DEMAK (jatengtoday.com) – Mahasiswa KKN UIN Walisongo kampanyekan pengolahan limbah organik maupun anorganik. Salah satu limbah organik yang mereka sulap menjadi pewarna makanan alami adalah daun pisang kering.
Dalam pembuatannya, mahasiswa menggandeng warga Karangasem, Demak. Ningrum (40), warga setempat mengatakan hampir semua bagian pohon pisang bisa dimanfaatkan. Salah satunya daun pisang kering atau dalam bahasa Jawa disebut “klaras”.
“Saya pernah mendengar bahwa semua bagian pohon pisang dapat dimanfaatkan. Karena itu, saya mencoba memanfaatkan klaras sebagai pewarna makanan,” katanya, belum lama ini.
Dia berpandangan jika daun pisang dibiarkan mengering begitu saja, otomatis klarasnya juga banyak. Sayang sekali jika dibiarkan. Akan lebih baik jika limbah daun pisang bisa dimanfaatkan.
Pembuatannya pun cukup mudah. Siapkan wadah bersih yang tahan api, karena klaras nantinya akan dikeringkan kemudian dibakar.
“Tunggu klaras hingga menjadi abu. Biarkan abu klaras dingin terlebih dahulu, pewarna siap digunakan,” ujar Juwariyah (38), warga lainnya.
Klaras mempunyai senyawa penting untuk menjaga kesehatan tubuh seperti polifenol (sebagai antioksidan), lignin, hemiselulosa, protein, dan allantoin. Pewarna makanan dari klaras salah satunya dapat digunakan sebagai pewarna pada agar-agar.
“Biasanya saya menggunakan pewarna ini untuk campuran agar-agar. Daripada klarasnya dibuang sia-sia, mending dibakar dengan cara yang benar supaya bermanfaat,” katanya. (*)
Ditulis Almaratuz Zakkiyah, Mahasiswa UIN Walisongo Semarang
editor: ricky fitriyanto