Berita baiknya, kalau selesai membaca tulisan ini, akan ada gambaran bagaimana belajar menjadi programmer dengan cepat. Cara ini bisa kamu terapkan dalam belajar desain, dan -subject- (pelajaran) yang dianggap sulit oleh kebanyakan orang.
Kalau mau berhasil belajar bahasa pemrograman, bisa saya ringkas menjadi begini: 1. Pelajari dasar-dasar pemrograman, seperti: input, variable, conditional if, dll. Semua bahasa pemrograman diawali dengan mengerti dasar-dasar tadi. 2. Gunakan roadmap berbasis project. Roadmap itu mau mengerjakan apa, urutannya bagaimana. Dan basisnya adalah membuat project. Misalnya, kita buat aplikasi to-do list, yang intinya diminta setel timer dan menampilkan pesan. Itu paling dasar. Dengan membuat project kecil, kita menerapkan apa yang kita pelajari.
Bahkan kamu bisa langsung di langkah nomor 2 ini. Seperti halnya, ketika belajar mengetik dengan Microsoft Office, kamu mendapatkan project menulis surat izin, itu sama halnya dengan mempelajari pengertian paragraf, cara mengganti font, dll. Lebih cepat dan lebih mudah paham.
Saya sudah menerapkan cara ini kepada orang-orang yang ingin belajar bahasa pemrograman dan desain.
Sebagian kawan saya bercerita tentang kegagalan belajar pemrograman. Motivasi, kuat sekali. Fasilitas, lengkap. Pacar dan orang tuanya mendukung. Ada biaya.
“Mengapa kamu merasa gagal?” tanya saya. Kemudian ia bercerita. Ceritanya, ia membaca tutorial tentang belajar pemrograman php. Kemudian ia praktekkan. Install Apache, XAMPP, dan MySQL. Sering error ketika instalasi. Ia hanya bisa belajar di depan laptop, sebab untuk belajar, harus install 3 aplikasi tadi.
Selain itu, tutorial yang ia ikuti, mengharuskan belajar dari nol. Project awal yang ia praktekkan, membuat database sekolah. Absensi, nilai, dll. Gagal. Kemudian, ia menyerah.
Mengobati rasa kecewa, kawan saya beralih belajar desain. Ia sering bertanya, “Bagaimana cara edit foto? Bagaimana cara membuat cover majalah cetak?”. Sesuatu yang katanya sangat ia butuhkan.
Pada hari tertentu, ketika pacarnya mengalami -post-menstrual syndrome- (PMS), edit foto pacar bisa menjadi bukti kalau ia cinta pacarnya. Selain itu, ia memang sangat suka desain.
Setiap buka YouTube, ia mencari tutorial edit foto. Install Corel, Install Adobe Photoshop, dst. Bahkan tambah memory DDR3 dab upgrade VGA, agar hasil desain lebih keren, “sesuai” apa kata tutorial.
Apa yang terjadi kemudian, hampir mirip dengan kasus pertama, ketika ia belajar bahasa pemrograman. Gagal. Progress dan hasil desain, nggak keren.
Energinya habis untuk persiapan yang nggak mendasar.
Jadi, mengapa ia gagal?
Sebelum menjawab pertanyaan ini, saya akan ceritakan, dari perspektif orang yang sudah berhasil menguasai bahasa pemrograman dan desain, tentang bagaimana sebaiknya mempelajari kedua -subject- itu.
Ini kata orang yang sudah berhasil. Banyak orang gagal belajar pemrograman dan desain, karena mereka langsung diminta untuk menginstall aplikasi. Sehingga saya sangat sering mendapatkan pertanyaan, “Kalau mau belajar desain, saya harus install aplikasi apa?”.
Jawaban saya, “Jangan dulu. Ada yang lebih penting dari itu: mempelajari prinsip-prinsip desain. Saya pernah melakukannya dan berhasil. Bukan karena keberuntungan. Waktu saya tidak habis untuk “belajar dari pengalaman”. Banyak orang merasa desainnya bagus, tetapi tidak mengerti prinsip grid dan color harmony. Akhirnya, waktunya capek untuk revisi. Faktornya: tidak mempelajari dasar-dasar desain.
Belajar pemrograman itu mudah. Kamu hanya perlu waktu 1 bulan, fokus belajar. Memang, tidak langsung ahli, tetapi kamu akan mengerti, setelah ini mau belajar apa. Memang semudah itulah belajar bahasa pemrograman. Begitu kamu mempelajari prinsip-prinsip dasar pemrograman, maka ketika memasuki bahasa pemrograman yang kamu pilih, semua akan menjadi lebih mudah. Programmer tidak berhenti belajar.
Bahkan jangan dulu bertanya bahasa pemrograman apa yang paling relevan kamu pelajari dan bernilai mahal. Ada banyak statistik, punya data akurat, bahwa yang paling dibutuhkan dan mahal adalah: Javascript, Pyhton, Java, dan jQuery.
Tidak perlu pilih bahasa pemrograman mana yang mau kamu pelajari. Itu soal nanti. Yang kamu perlu pelajari, sebagai langkah awal, adalah mempelajari prinsip-prinsip dasar pemrograman.
Apa yang perlu dipelajari? Belajarlah logika. Targetnya, bisakah kamu menceritakan alur mulai dari masalah ke solusi? Misalnya, ini masalah: “Saya ingin membuat aplikasi -to do list-, yang berfungsi untuk menuliskan apa yang akan saya kerjakan hari ini, dan alarm akan berbunyi 5 menit sebelum rencana itu mencapai waktunya.”
Gambarkan, bagaimana alur kerjanya.
Suatu masalah belum dianggap sebagai masalah, jika tidak bisa divisualkan.
Berikutnya, pelajari apa itu output, variable, tipe-tipe variable, input, conditional, dst. Cara menulis, menampilkan, menyisipkan, dan update. Ini dasar semua pemrograman. Semua memakai pemrograman prinsip sama. Dasarnya sama. Mau belajar pemrograman apapun, akan ketemu istilah itu.
Ada aplikasi Android yang sangat keren, yang berfungsi untuk mempelajari pemrograman, seperti orang bermain game. Namanya: “Programming Hero“. Ada di PlayStore. Saya sarankan download versi premium. Kalau kamu pernah belajar bahasa asing dengan Duolingo, maka kamu akan menemukan metode yang hampir sama.
Kamu tidak perlu install aplikasi pemrograman. Programming Hero memberikan konsep, pertanyaan, perbaikan, kemudian input bisa langsung ditampilkan. Intinya, agar kamu menguasai dasar-dasar pemrograman.
Dengan menerapkan prinsip belajar yang ketat, kamu bisa pelajari bahasa Python dalam 1 bulan.
Saya memakai roadmap yang ada di sini:
Learn and Master Python in a Month
https://medium.com/@jhankar.mahbub/learn-and-master-python-in-a-month-b1acc94d5f32
Belajar desain, juga demikian. Banyak orang sudah berhasil membuat cover, dan diakui bagus oleh client, tetapi sebatas bisa memakai Corel dan Photoshop. Tahu masalahnya? Mereka tidak mempelajari prinsip-prinsip dasar desain.
Apa saja prinsip-prinsip dasar desain itu? Komposisi, keterbacaan, color harmony, typography, dst. Saya bisa koreksi mengapa komposisi layout halaman majalah tidak bagus, hanya karena mengerti konsep “complex grid” dari Kurt Gerstner, bilangan Fibonacci, dan golden mean dalam desain. Sampai akhirnya saya bisa membuat grid versi saya, untuk layar Android 1080×1920 horizontal dan vertical.
Saya sarankan, belajarlah mencorat-coret di atas kertas lagi. Pakailah kertas bekas, pensil, buatlah sketsa. Hasilnya akan lain. Banyak pembelajar desain tidak mau belajar drawing. Tidak tahu bagaimana mengarsir, mewarnai, menulis dengan drawing pen. Akhirnya, kurang ada sentuhan-art- di hasil desain mereka.
Jangan terburu-buru pegang aplikasi.
Saya suka memakai Canva. Template dan contoh desain di Canva, sangat instant, hasilnya bagus. Canva saya pakai untuk mengajarkan prinsip-prinsip desain. Semua orang suka Canva.
Kegagalan dalam belajar pasti terjadi jika melupakan konsep dasar dan tanpa roadmap.
Itu sebabnya, banyak kursus dan pelatihan tidak berhasil. Mereka melupakan dasarnya, langsung ke aplikasi.
Setiap orang yang telah berhasil belajar, memiliki road map, yang menceritakan bagaimana ia bisa sampai berhasil menguasai suatu subject pembelajaran. Kadang berbeda dengan cara yang pernah ia lalui. Lebih cepat. Hasilnya lebih baik.
Saya berhasil belajar Corel hanya dalam waktu 10 jam. Setelah 10 jam, saya bisa printing, membuat undangan, dll.
Ketika belajar Corel, saya sudah mengenal Photoshop, sejak edisi pertama. Jadi, saya punya roadmap. Rute mana yang akan saya tempuh, apa saja yang mau saya pelajari ketika akan belajar Corel. Bagaimana menengahkan 2 object vertikal dan horisontal, menduplikasi object tanpa Ctrl+D, tracing, transform, dst. Banyak “kebutuhan” yang hampir sama di Photoshop dan Corel.
Roadmap sebaiknya berbentuk project.
Suatu project dapat menggabungkan beberapa materi dalam 1 session. Misalnya, saya ingin membuat sticker 2 warna. Itu artinya, di project ini, ia sudah belajar membuat kotak, alignment horizontal vertical, memilih font, transform, dst.
Project menjanjikan hasil. Pilih yang termudah dan terlihat. Berhasil membuat aplikasi “to do list”, itu lebih keren daripada gagal membuat aplikasi database sekolah. Kalau sedang belajar caranya memakai pensil, bisa mengarsir itu sudah keren. Tidak harus menggambar manusia utuh. Bisa menerapkan metafora dan pintar memilih diksi, menjadi suatu kalimat, dalam belajar menulis puisi, itu sudah bagus. Tidak perlu harus utuh membuat 1 puisi.
Pelan-pelan, pembelajar akan memasuki level berikutnya.
Itulah rahasia di balik proses belajar cepat. Pelajari dasar-dasarnya. Tentukan target. Buat roadmap. Kerjakan dalam bentuk project. Naik ke level berikutnya.
Begitulah caranya mempelajari sesuatu. Tidak terbatas hanya pemrograman dan desain. [dm]