
Anamorphosis menjadi tren penarik-perhatian, sejak 2011. Sudah ada sejak lama, namun booming itu mendapat dorongan dari media sosial, ketika orang selfie. Kota Lama Semarang juga punya wisata Studio 3 Dimensi yang menarik para turis, dengan teknik anamorfosis. Lokasi ini dekat dengan Gedung Monod Diephuis, Kantor Redaksi Jateng Today.
Pengertian “Anamorfosis”
Menurut Etymology Online, ini artinya “anamorphosis”.
Kalau disederhanakan, “anamorphosis” adalah “Proyeksi terdistorsi atau gambar (yang tampak normal dari sudut-pandang tertentu atau dengan cermin tertentu).” Kalau hanya dari sudut tempat di mana saya berdiri-dan-memandang, terlihat bentuk itu, maka itulah anamorfosis. Kalau sudah bergeser, bentuknya sudah “rusak”.
Contoh Anamorfosis
Thomas Quinn membuat anamorfosis seperti ini:

Selain dari sudut-pandang di atas, tulisan itu tampak tak-normal:

Source: Anamorphic Art by Thomas Quinn.
Anamorfis sering disebut sebagai “gambar 3 dimensi”, walaupun penyebutan ini sebenarnya tidak tepat sama sekali. : ) Pemakaiannya biasa terjadi di studio foto, kawasan wisata, atau ruang publik, untuk menarik perhatian.
Anda bisa browsing sendiri. Ada banyak di Instagram dan Facebook. Misalnya, seperti foto ini:
Bagaimana Cara Membuat Anamorfis?
Gunakan Projector.
Anggap saja, “satu sudut pandang” itu berasal dari “mata saya” di mana saya sedang berdiri di sini. Posisinya sudah dapat, tetapi, di mana gambarnya? Gambarnya ada di dalam pikiran, atau, masih di layar komputer.
Berarti, saya membutuhkan “posisi diam” (tempat saya memandang dengan mata yang tetap), “mata yang melihat sebuah gambar”. Kalau geser, rusaklah gambar itu.
Tembakkan gambar dari proyektor, ke sudut pandang yang kamu inginkan:

Pastikan proyektor ini tidak goyang.

Gunakan lakban sebelum semprot cat. Kalau untuk mural dan painting, bisa memakai sketsa. Terserah mau pakai cara apa.

Thomas Quinn sudah menjelaskan detail cara membuatnya.
Memang bisa, membuat ilusi anamorfis dengan imajinasi, namun itu butuh waktu lama dan hanya bisa dikerjakan seniman dengan kungfu tinggi. Kalau memakai proyektor, banyak orang bisa terlibat dan siapa saja bisa menuangkan gagasannya dari layar ke ruangan, bersama-sama.
Anamorph-Me
Cara lain, gunakan software.
Daniel Murra menjelaskan bagaimana suatu geometri anamorphosis dapat memanipulasi perspektif orang yang melihat, dari 1 sudut pandang. Perspektif (sudut-pandang) merupakan kombinasi antara psikologi dan geometri.
Jadinya akan seperti ini:
Tentunya sangat merepotkan, kalau menggambar secara manual dan menghitung geometri. Tidak semua orang bisa melakukan itu. Kita bisa menggunakan software untuk mengubah suatu gambar menjadi anamporh.
Misalnya, mari kita membuat refleksi bayangan gambar, yang bisa membentuk gambar “tayo” (bis kecil ramah), yang dipantulkan dari bayangan gambar di sekitarnya, seperti contoh di atas.
Ini adalah sample gambar tayo yang mau kita buat:
Gunakan aplikasi Anamorph-Me untuk Windows. Tidak perlu install, hanya ada 1 file executable. Semua teknik terpopuler dari anamorph, bisa dipakai di sini: oblique, linear stretch, inside/outside cone, inside-outside pyramid, cylindrical mirror, bisa semua.
Download Anamorph-Me:
https://www.anamorphosis.com/anamorphme02.zip
Extract dan jalankan file Anamorph-Me. Buka file gambar “tayo” dalam contoh tadi, kemudian klik menu Anamorph, dan pilih teknik yang akan kamu terapkan. Tentukan skala ukuran gambar.
Misalnya, saya akan membuat teknik “cylindrical mirror” seperti gambar mata di atas, jadinya gambar tayo akan seperti ini:
Berikutnya, tinggal cetak dan buat skala, untuk diterapkan di sekitar silinder yang akan kamu buat. Selain teknik silinder, masih banyak teknik lain, silakan coba. Bisa diterapkan pada sembarang gambar.
Singkatnya, kamu bisa membuat anamorph dengan projector, bisa dengan aplikasi Anamorph-Me, atau dengan perhitungan geometris manual.
Mau jadi instalasi, penanda di ruangan, mural, atau peringatan di trotoar, terserah bagaimana kreativitas kamu. Jangan lakukan ini di bangunan bersejarah dan yang dilindungi dan jangan menggunakan cat yang mengandung PVC, agar karya seni tetap ramah-lingkungan. [dm]