SEMARANG – Kabel udara yang selama ini berseliweran di kawasan Kota Lama Semarang akan ditata. Nantinya, pada 2019 kawasan yang dikenal dengan sebutan Little Netherland itu akan bebas kabel udara.
Ketua Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L) Semarang yang juga Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, pihaknya akan menata kabel Kota Lama dengan sistem ducting. Nantinya, kabel-kabel yang ada di lokasi itu akan ditanam di dalam tanah.
“Sehingga, nantinya kawasan Kota Lama Semarang akan bersih dari kabel jaringan listrik yang menggantung. Hal itu juga yang menjadi pertimbangan agar Kota Lama tidak semrawut,” tambah dia.
Rencananya, tahun depan lanjut dia pihaknya akan fokus dalam penataan kabel di kawasan Kota Lama itu. Sebab menurutnya, kabel udara yang saat ini ada masih terlihat semerawut.
“Kalau saat ini kan terlihat semrawut. Karena kabelnya masih di atas. Nantinya akan di tanam di ducting itu sehingga akan terlihat bersih dan indah. Jadi nantinya, kawasan kota lama akan bebas kabel pada 2019,” paparnya.
Dari semua pembangunan yang dilakukan di Kota Lama, Hevearita menyebutkan jika pembangunan yang paling mencolok adalah pembuatan polder di bundaran Bubakan. Bundaran yang saat ini berupa taman, akan diubah menjadi polder yang digunakan untuk menampung air.
Polder tersebut juga sebagai langkah penanganan banjir yang selama ini menjadi momok di kawasan tersebut. Dari Polder itu, nantinya air akan dibuang ke sungai Semarang melalui saluran ducting.
“Di Polder Bubakan nantinya akan dilengkapi dengan empat air mancur. Sehingga selain sebagai pengendali banjir, juga menjadi area bermain dan objek wisata,” jelasnya.
Selain polder Bubakan, nantinya juga akan dibangun kolam retensi di daerah Berok. Kolam tersebut diharapkan menjadi pengendali banjir yang sering terjadi di area titik nol KM.
Di lain sisi, Satuan Kerja PUPR, Dwiatma Singgih Raharja menambahkan, proses pembangunan kawasan Kota Lama Semarang saat ini sampai tahapan koordinasi perencanaan ducting. Pembuatan ducting tidak bisa dilakukan secara langsung karena melibatkan beberapa pihak.
“Awalnya akan membuat dua ducting kemudian berubah jadi empat. Itu untuk Telkom, APJI, PDAM, dan PLN. Sehingga butuh perencanaan detil mengenai pembuatan ductingnya,” kata Singgih.
Koordinasi tersebut dimaksudkan untuk mengetahui secara pasti berapa kebutuhan ducting. Meskipun semua ruas jalan di Kota Lama akan dipasang, namun beberapa jalan membutuhkan koordinasi dengan pihak terkait.
“Sejauh ini pembangunan masih on the track. Kalau tanpa ducting, pembangunan bisa lebih cepat. Namun, pembangunan ini kan harus terintegrasi sehingga dibuat terlebih dahulu ductingnya. Baru ke pengerjaan drainase dan jalan,” paparnya. (andika prabowo)
Editor: Ismu Puruhito