SEMARANG (jatengtoday.com) – Manusia dengan tubuh dicat warna silver kini mudah dijumpai. Selain mangkal di tempat wisata, manusia silver juga banyak yang bertebaran di traffic light atau lampu merah.
Biasanya mereka meminta-minta. Meski kegiatan tersebut dilarang oleh undang-undang, nyatanya masih banyak yang nekat.
Manusia silver yang mangkal di traffic light Krapyak, Ais (30) mengaku terpaksa mengais rezeki di jalanan. Dulunya ia merupakan karyawan pabrik garmen di Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW) Semarang.
“Saya di-PHK, gara-gara corona perusahaan ngurangin karyawan. Sekarang mau cari kerjaan susah, terus sementara ya gini (jadi manusia silver),” cerita Ais, Jumat (28/5/2021).
Dalam sehari ia bisa mendapatkan uang Rp70.000 hingga Rp100.000, kadang kurang dari itu. “Nggak pasti dapetnya. Tapi kalau paling banyak saya pernah Rp200.000 pas ramai,” imbuh Ais.
Pemuda asal Kabupaten Kendal tersebut berharap bisa segera mendapatkan pekerjaan tetap. Ais menyadari bahwa tidak mungkin menjadi manusia silver terus menerus.
Apalagi bahaya juga mengancam, mulai dari tertabrak kendaraan, tertular Covid-19, hingga diciduk petugas Satpol PP.
“Saya sudah beberapa kali ketangkep,” paparnya.
Ais mengatakan, uang hasil ngamen sebagai manusia silver akan dikumpulkan untuk modal usaha. (*)
editor: ricky fitriyanto