SEMARANG (jatengtoday.com) – Di kancah dagang daring, kurir memegang peran penting dalam kemajuan karier. Terutama karier para pelaku UMKM. Kurir mengambil porsi utama dalam rangkaian pelayanan pembelian barang.
Barang dari penjual yang pastinya dalam kondisi prima, bisa rusak gara-gara keteledoran kurir. Pembeli pun tidak mau tahu, itu kesalahan siapa. Yang jelas, pembeli yang merasa kecewa, harus berpikir dua kali untuk order dari pembeli yang sama.
Seperti yang dirasakan Tinung Soekendra, warga Gunungpati Kota Semarang. Pengusaha keripik kentang ‘Kering Kentang’ ini mengaku pernah dikecewakan kurir lantaran produknya rusak akibat pengiriman.
“Keripiknya jadi remuk. Padahal saat membuat dan mengemas, saya sangat hati-hati biar bentuknya tetap utuh, bundar. Tapi pas sampai di tangan pembeli online, malah pada remuk. Pas difoto komplain, kemasannya kayak gepeng,” terangnya.
Fenomena ini menjadi perhatian JNE, salah satu perusahaan jasa pengiriman yang kerap menjadi pilihan kurir. Eksistensinya masih bisa dinikmati sampai sekarang. Bukan karena harganya yang terjangkau, tapi pelayanan kurirnya yang mendongkrak karier UMKM.
Bantu Bangkitkan Ekonomi
Jasa kurir JNE makin terasa saat badai pendemi menumbangkan sebagian UMKM Tanah Air. Pengusaha kecil-kecilan yang awalnya berjualan secara konvensional, pelan-pelan mulai merambah dunia platform e-commerce untuk menggaet pasar.
Ketika berjualan online, karier UMKM mulai diserahkan kepada kurir. Kurir yang amanah, tentu akan mengantarkan barang dari penjual kepada pembeli dalam keadaan prima.
Hal itu juga dirasakan Head of Regional Jateng-DIY JNE, Marsudi. Dia melihat, atmosfer bisnis berubah sejak pandemi Covid-19, khususnya penjualan daring.
Dengan perubahan bisnis ini, JNE makin mendekat ke masyarakat. Tidak sekadar menawarkan jasa kurir. Mengantar barang dari pembeli ke penjual. Tapi juga memberikan edukasi agar UMKM bisa memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan bisnis.
“Kami siap memberikan pelatihan secara gratis, sehingga pelaku UMKM dapat mengembangkan bisnisnya,” ucapnya saat dihubungi, beberapa waktu lalu.
Kurir Siaga
Merebaknya tren jual-beli online membuat JNE makin sibuk. Kurir perlu siaga 24 jam untuk melayani kebutuhan penjual dan permintaan pembeli.
“Kami bisa back up 24 jam, trennya saat ini pengiriman tidak kenal waktu. Ada yang jam 02.00 juga masih melakukan pengiriman. Beda dari yang dulu. Saat ini costumer care kami juga 24 jam. Kami memberikan kemudahan yang harapannya bisa dimanfaatkan oleh UMKM,” papar Masrudi.
Kurir yang siaga 24 jam ini pun dinikmati Tinung. Pesanan keripik kentangnya bisa sampai ke tangan konsumen sesuai dengan yang diinginkan. Dia kerap dapat testimioni dari pembeli megenai kepuasan kecepatan pelayanan.
“Mungkin karena memang kurirnya yang cepat mengantarkan juga. Pesanan yang dikirim siang ini, misalnya, bisa sampai ke tangan pembeli besok malamnya. Saya apresiasi ke kurir yang mau nganterin paket sampai malam. Saya juga jadi kena enaknya,” tandasnya. (*)