Kamis, Januari 28, 2021
  • Pedoman Media Saiber
  • Kantor dan Redaksi
  • Masuk
IKUT MENULIS
Jateng Today
  • BERITA
    • EKONOMI – BISNIS
    • HUKUM – KRIMINAL
    • KOTA
    • OLAHRAGA
      • PSIS
    • PEMERINTAHAN
    • PENDIDIKAN – KESEHATAN
    • PERISTIWA
    • POLITIK
    • SENI – BUDAYA
  • INDEPTH
  • OPINI
  • FEATURES
  • KOTA LAMA
  • VIDEO
  • TRAVELING
  • OTOMOTIF
No Result
View All Result
  • BERITA
    • EKONOMI – BISNIS
    • HUKUM – KRIMINAL
    • KOTA
    • OLAHRAGA
      • PSIS
    • PEMERINTAHAN
    • PENDIDIKAN – KESEHATAN
    • PERISTIWA
    • POLITIK
    • SENI – BUDAYA
  • INDEPTH
  • OPINI
  • FEATURES
  • KOTA LAMA
  • VIDEO
  • TRAVELING
  • OTOMOTIF
No Result
View All Result
Jateng Today
No Result
View All Result

Lestarikan Rangkong Gading, Peneliti Indonesia Raih Penghargaan Whitley Award 2020

Dalam laporan hasil investigasi yang dibuatnya, pada tahun 2013 terdapat 6.000 rangkong gading di Kalimantan Barat yang ditembak.

Jateng Today oleh Jateng Today
Kamis, 30 April 2020
di Gaya Hidup
Reading Time: 6min read
Lestarikan Rangkong Gading, Peneliti Indonesia Raih Penghargaan Whitley Award 2020

Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh melakukan identifikasi lanjutan dan perawatan barang bukti rampasan negara berupa cula rangkong gading (Rhinoplax vigil) di Banda Aceh, Aceh, Jumat (26/7/2019). ANTARA FOTO / Irwansyah Putra

BagikanTwit

LONDON (jatengtoday.com) – Peneliti dan konservasionis rangkong gading asal Indonesia, Yokyok “Yoki” Hadiprakarsa, (45) memperoleh penghargaan Whitley Award 2020 dari Inggris berkat kontribusinya selama 20 tahun menyuarakan pentingnya pelestarian burung Rangkong gading dan spesies rangkong lain yang ada di negeri ini.

Yokyok Hadiprakarsa, seperti dirilis Mongabay Indonesia dari Whitley Fund for Nature, Rabu (29/4), memperoleh penghargaan Whitley Award 2020 atau yang sering disebut “Oscar Hijau” sebagai bentuk apresiasi terkait upayanya melindungi spesies rangkong gading (Rhinoplax vigil) dan spesies rangkong lainnya di Indonesia bersama enam orang lain dari berbagai negara.

“Sebagai penerima Whitley Award 2020, saya mengucapkan terima kasih telah diberi kepercayaan mendapaatkan penghargaan prestise di dunia untuk Konservasi Satwa Liar,” ujar Yoki, Kamis (30/4/2020).

Penghargaan ini sangat penting bagi upaya konservasi burung Rangkong gading di Indonesia, habitat dan populasi terbesar bagi burung yang megah ini. Namun, di sisi lain juga sumber terbesar perburuan perdagangan ilegal di dunia.

“Saya pribadi merasa bangga menerima penghargaan ini, namun saya hanya sebagai perantara untuk memastikan konservasi Rangkong terus berjalan di Indonesia,” ujarnya.

Melalui penghargaan ini, Yoki bersama team Rangkong Indonesia, akan terus berupaya membangun relasi positif antara rangkong dengan masyarakat yang hidup berdampingan melalui program ekowisata pengamatan burung rangkong.

Dalam laporan hasil investigasi yang dibuatnya, pada tahun 2013 terdapat 6.000 rangkong gading di Kalimantan Barat yang ditembak dan dipenggal untuk diambil paruh dan ornamen (balung) kepalanya, dan dijual di pasar gelap internasional.

Untuk melestarikan rangkong gading, Yoki dan Rangkong Indonesia melatih warga lokal untuk memonitor habitat rangkong dan menginisiasi ekowisata.

Rangkong gading adalah spesies terancam punah dan masuk dalam daftar status Kritis (Critically Endangered) akibat perdagangan satwa liar ilegal. Sebagai spesies rangkong yang paling diburu di dunia, ornamen ukiran rumit dari balung dan paruh rangkong gading kini sangat dicari di pasar gelap internasional.

Target Pemburu

Tonjolan merah menakjubkan yang berbentuk seperti helm pada paruhnya (balung), membuat spesies ini menjadi target menguntungkan bagi pemburu liar. Ornamen ini dijual kepada para kolektor, -termasuk anggota keluarga raja-raja, selama ratusan tahun. Berkurangnya populasi rangkong memberikan dampak nyata dan signifikan terhadap kondisi hutan di Asia, karena spesies ini adalah penebar benih yang sangat penting di ekosistem hutan. Ketika mereka hilang, fungsi ekologis ekosistem pun terdegradasi.

“Paradigma konservasi satwa liar secara global harus diubah untuk mendukung spesies yang tidak populer atau kurang dikenal yang saat ini menghadapi ancaman serius,” jelas Yoki dalam sebuah wawancara dengan Mongabay beberapa waktu lalu.

Pengidola Sir David Attenborough, ini memilih berkarier di bidang konservasi mendedikasikan 20 tahun terakhirnya untuk konservasi rangkong Indonesia.

Yoki, pria kelahiran Bogor, Jawa Barat, sejak muda memilih jalur konservasi. Dia mengambil kuliah di jurusan biologi di Universitas Pakuan Bogor sebelum meneruskan masternya dalam bidang pengelolaan sumberdaya alam di University of Georgia, AS.

Untuk melestarikan rangkong, Yoki bekerja sama bersama masyarakat lokal lewat pemberdayaan ekonomi warga, yaitu mendorong munculnya kegiatan penelitian partisipasif, yaitu pengamatan rangkong dan habitat sarangnya, serta jasa ekowisata pengamatan burung (birdwatching).

Yoki percaya bahwa kegiatan ini akan memungkinkan masyarakat setempat mendapatkan penghasilan dari burung rangkong dengan cara yang manusiawi dan berkelanjutan. Dalam paradigma konservasi berkelanjutan, maka rangkong akan lebih berharga dalam kondisi hidup daripada mati.

Bagi masyarakat Dayak, rangkong adalah spesies sakral. Dalam alam mitologi Dayak, burung rangkong adalah penjaga kehidupan dan akan menjadi perantara untuk mengantar roh orang yang meninggal kepada Tuhan.

“Pada saat penelitian skripsi saya di Sumatera, saya pertama kali mendengar suara tertawa maniakal rangkong gading saat ia terbang di atas saya. Saat itu saya langsung jatuh cinta,” jelas Yoki menjelaskan awal perkenalannya dengan rangkong.

Sebagai pemenang penghargaan Whitley, Yoki memperoleh dana 40.000 Poundsterling yang akan digunakan untuk melanjutkan proyek konservasi rangkongnya.

Dengan dana ini, dia akan meneruskan upaya pemberdayaan masyarakat di tiga desa di Kalimantan Barat selama lima tahun kedepan. Dalam inisiatif ini, akan ada sebanyak 100 orang warga lokal, yang dilatih untuk melakukan pengamatan burung. Di akhir program, kapasitas masyarakat lokal diharapkan meningkat, mereka akan berperan sebagai penjaga hutan, pemonitor rangkong dan habitat sarangnya, dalam rangka pencegahan tindak perburuan liar.

Untuk meningkatkan diseminasi informasi dan sosialisasi rangkong, Yoki pun menjadikan audio visual sebagai alat kampanye untuk edukasi publik. Tujuannya untuk membangun kesadaran literasi rangkong kepada para pelajar dan mahasiwa, guru, para pegiat lingkungan hingga para pengambil kebijakan.

Pada tahun 2013, Yoki bersama-sama dengan beberapa rekannya, mendirikan Yayasan Rekam Jejak Alam Nusantara bergerak dalam bidang edukasi publik dalam bidang konservasi lingkungan dan alam. Saat ini yayasan telah memproduksi seri film dokumenter rangkong gading, yang tersedia dalam versi youtube, juga dalam berbagai tautan sosial media.

Pendekatan Yoki telah mendorong publik menghargai suatu spesies dan habitatnya, sambil memungkinkan mereka memperoleh manfaat ekonomi dari warisan ekologi yang kaya. Upaya Yoki menunjukkan bahwa konservasi itu tentang manusia,” jelas Edward Whitley, pendiri Whitley Fund for Nature dalam siaran persnya.

Selain kepada Yoki, Whitley Award 2020 juga memberikan penghargaan kepada lima orang konservasionis lain, yaitu Abdullahi Hussein Ali (Kenya), Gabriela Rezende (Brasil), Jeanne Tarrant (Afrika Selatan), Phuntsho Thinley (Bhutan), dan Rachel Ashebofe Ikemeh (Nigeria). Adapun konservasionis Patrícia Medici dari Brasil, dianugerahi Whitley Gold Award 2020 dan berhak menerima dana bernilai 60.000 Poundsterling.

Total dalam kurun 27 tahun, Whitley Fund for Nature telah memberikan lebih dari 17 juta Poundsterling kepada lebih dari 200 pemimpin konservasi di lebih dari 80 negara. (ant)

editor : tri wuryono

Trending Topic: Burung RangkongRangkong GadingWhitley AwardYokyok Hadiprakarsa
Masuk untuk Berkomentar

TERBARU

Mendagri Terbitkan Instruksi Penegakan Prokes, Kepala Daerah Lalai Bisa Diberhentikan

Mendagri Ingin Gubernur Tingkatkan Pemenuhan Hak Anak

28 Januari 2021
Rekonstruksi Kasus Penembakan Pengusaha Solo, Tersangka Lupa Saat Peragakan Adegan

Rekonstruksi Kasus Penembakan Pengusaha Solo, Tersangka Lupa Saat Peragakan Adegan

28 Januari 2021
Kapolri Paparkan “Commander Wish”, Siapkan Program 100 Hari Kerja

Kapolri Paparkan “Commander Wish”, Siapkan Program 100 Hari Kerja

28 Januari 2021
Bupati Pekalongan Terbitkan Maklumat Ibadah saat Pandemi Covid-19

Pemkot Pekalongan Usul Exit Tol Bojong Difungsikan

28 Januari 2021
Jalan Tembus Diresmikan, Keluar Tol Boyolali Bisa Langsung ke Jalan Lingkar

Jalan Tembus Diresmikan, Keluar Tol Boyolali Bisa Langsung ke Jalan Lingkar

28 Januari 2021
Dugaan Malapraktik RS Swasta di Semarang, Pasien Diduga Di-covid-kan

Diduga Covidkan Pasien, LP2K Desak RS Telogorejo Transparan

28 Januari 2021

POPULAR NEWS

  • Eksotisme Bledug Kuwu, Situs Legenda Jaka Linglung

    Eksotisme Bledug Kuwu, Situs Legenda Jaka Linglung

    2973 share
    Share 1189 Twit 743
  • 10 Aplikasi Home Recording Musik Paling Canggih yang Patut Kamu Coba

    5814 share
    Share 2326 Twit 1454
  • Tiga Tempat Pijat Ternyaman di Semarang Versi Anak Muda

    3876 share
    Share 1550 Twit 969
  • Karyawan PT San-Yu Ancam Geruduk Perusahaan, Ada Apa?

    521 share
    Share 208 Twit 130
  • Ada Wahana Ice Skating di Mal Tentrem, Pakai Es Asli

    1051 share
    Share 420 Twit 263
jateng today

Kantor dan Redaksi

Diterbitkan oleh PT Cakra Media Jateng Kantor, Redaksi:
Gd. Monod Diephuis & Co.
Jl. Kepodang 11-13 Kota Lama, Semarang.

Telp: 024-8694252, 081325175005
Email: jatengtodayredaksi@gmail.com
Info Iklan: 081-325-17-5005

Direktur: Agus Suryo Winarto
Pemimpin Redaksi: Ricky Fitriyanto
Staf Redaksi: Tri Wuryono (Editor), Abdul Mughiz, Ajie Mahendra, Baihaqi Annizar, Yoyok Kusri
Webmaster: Day Milovich
Desain Grafis: Ninna Prana S
  • Pedoman Media Saiber
  • Kantor dan Redaksi

© 2018 Jateng Today

No Result
View All Result
  • BERITA
    • EKONOMI – BISNIS
    • HUKUM – KRIMINAL
    • KOTA
    • OLAHRAGA
      • PSIS
    • PEMERINTAHAN
    • PENDIDIKAN – KESEHATAN
    • PERISTIWA
    • POLITIK
    • SENI – BUDAYA
  • INDEPTH
  • OPINI
  • FEATURES
  • KOTA LAMA
  • VIDEO
  • TRAVELING
  • OTOMOTIF
  • Masuk

© 2018 Jateng Today

Hai, Jumpa Lagi!

Masuk ke Akun Anda

Lupa Password?

Buat Akun Baru

Selangkah lagi. Isi formulir berikut:

Buat isian di semua kotak Masuk

Siap memulihkan password

Masukkan username atau email Anda untuk ganti password baru

Masuk