SEMARANG (jatengtoday.com) – Proses reka ulang kasus pengeroyokan hingga menyebabkan Sasiam Utomo (20), warga Sumurejo, Gunungpati meninggal dunia pada Kamis (5/7) menjadi tontonan warga. Diantara kerumunan warga itu, ada keluarga korban yang menyaksikan adegan yang diperankan oleh para tersangka yakni Edi Aditya (22), Romdhoni (26) Deva (18) dan Wanda.
Dari kejauhan, keluarga korban menyaksikan proses pengeroyokan terhadap Sasiam itu. Mereka terlihat sedih melihat bagaimana keluarganya dipukuli oleh para tersangka.
“Saya sangat terpukul dengan kejadian itu. Saya berharap para pelaku dihukum seberat-beratnya, kalau bisa dihukum seumur hidup,” kata Kanipan, ayah korban.
Kanipan mengaku jika Sasiam adalah anak baik. Anak bungsu dari enam bersaudara itu tidak pernah terlibat masalah serius sebelumnya.
“Dia anak bungsu saya, dia anak baik dan tidak pernah berbuat ulah. Saya harap para pelaku dihukum berat, karena anak saya juga sudah meninggal,” tegasnya.
Sementara Wawan, paman korban mengatakan, ia mendengar kabar bahwa keponakannya itu berada di RSUP dr Kariadi. Kabar yang ia dapat, Sasiam dikeroyok karena disebut begal.
“Padahal dia bukan begal, itu hanya alibi para pelaku supaya tidak ditangkap,” tegasnya.
Sebelum kejadian lanjut Wawan, keponakannya itu pamit hendak ke rumah pacarnya. Tujuannya untuk diajak sholat Idul Fitri bersama-sama.
“Namun ternyata dia dikeroyok hingga meninggal. Ironisnya, dia justru diteriaki begal dan warga tidak ada yang menolong,” tegasnya.
Sehari-hari lanjut Wawan, keponakannya itu bekerja di toko sepatu. Ia dikenal baik dan tidak pernah memiliki musuh.
“Anaknya baik, ndak pernah neko-neko. Dia juga tidak punya musuh, makanya kami sangat terpukul dengan kejadian ini,” tegasnya.
Pihak keluarga berharap aparat menjatuhkan hukuman kepada para tersangka dengan setimpal. Kalau bisa, para pelaku dihukum seberat-beratnya. (andika prabowo)
editor : ricky fitriyanto