanpa takut salah. “Nanti dalam pelatihannya, sivitas akademika Udinus dan masyarakat akan langsung berbicara dengan bahasa Inggris. Kami juga akan ajarkan para penjual makanan, instansi pemerintah, dan lainnya agar tak takut berbicara bahasa inggris saat beraktivitas sehari-hari,” ujarnya.

Jumanto mengungkapkan, DESA-KU Project lebih berfokus pada makna yang disampaikan kepada penerima pesan, tidak fokus mendalam kepada penggunaan tata bahasa Bahasa Inggris (Grammar).

“Kesadaran mengenai nilai tambah atas kemampuan dan ketrampilan berbahasa Inggris harus ditekankan kepada masyarakat Indonesia,” imbuhnya.

Menurutnya, selama ini masyarakat anti terhadap penggunaan Bahasa Inggris disebabkan kesulitan dalam grammar. “Memang grammar jadi momok masyarakat Indonesia, namun kami akan memotivasi dan tentunya kami akan ajarkan. Kunci utamanya adalah jangan takut salah,” ungkapnya.

Lebih lanjut, rencananya DESA-KU Project akan terus disosialisasikan dan diperdalam selama kurun waktu 2 tahun mulai 2018 hingga 2020 mendatang. Program tersebut akan terbagi dalam dua tahapan, yakni internal Udinus yang akan dilakukan selama 1 tahun.

“1 tahun berikutnya akan membiasakan penggunaan bahasa Inggris di masyarakat sekitar kampus,” katanya.

Kepala Humas Udinus, Agus Triyono, S.Sos MSi menegaskan kebiasaan berbahasa Inggris di lingkungan kampus menjadi awal Udinus menuju ‘World University’ yang menjadi cita-cita seluruh civitas akademika Udinus.

“Habit ini bagus dan perlu didukung oleh seluruh sivitas akademika dari mulai dosen hingga mahasiswa. Karena dengan menguasai Bahasa Inggris, maka akan mempermudah komunikasi dan memperluas jaringan ke mancanegara,” katanya. (*)

Editor: Ismu Puruhito

Abdul Mughis