Mahasiswa perlu kreatif agar sukses di masa depan. Kreatif berarti mampu melahirkan sesuatu yang baru. Menurut David Campbell di buku Mengembangkan Kreativitas, pengertian “kreativitas” adalah “aktivitas yang mendatangkan hasil yang baru atau inovatif, berguna, dan dapat dimengerti”.
Kreativitas menuntut “curiosity”, rasa ingin tahu yang besar, terutama dan awalnya, ingin menggali potensi dalam dirinya, dan ingin tahu fenomena yang terjadi di sekitar. Sebaliknya, mahasiswa pasif, lebih senang di zona nyaman (comfort zone).
Penghambat kreativitas itu berupa “tidak ada tujuan”, akhirnya, kreativitas mahasiswa menghilang. Sekarang, tantangan untuk menjadi kreatif, lebih gencar ketika AI (artificial intelligence, kecerdasan buatan) semakin ngehit.
Teknologi Mengambil Alih Pekerjaan Manusia
Perkembangan teknologi berupa kecerdasan buatan (AI) dan robotika semakin banyak menggantikan pekerjaan manusia. Mahasiswa yang pasif, akan semakin terancam, kalau tidak segera bangkit.
Teknologi AI sudah sampai di tahapan yang bisa mempersingkat pekerjaan manusia. Kita lihat, antara lain, teknologi Chat GPT4 sebagai kawan percakapan yang bisa menyediakan “jawaban” yang dicari orang, mulai menggeser peran konvensional dari mesin pencari. Ada lagi, AI pengolah image, seperti DALL-E, Stable Diffusion (SD), dan Midjourney (MJ), yang bisa membuat siapa saja menggambar dengan parameter, mengubah “teks” menjadi “gambar” dengan hasil professional. Selain kualitas yang “mengancam” karya seni buatan manusia, AI menghadapi masalah properti intelektual (hak cipta). AI mengacaukan industri dan bisnis, setidaknya, membuat orang-orang melirik bagaimana AI menjadi pengubah permainan (game changer) di dunia bisnis, keilmuan, dan dunia kreatif.
Laporan dari World Economic Forum yang berjudul “The Future of Jobs Report 2020” bahwa robot, otomatisasi dan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan akan bisa menggantikan 85 juta pekerjaan di seluruh dunia pada tahun 2025.
Dunia tidak suram. Masalah di atas, bukan tanpa celah. Mahasiswa dapat mengambil peran-peran yang tidak dapat digantikan oleh kecerdasan buatan dan robotika.
AI dan robot memiliki keterbatasan. Hanya mampu mengerjakan pekerjaan yang bersifat repetitif sedangkan pengembangan teknologi dapat dilakukan oleh mahasiswa. Perlu adanya perubahan pola pikir dan adanya wadah kreativitas mahasiswa agar mampu mengaktualisasikan diri dan bersaing dengan perkembangan teknologi.
Strategi Menumbuhkan Kreativitas Mahasiswa
Faktor Internal
Setiap orang tentunya memiliki pola pikir yang berbeda-beda. Terlebih lagi gagasan, opini atau argumentasi yang bisa dijadikan landasan berpikir kreatif. Sebagian mahasiswa mungkin akan kesulitan untuk mengenali dan menggali potensi dirinya. Memang hal tersebut tidak mudah untuk dilakukan dan membutuhkan proses untuk berkembang.
Beberapa faktor internal yang dapat menumbuhkan kreativitas, adalah:
Pertama, mental berani dan tekad yang kuat.
Tidak semua orang memiliki mental berani dan tekad yang kuat. Orang yang tidak memiliki mental tersebut akan putus asa dan menyerah ketika mengalami kegagalan. Untuk melangkah lebih maju, mahasiswa harus berani mengambil resiko. Mahasiswa dituntut untuk memilih dan menentukan keputusan, maka dari itu butuh keberanian dalam menghadapi resiko yang timbul akibat keputusannya. Tekad kuat bisa membentuk jiwa yang optimistis. Mahasiswa harus menanamkan optimisme agar bisa menghasilkan inovasi yang kreatif.
Kedua, menambah ilmu pengetahuan.
Mahasiswa harus selalu menambah pengetahuan agar bisa menghasilkan gagasan baru. Pengetahuan bisa didapat dari berbagai kegiatan yang melibatkan mahasiswa seperti pelatihan, kursus, atau mengikuti penelitian. Efek dari kegiatan yang melibatkan mahasiswa secara langsung dapat mendorong mahasiswa untuk mengeksplorasi dirinya dan membangun kepercayaan diri sehingga melatih pola pikir kreatif untuk nantinya menjadi modal sukses di masa depan.
Faktor Eksternal
Selain faktor dalam diri mahasiswa, penting untuk adanya media bagi mahasiswa menyalurkan kreativitasnya.
Kampus dan organisasi-organisasi kemahasiswaan adalah pihak yang paling mungkin dalam memberikan media dan peluang bagi mahasiswanya dalam mengembangkan potensi dan kreativitasnya. Terlebih lagi dalam membagikan informasi, dorongan, dukungan, hingga anggaran sehingga mahasiswa dapat termotivasi untuk menumbuhkan jiwa kreatifnya. Dosen juga perlu membimbing agar karya inovatif mahasiswanya bisa muncul.
Selain itu, potensi mahasiswa juga dapat terasah apabila mengikuti proyek, kegiatan, dan kompetisi. Kampus dan organisasi-organisasi kemahasiswaan sering mengadakan berbagai kompetisi di berbagai bidang. Apalagi kompetisi yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga yang berfokus pada pengembangan inovasi, seperti: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).
Kompetisi sebagai Gerakan untuk Menumbuhkan Kreativitas
Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tidar (HMTS Untidar) tahun ini telah mengadakan berbagai program kerja. Salah satu program kerjanya adalah kompetisi jembatan balsa di event “Eljatar Balsa Bridge Competition”.
Melalui program kerja tersebut, HMTS Untidar mengajak para mahasiswa untuk menggali potensi dalam dirinya. Sebelum kompetisi diadakan, HMTS Untidar juga mengadakan berbagai pelatihan software untuk mendukung mahasiswa. Tentunya, pelatihan dan kompetisi tersebut menjadikan mahasiswa memiliki pengetahuan dan keterampilan yang berkembang.
Kompetisi memegang peran yang penting dalam membangun karakter mahasiswa yang tangguh. Adanya kompetisi membuat mahasiswa mampu mengembangkan kreativitasnya, menumbuhkan daya juang, mengeluarkan segala potensi yang ada, dan menunjukkan kepercayaan diri atas kreativitas yang telah ia ciptakan.
Kegagalan dalam kompetisi, pasti ada, namun mahasiswa dapat mengambil pelajaran dan juga mengevaluasi hal-hal yang perlu untuk diperbaiki.
Substansi dari kompetisi adalah mahasiswa bisa mencerminkan dinamika persaingan yang melibatkan tujuan, rivalitas, penilaian, keterampilan, etika, pola pikir, dan konsekuensi.
Mahasiswa yang kreatif akan memunculkan berbagai inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Diharapkan, pihak kampus terus memotivasi, mendukung, dan memfasilitasi lahirnya inovasi-inovasi mahasiswa. Berbenah diri juga perlu dilakukan oleh mahasiswa untuk meningkatkan kompetisi diri agar tidak tertinggal dengan terknologi yang semakin maju. [chr]
Chaerani Az-Zahra. Mahasiswa jurusan Teknik Sipil Universitas Tidar, suka memainkan gitar, berdomisili di Mertoyudan, Magelang.