DEMAK (jatengtoday.com) – Salah satu produk pertanian yang paling banyak terdapat di Demak saat ini adalah jambu dan Belimbing Demak. Meski demikian jambu mulai menggantikan belimbing sebagai tanaman khas Demak, yang saat ini tentunya sangat mudah ditemui terutama di wilayah Kecamatan Demak Kota dan Kecamatan Wonosalam.
Saat musim jambu tiba, para petani mampu menjual produk mereka hingga ke Jakarta dan kota-kota lainnya hingga berton-ton banyaknya, tentunya dengan keuntungan yang mampu mengangkat kehidupan para petani.
Selain itu ada juga Buah Belimbing dan Buah Jambu Air (Merah Delima dan Citra). Jambu merah delima dan belimbing (kunir, kapur) adalah varietas buah yang diunggulkan baik di Kabupaten Demak maupun ditingkat Nasional.
Jambu air (merah delima dan citra) Demak memiliki karakteristik rasa yang berbeda dengan jambu air lainnya, dengan kandungan air 90 % dari 100 gram bagian buah yang dapat dimakan, daging buahnya terasa renyah dan manis. Sedangkan belimbing Demak mengalami masa keemasan di tahun 1980-an sempat menjadi buah kesayangan dan tersaji di istana Presiden.
Meski demikian tidak banyak petani jambu yang memanfaatkan hasil pertanian yang satu ini untuk kegunaan lainnya. Adalah Istianah warga Dukuh Leles RT 01 RW 04 Desa Karangrowo Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak. Wanita ini menyulap buah jambu dan belimbing menjadi manisan yang banyak disukai. Manisan dengan citarasa khas ini ternyata banyak disukai warga Demak dan akhirnya menyebar ke luar Demak dari mulut ke mulut. Kini manisan buah jambu dan belimbing buatannya banyak dicari dan digemari banyak orang.
Menurut Istianah sendiri, awal mula perjuangannya berawal saat dirinya membuat keripik pisang istimewa yang terbuat dari pisang kepok yang sudah matang, dan dengan kemasan yang bagus ditawarkannya ke toko dan warung di seputa Demak.
“Waktu saya tawarkan ternyata malah ditolak dengan alasan jika mereka menjual keripik buatnnya maka keripik lainnya tidak akan laku,” ujarnya.
Dalam kondisi kecewa Istianah kemudian pulang ke rumah, saat dalam perjalanan dirinya kehujanan dan harus berteduh di pinggir jalan. Saat itulah dirinya melihat pohon belimbing dan jambu yang terkena hujan sehingga buahnya rontok.
“Waktu itu saya kepikiran bahwa ini buah khas Demak namun rentan busuk tapi jika diolah dengan benar bisa jadi oleh-oleh khas yang tahan lama,” terangnya.
Kemudian dirinya mencoba membuat jambu dan belimbing menjadi manisan kering yang tahan lama, dengan uji coba saat lebaran dengan disuguhkan ke para tamu. Jajanan bikinannya ini ternyata disukai para tamu, sehingga Istianah bertekat menjual manisan buatannya dengan cara dikemas dan disetorkan ke pusat oleh-oleh yang ada di pecinan Demak Kota.
“Alhamdulillah saat itu laris manis, saat saya edarkan pada bulan Juli 2015 ternyata banyak permintaan yang datang dan produksi sampai sekarang. Bahkan saya sempat Juara harapan 2 krenova tahun 2019 dan juara dua tahun 2020,” pungkasnya. (*)