in

Memori Super: Teknik Mengingat Lebih Lama

Riset neuroscience terbaru tentang cara mengingat. Ketahui bagaimana memori bekerja dan pakai teknik ilmiah berikut ini..

(Credit: Pandagolik)

Ingatan kamu bisa menjadi lebih baik jika mengerti bagaimana cara pikiran bekerja dalam mengingat.

Robert A. Bjork dalam “Self-Regulated Learning: Beliefs, Techniques, and Illusions” menjelaskan ini.

Memori manusia bekerja dalam 3 tahap: akuisisi, retensi, dan pengambilan.

  1. Fase akuisisi, kita menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang ada;
  2. Fase retensi, kita rawat dan simpan memori, dan
  3. Fase retrieval, kita mendapatkan informasi dari ingatan kita.

Salah, kalau selama ini orang menganggap pikiran berfungsi sebagai perekam.

Pikiran bukan perekam. Kita mengingat dengan cara menyusun-ulang apa yang terakhir kita ingat. Itu sebabnya, ingatan sering salah, tidak bisa diandalkan jika tidak terlatih. Kita sering salah-ingat dan terbukti salah, ketika mengingat.

Kita pakai memori untuk mengkodekan informasi, menyimpannya, dan kemudian mengakses dan menggunakan memori untuk membuat keputusan, berinteraksi dengan orang lain, atau memecahkan masalah.

Elaborasi

Memberi makna materi baru, mengungkapkan dengan kata-kata kamu sendiri, dan menghubungkan dengan apa yang sudah kamu ketahui.

Elaborasi berkaitan dengan: encoding, detail, mendeteksi pola, menghubungkan dengan kehidupan saya, dan memeriksa (inspeksi).

Ini terjadi ketika saya membuat ringkasan, menghubungkan gagasan, dan analisis.

Selama elaborasi, tanyakan ini:

  • Kalau saya ringkas, akan seperti apa?
  • Gagasan ini berhubungan dengan apa yang sudah saya ketahui?
  • Apa hubungan gagasan ini dengan gagasan lain?
  • Bagaimana kalau gagasan ini saya analisis?
  • Polanya seperti apa?
  • Bagaimana saya terapkan dalam kehidupan?

Mengingat

Ini terjadi ketika kamu mencoba mengingat sesuatu. Kamu tidak sedang membuka file lama di rak pikiranmu. Pikiran tidak bekerja seperti itu.

Harap kamu ingat: “Mengingat bukanlah mengakses memori kamu tentang apa yang sudah kamu ingat.

Yang terjadi, kamu mengakses apa yang terakhir kamu ingat. “Tidak ingat” berarti gagal mengakses memori terakhir kamu tentang obyek itu.

Kalau saja setiap yang kita ingat bisa kita ingat kembali dengan mudah, tidak ada orang yang mencatat dan menghafal. Itu sebabnya, ingatan orang bisa saja salah.

Contohnya, kamu melihat foto di masa kecil dan sama sekali tidak ingat foto itu. Padahal, ibu dan keluarga kamu sangat ingat apa yang terjadi waktu itu.

Mengingat bisa terjadi dalam bentuk-bentuk berikut: mengikuti tes, menjawab pertanyaan.

Yang lebih banyak berperan dalam mengingat adalah kognisi.

Semakin tinggi jarak waktu antara kejadian di mana kamu “mengingat pertama kali” dengan “sekarang”, semakin lemah.

Lakukan proses mengingat pertama kali, secara sadar. Misalnya, kamu sedang mengingat pertanyaan dan jawaban ini: “Apa nama ibukota Jepang? Jawabannya adalah Tokyo”. Ketika sedang mempelajari pertanyaan dan jawaban itu, katakan kepada diri sendiri, “Saya sedang mempelajari pertanyaan dan jawaban “Apa nama ibukota Jepang”.

Gunakan pertanyaan berikut:

  • Kamu sekarang ini sedang mempelajari apa?
  • Buku ini menjawab pertanyaan apa?
  • Bagian mana dari buku ini yang menjelaskan jawaban itu?

Lakukan tindakan nyata, misalnya: tulis opini untuk mengingat-ulang apa yang sudah kamu ingat, atau buat podcast seolah-olah kamu sedang berbicara kepada semua orang. Anggap saja sekarang giliranmu bicara di depan kelas. Kalau kesulitan, bayangkan ada orang yang bertanya kepadamu, lalu kamu jelaskan jawaban yang benar.

Saya suka melakukannya dengan menahan-diri. Membatin apa yang ingin saya ucapkan, sampai lama. Seperti ada seorang artis atau tokoh terkenal yang meminta penjelasan saya, di mana saya hanya punya waktu 3-5 menit untuk mengatakan apa yang saya ingat, demi menyelamatkan hidupnya. Situasi kritis dan tekanan yang terlatih, sangat baik dalam membantu mengingat apa yang sudah kamu pelajari.

Pengulangan Berjarak

Ulangi dan ulangi sampai kamu bisa melakukannya tepat setelah bangun tidur atau ketika pikiranmu sedang gelisah. Buat jeda dalam rentang waktu tertentu, kemudian coba ingat lagi.

Lakukan dalam konteks yang berbeda-beda. Ketika saya sedang menyapu, sedang mandi, atau sedang naik motor, ingatan saya selalu dalam kondisi “writing mode”.

Ini dapat melatih otak untuk tidak lupa.

Yang paling ampuh, biasanya dengan cara menggunakan apa yang kamu ingat itu di dalam perbincangan.

Kamu perlu bermental “ingin berbagi” karena yang kamu ingat ini sangat penting bagi hidup kawanmu.

Misalnya, saya bertanya kepada kawan saya, “Aku punya cara tercepat untuk menentukan prioritas. Kamu ingin tahu? Ini namanya Matriks Eissenhower.”. Yang sebenarnya terjadi, saya tidak hanya ingin bicara tentang Matriks Eissenhower.

Ketika sedang makan tomat, bicara tentang Pomodoro Timer, ketika seorang kawan sedang merasa waktunya kurang bermanfaat, bicara tentang apa itu bekerja kreatif dan produktivitas kerja.

Ini cara paling efisien dalam menciptakan pengulangan berjarak.

Interleaving (Sisipan)

Berhenti sebelum selesai. Ini pengujian terberat. Mengaduk pembelajaran dengan bermacam-macam pendekatan, konsep, dan sudut-pandang.

Apakah ingatanmu masih kuat ketika kamu tiba-tiba berhenti dan membuka WhatsApp?

Apakah ingatanmu masih bagus ketika bersimpangan dengan ide lain?

Jika terlatih dengan interleaving, kamu bisa membaca buku berbeda-beda, tanpa kehilangan ingatan atas apa yang kamu baca sebelumnya.

James Clear berkata, “Wawasan yang paling berguna sering ditemukan di persimpangan ide.”

Pengujian Mandiri

Pembelajar yang baik, selalu jujur kepada diri sendiri. Mereka punya ukuran “bisa” bukan berdasarkan apa kata orang. Mereka melakukan pengujian mandiri.

Lakukan pengujian mandiri dengan menyelesaikan masalah. Lebih baik menyelesaikan masalah daripada menghafal solusi.

Pikiranmu bisa kamu kalibrasi dengan cara bertindak dan menyelesaikan masalah.
Saya membaca ebook. Saya tidak suka podcast, audio book, ringkasan yang dijadikan sebagai video, apalagi buku kertas. Semua yang saya sebut, selain ebook itu, sangat tidak pas dengan selera saya.

Saya membaca ebook dengan Moon+ Reader. Apa yang bagus, saya highlight, kemudian hasilnya bisa saya save sebagai ringkasan. Saya bisa menambahkan anotasi ketika sedang membaca. Selain itu, saya menerapkan dan mendiskusikan apa yang saya baca, dalam tulisan dan perbincangan dengan orang lain. Itu yang memudahkan saya dalam mengingat dan membuat hidup saya berubah menjadi lebih baik, dengan membaca buku. [dm]

Day Milovich

Webmaster, artworker, penulis, konsultan media, tinggal di Rembang dan Semarang.