SEMARANG (jatengtoday.com) – Sejak ditulis tahun 1960-an dan dipublikasikan 1975 silam, lagu berjudul Bohemian Rhapsody milik Band Rock “Queen” hingga zaman milenial tetap “menggila”. Queen meninggalkan jejak misterius, salah satunya kata Bismillah yang tersemat di balik lagu aneh tersebut.
Freddie Mercury menjadi sosok jenius sekaligus misterius di balik terciptanya lagu tersebut. Hampir seluruh badan lagu Bohemian Rhapsody menampilkan genre aneh dibanding standar lagu normal.
Mulai dari struktur akord, ritme yang cepat dan berubah-ubah, berdurasi panjang yakni 6 menit (standar lagu waktu itu 3 menit), komposisi vokal paduan suara berkonsep opera, hingga sematan lirik kata yang tidak diketahui maknanya oleh publik.
Pengamat musik dunia sendiri kesulitan dalam menerjemahkan lagu tersebut. Sejumlah pihak menyebut adanya muatan Lucifer berisi mantra Galileo Galilei yang merupakan seorang penyempurna teleskop berhaluan illuminati.
Freddie Mercury juga dikenal sebagai penganut Zoroaster, sebuah agama yang berasal dari daerah Persia Kuno atau kini dikenal dengan Iran. Percaya hanya ada satu Tuhan yang universal dan Maha Kuasa, yaitu Ahura Mazda.
Freddie bersama Queen berani mendobrak kebebasan berekspresi melalui lagu sejak zaman itu. Dalam lagu tersebut sedikitnya terdapat empat genre yang digabungkan, yakni akapela, balada, opera, dan rock.
Istilah-istilah yang disematkan di dalam lagu tersebut juga tidak dijelaskan secara gamblang. Sebab, Queen membebaskan pendengar menerjemahkan sendiri mengenai Bohemian Rhapsody.
Kejeniusan karya Freddie Mercury membuat hampir seluruh musisi di dunia mengenal dan mengangkat topi untuk Freddie. Tak salah, Freddie bersama Queen hingga kini menjadi legenda rock yang dicintai di seluruh penjuru planet ini.
Disayangkan, kisah sang bintang gemilang ini harus berakhir tragis. Freddie divonis mengidap virus HIV/AIDS hingga akhirnya meregang nyawa pada 24 November 1991 di London, Inggris di usia 45 tahun.
Sutradara Bryan Singer dan Penulis Anthony Mccarten mengangkat kisah nyata ini ke dalam sebuah film berjudul “Bohemian Rhapsody” secara apik. Dibintangi oleh Rami Malek, Lucy Boynton, Gwilym Lee, Ben Hardy, Joseph Mazzello, Aidan Gillen, Tom Hollander, Allen Leech, dan Mike Myers, Bohemian Rhapsody mampu mencuplik perjalanan kisah band Rock legendaris Queen sejak awal berdiri.
Dikisahkan, Freddie sebetulnya memiliki nama asli Farrokh Bulsara. Ia merupakan pria keturunan Persia Iran dan pernah tinggal di India. Karena ada konflik pembantaian orang Arab dan India, ia bersama kedua orang tuanya, Bomi dan Jer Bulsara, serta adik perempuan, Kashmira, menjadi imigran di Inggris.
Masa kecilnya dihabiskan di India, mulai mempelajari piano pada usia tujuh tahun. Pada tahun 1954, yakni usia delapan tahun, ia dikirim untuk belajar di St. Peter School. Pada usia 12, ia membentuk band sekolah bernama The Hectics, dan menyanyikan ulang lagu rock and roll karya Cliff Richard dan Little Richard.
Ia juga dikenal sebagai anak cerdas yang memiliki kemampuan bermusik di atas rata-rata. Usai mendengarkan radio, Freddie kecil langsung bisa menirukan di piano. Salah satu temannya sering memanggil dengan panggilan “Freddie”. Tahun 1964, ia mengganti nama menjadi Freddie Mercury.
Sepanjang perjalanannya, pemuda pendiam dan pemalu itu juga pernah bergabung dengan sejumlah band, seperti band Ibex (1969), kemudian berganti nama menjadi Wreckage. Ia juga pernah bergabung dengan band Sour Milk Sea. Namun keduanya gagal terkenal.
Pada April 1970, Freddie bertemu dengan temannya, gitaris Brian May dan drummer Roger Taylor yang sering bermain di kafe. Brian May dan Roger Taylor sedang mencari vokalis sebelum akhirnya Freddie menawarkan diri. Band baru itu diberi nama Queen atas permintaan Freddie sebelum akhirnya menggemparkan dunia musik rock.
Selama kariernya, Freddie melakukan kurang lebih 700 konser di berbagai negara di seluruh dunia bersama Queen. Salah satu konser paling fenomenal adalah Live Aid di Stadion Wembley, London, pada tahun 1985 dengan penonton 72.000 orang. Tercatat sebagai siaran langsung terbesar dalam sejarah pertelevisian, dengan 1,9 miliar pemirsa di 150 negara menyaksikan tayangan tersebut secara langsung di televisi. Penampilan terbesar dalam sejarah musik rock.
Tahun 1986, Queen juga bermain di The Iron Curtain di hadapan 80.000 orang di Budapest, yang merupakan salah satu konser musik rock terbesar yang pernah diadakan di Eropa Timur. Live performance akhir Freddie dengan Queen berlangsung pada 9 Agustus 1986 di Knebworth Park Inggris dengan disaksikan 300.000 penonton.
Bohemian Rhapsody menjadi salah satu lagu paling fenomenal. Terdapat jejak kegelisahan atas jalan hidup yang ditempuhnya. Namun dituangkan secara filosofis yang sulit diterjemahkan dan memunculkan berbagai macam pemahaman. Sedangkan Queen sendiri membiarkan publik untuk menerjemahkannya.
Tepatnya di bagian paduan suara opera, terdapat kalimat yang menunjukkan pertentangan idealisme atau perang batin antara mana jalan baik dan buruk. Satu sisi ia harus menempuh jalan normal sebagaimana orang di sekitarnya, tapi di sisi lain ia harus mengikuti kata hati sabagai jalan hidup yang dipilihnya.
“I see a little silhouetto of e man, scaramouche, scaramouche, will you do the fandango!”
Scaramouche bisa diartikan “pecundang”, sedangkan “fandango” adalah tarian dari Spanyol. Ia berusaha menggambarkan sebuah perkelahian idealisme dalam batin. Tetapi perang itu digambarkan menggunakan sebuah tarian “fandango”. Sedangkan Beelzebub merupakan istilah setan.
Di dalam bagian lirik juga menyebut kata “Bismillah”, jika menilik latar belakang Freddie, kata tersebut disematkan karena menjadi bagian budaya Persia yang didominasi masyarakat muslim.
Lagu ini juga menyebut kisah seorang miskin yang membunuh seseorang. Akibatnya dia dihukum dan kemudian menulis pesan kepada ibunya. Tapi dia meminta pengampunan atas dasar kemiskinan, dia menginginkan hanya Tuhan yang berhak menghukumnya. Bukan masyarakat.
Dia kemudian membaca mantra bahkan doa supaya lolos dari hukuman mati. Ia menuliskan pesan terakhirnya kepada ibunya untuk menjelaskan situasinya. “Mama, just killed a man, put a gun against his head, pulled my trigger, now hes dead. Mama, life had just begun, but now Ive gone and thrown it all away, Mama ooo..”
Freddie seperti sedang menceritakan pengalaman batin yang sedang dialami. Dia harus mempertanggung-jawabkan perbuatannya. Ia juga menyadari bahwa kematian segera menghampiri cepat atau lambat. Lirik lagu ini tetap saja mengandung sejuta misteri yang tak terjawab.
“Kalau semuanya dijelaskan, maka misteri lagu itu hilang,” kata Queen dalam film Bohemian Rhapsody. (*)
editor : ricky fitriyanto