in

Mastitis Penyakit Ternak Ruminansia Perah Banyak Serang Kambing

DEMAK (jatengtoday.com) – Berbagai jenis penyakit berpotensi menyerang ternak, untuk itu sudah seharusnya para peternak memiliki pengetahuan yang cukup tentang kesehatan ternak peliharaannya.

Kesehatan ternak sangat penting karena jika ternak tidak sehat akan menyebabkan banyak kerugian. Diantaranya gangguan pertumbuhan, gangguan reproduksi, dan bahkan yang paling fatal kematian ternak itu sendiri. Dari sekian banyak penyakit ternak khususnya ruminansia perah, salah satu diantaranya adalah Radang Ambing (Mastitis).

Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, Agus Herawan gejala penyakit ini di Demak masih sedikit dan sudah bisa ditangani sehingga tidak sampai mengganggu peternak.

Adapun Mastitis adalah istilah yang digunakan untuk radang yang terjadi pada kambing, baik bersifat akut, subakut ataupun kronis, dengan kenaikan sel di dalam air susu dan perubahan fisik maupun susunan air susu, disertai atau tanpa adanya perubahan patologis pada kelenjar.

Kerugian kasus mastitis antara lain : kehilangan produksi susu,  kualitas dan kuantitas susu berkurang, banyak sapi dan kambing yang diculling. Penurunan produksi susu per kuartir bisa mencapai 30% atau 15% per sapi per laktasi, sehingga menjadi permasalahan besar dalam industri sapi dan kambing perah.

Menurut Agus, penyebab penyakit ini terjadi saat periode kering, dimana awal bakteri penyebab mastitis menginfeksi, karena pada saat itu terjadi hambatan aksi fagositosis dari neutrofil pada ambing. Berbagai jenis bakteri sebagai agen penyebab penyakit mastitis, antara lain Streptococcus agalactiae, Str. Disgalactiae, Str. Uberis, Str.zooepedermicus, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Enterobacter aerogenees dan Pseudomonas aeroginosa.

Yeast dan fungi juga sering menginfeksi kambing, namun biasanya menyebabkan mastitis subklinis. Staphylococcus aureus merupakan salah satu penyebab utama mastitis pada sapi dan kambing perah yang menimbulkan kerugian ekonomi cukup besar akibat turunnya produksi susu. Disamping faktor mikroorganisme yang meliputi berbagai jenis, jumlah dan virulensinya, faktor ternak dan lingkungannya juga menentukan mudah tidaknya terjadi mastitis. Faktor predisposisi mastitis dilihat dari segi ternak, meliputi bentuk ambing. Misalnya kambing yang sangat menggantung, atau lubang puting terlalu lebar.

Selain itu Faktor umur dan tingkat produksi susu sapi juga mempengaruhi kejadian mastitis. Semakin tua umur sapi dan semakin tinggi produksi susu, maka semakin mengendur pula spinchter putingnya. Puting dengan spincter yang kendor memungkinkan sapi mudah terinfekesi oleh mikroorganisme, karena fungsi spinchter adalah menahan infeksi mikroorganisme.

Semakin tinggi produksi susu seekor sapi betina, maka semakin lama waktu yang diperlukan spinchter untuk menutup sempurna. Faktor bangsa sapi dan kambing juga mempengaruhi kejadian mastitis. Dilaporkan bahwa kejadian mastitis pada sapi dan kambing persilangan (Crossbreed) lebih besar daripada sapi dan kambing lokal. Faktor lingkungan dan pengelolaan juga sangat berpengaruh. Diantaranya faktor pakan, perkandangan, jumah ternak dalam satu kandang, ventilasi, sanitasi kandang dan cara pemerahan susu.(*)