SEMARANG (jatengtoday.com) – Deklarasi kampanye damai sudah dilakukan kedua capres dan cawapres. Tapi kenyataan di lapangan, masih saja ada golongan yang ingin menjatuhkan kedua paslon. Entah lewat sindiran, meme, hingga blak-blakan.
Melihat fenomena itu, Lembaga Peneliti Nusantara ingin mengajak masyarakat lebih cerdas menyikapinya. Konsep Pemilu Langsung, Bebas, dan Rahasia (Luber) harus tetap dijaga tanpa peduli suara-suara negatif yang coba menjatuhkan capres dan cawapres.
Anggota Tim Lembaga Peneliti Nusantara, Sultan menjelaskan, deklarasi kampanye damai yang bebas dari black campaign seolah hanya dipatuhi para elit politik saja. Terbukti dengan maraknya berbagai kampanye hitam dan kampanye negatif.
“Tim sukses sibuk mencari kesalahan-kesalahan kubu lawan, saling sindir menyindir antar kubu bahkan terkadang terang-terangan menyebut nama, fitnah, memutarbalikkan fakta, isu SARA dan melakukan segala cara untuk menjatuhkan kubu lawan sepertinya sudah menjadi hal yang wajar dalam pilpres kali ini,” katanya.
Menurutnya, cara berpolitik yang tidak sehat ini sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat, terutama bagi mereka yang mudah terprovokasi. Masyarakat yang berbeda dalam pandangan tentang masing-masing capres pilihan terkadang saling perang kata-kata. Bahkan perang urat syaraf untuk menjelaskan kalau capres pilihannya adalah yang terbaik.
Perang tersebut tidak hanya terjadi di dunia nyata tapi juga di dunia maya. Sudah tidak ada lagi saling menghargai dan menghormati antara pendukung capres yang satu dengan yang lain. Masing-masing tim pendukung merasa capres merekalah yang terbaik, bersih, jujur, dan tegas.
“Ini bisa memancing perpecahan. Gara-gara beda pilihan dan sikap politik, masyarakat Indonesia bisa becah belah. Dan mereka terang-terangan,” tegasnya.
Padahal, rangkaian Pemilu harus dikemas damai. Sampai saat ini hanya beberapa pendukung atau relawan yang melaksanakan pemilu damai. Tentu saja mereka itu termasuk orang-orang yang cerdas dan punya etika dalam berpolitik.
“Alangkah lebih baik jika tim sukses capres sibuk menyampaikan visi misi, menyampaikan keunggulan masing-masing capres tanpa harus menjelek-jelekkan capres lain karena biar bagaimanapun kedua capres yang ada saat ini adalah harapan kita bersama,” paparnya. (*)
editor : ricky fitriyanto