SEMARANG (jatengtoday.com) – Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Semarang (Unnes) berhasil membuat temuan yang membanggakan. Lewat program KKN di Desa Sumberejo Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak Mei-Juli lalu, Tim KKN Unnes berhasil membuat terobosan baru di bidang pertanian.
Dengan program yang didanai oleh MenRistekDikti, tim KKN Unnes didampingi dosen pembimbing dari jurusan Fisika Dr. Masturi, M.Si mengembangkan energi terbarukan dari limbah jagung di Desa Sumberejo.
Tim KKN Keilmuan UNNES bersama dosen pendamping mengadakan sosialisasi terkait pembuatan Briket Bonggol Jagung di Desa Sumberejo. Temuan itu didasari daerah tersebut merupakan penghasil jagung terbanyak.
“Di daerah ini, jagung yang dihasilkan mencapai 450 ton, hal ini didukung dengan data lahan pertanian di daerah Sumberejo mencapai 300 dari total 400 hektare,” kata dosen pembimbing, Masturi.
Dengan melimpahnya hasil panen jagung tersebut, lanjut dia, maka berimbas pada banyaknya bonggol jagung yang belum dimanfaatkan dengan baik. Saat ini pemanfaatan limbah jagung hanya berkisar sebagai bahan bakar pengasapan ikan asin, namun dalam bentuk bonggol yang utuh dan langsung dibakar itupun tidak semua dimanfaatkan mejadi bahan bakar. Bahkan mayoritas warga membuang atau membakarnya begitu saja.
“Melihat hal itu, maka tim KKN Keilmuan Universitas Negeri Semarang beserta dosen pembimbing mengkaji tentang pemanfataan bonggol jagung yang belum maksimal. Maka terciptalah Briket Bonggol Jagung yang diharapkan dapat menanggulangi melimpahnya limbah bonggol jagung,” tegasnya.
Gayung bersambut, sosialisasi yang diadakan oleh Tim KKN Keilmuan Unnes pun mendapatkan antusiasme warga Sumberejo. Mereka mempunyai tekad yang kuat untuk mengubah limbah yang ada menjadi briket.
“Karena warga puas, saya selaku Kepala Desa siap untuk memfasilitasi alat guna keberlanjutan program,” ujar Kepala Desa Sumberejo, Supriyadi.
Tim KKN sendiri berharap dengan adanya pemanfaatan bonggol jagung dapat menanggulangi permasalahan serta menaikkan perekonomian dengan mengolah kearifan lokal yang ada pada masyarakat. (andika prabowo)
editor : ricky fitriyanto