Senin, Maret 1, 2021
  • Pedoman Media Saiber
  • Kantor dan Redaksi
  • Masuk
IKUT MENULIS
Jateng Today
  • BERITA
    • EKONOMI – BISNIS
    • HUKUM – KRIMINAL
    • KOTA
    • OLAHRAGA
      • PSIS
    • PEMERINTAHAN
    • PENDIDIKAN – KESEHATAN
    • PERISTIWA
    • POLITIK
    • SENI – BUDAYA
  • INDEPTH
  • OPINI
  • FEATURES
  • KOTA LAMA
  • VIDEO
  • TRAVELING
  • OTOMOTIF
No Result
View All Result
  • BERITA
    • EKONOMI – BISNIS
    • HUKUM – KRIMINAL
    • KOTA
    • OLAHRAGA
      • PSIS
    • PEMERINTAHAN
    • PENDIDIKAN – KESEHATAN
    • PERISTIWA
    • POLITIK
    • SENI – BUDAYA
  • INDEPTH
  • OPINI
  • FEATURES
  • KOTA LAMA
  • VIDEO
  • TRAVELING
  • OTOMOTIF
No Result
View All Result
Jateng Today
No Result
View All Result

Kisah Herdian, Penerus Dalang Wayang Potehi yang Tertatih-tatih Melestarikan Tradisi

Herdian bahkan harus belajar dari youtube.

Baihaqi oleh Baihaqi
Sabtu, 2 Februari 2019
di Seni - Budaya
Reading Time: 4min read
Kisah Herdian, Penerus Dalang Wayang Potehi yang Tertatih-tatih Melestarikan Tradisi

Dalang wayang potehi dituntut menguasai dialek Hokkian. (baihaqi/jatengtoday.com).

BagikanTwit

SEMARANG (jatengtoday.com) – Pertunjukan kesenian wayang potehi turut menyemarakkan Pasar Imlek Semawis di Semarang. Namun, kesenian asal Negeri Tirai Bambu tersebut terancam punah karena minimnya regenerasi.

Herdian Candra Irawan, dalang wayang potehi. (baihaqi/jatengtoday.com).

Dalang wayang potehi Semarang yang masih tersisa, Herdian Candra Irawan atau Thio Hauw Lie mengatakan, selepas ayahnya meninggal pada Agustus 2014 silam, nasib kesenian itu kian memprihatinkan. Herdian mengaku tertatih-tatih meneruskan tradisi kesenian tersebut.

“Setelah Papa mulai jatuh sakit sampai meninggal, saya baru terpikirkan tentang wayang ini,” ujarnya, Sabtu (2/2/2019).

Dia bercerita, di internal keluarganya dulu sempat berunding tentang siapa yang bakal meneruskan tradisi wayang potehi. Dia menawarkan kepada enam saudara kandungnya. Namun, ternyata tidak ada yang mau untuk melanjutkan.

“Kakak perempuan saya malah menyarankan untuk menyumbangkan perlengkapan wayang tersebut, kecuali jika saya mau melanjutkan,” tutur anak kelima dari tujuh bersaudara tersebut.

Dia menceritakan bagaimana pergumulannya sebelum memutuskan meneruskan jejak ayahnya menjadi dalang. Akhirnya, pada awal 2015 Herdian memulai karirnya sebagai dalang wayang potehi bermodal keterampilan otodidak.

Secara terbuka Herdian mengaku dirinya tidak terlalu menguasai profesi barunya ini. Dia dipercaya sebagai penerus oleh keluarganya hanya karena merupakan anak yang paling sering menemani pentas ayahnya.

“Dulu saya sering menemani Papa saat pentas di berbagai kota. Meskipun seringnya hanya membantu bongkar pasang panggung,” ungkapnya.

Banyak kendala yang harus dilalui Herdian. Selain kelenturan memainkan wayang yang belum terlalu dikuasai, dia juga minim pengetahuan tentang cerita-cerita klasik yang biasa dipentaskan dalam wayang potehi.

Saat awal-awal dulu, kesulitan itu diperparah dengan minimnya keterampilan anggota kelompok wayangnya dalam memainkan musik. Belum lagi, ada beberapa wayang yang rusak sehingga harus dibuatkan duplikat.

Tak berhenti disitu, kendala yang dihadapi Herdian juga sangat terasa saat harus bertutur menggunakan dialek Hokkian. Padahal dalam beberapa dialog, terutama ketika sedang bernyanyi, lazimnya dalang mengeluarkan dialek Hokkian.

“Kalau Papa dulu masih fasih pakai bahasa Hokkian. Kalau saya cuma di awal dan diakhir aja pakai Hokkian, selebihnya ya Bahasa Indonesia. Itu pun dulu pas awal-awal harus tak tulis dulu di kertas,” ujarnya.

Sementara untuk minimnya ide cerita, Herdian mencoba mengakalinya dengan sering menonton film-film berlatar belakang kebudayaan Tiongkok. Bahkan, tak jarang dia belajar dengan cara menonton pertunjukan-pertunjukan di kanal Youtube.

Herdian berharap agar ke depan ada banyak generasi muda yang meneruskan tradisi wayang potehi. Pasalnya, dia juga tak berani menjamin sampai kapan kesenian khas Tiongkok ini dapat bertahan di Indonesia.

Selama ini, memang cukup banyak pihak yang menemuinya untuk keperluan wawancara media. Banyak pula yang dari kalangan pelajar hingga mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi datang ke rumahnya.

“Banyak yang tanya-tanya, wawancara. Mudah-mudahan bisa kembali mengangkat wayang potehi sehingga banyak peminatnya,” harapnya.

Sebab, kata Herdian, secara umum peminat wayang potehi di Jawa Tengah sangat minim. Selain sepinya permintaan pementasan, generasi muda yang memiliki minat pada tradisi ini juga sangat sedikit.

Untuk mengantisipasi itu, dia pun kerap berkeliling ke sekolah-sekolah di Semarang untuk mengajar siswa memainkan wayang potehi. Cukup banyak sekolah yang dikunjungi, seperti Sekolah Nusaputera, SMA Kolese Loyola, dan Sekolah Kuncup Melati.

Dia ingin kesenian yang telah mewarnai kehidupan masyarakat ribuan tahun itu tidak punah. Melalui pementasan di Pasar Imlek Semawis ini, Herdian ingin memantik masyarakat untuk melestarikan kebudayaan yang pernah jaya di Semarang. (*)

editor : ricky fitriyanto

Trending Topic: dalang wayang potehidalang wayang potehi SemarangheadlineImlek Semarangkesenian TionghoaPasar Imlek Semawistradisi Imlek di SemarangWayang Potehi
Masuk untuk Berkomentar

TERBARU

Banjir di Grobogan Rendam 2.173 Rumah Warga

Sebagian Jawa dan Kalimantan Berpotensi Diguyur Hujan Lebat

1 Maret 2021
Jenazah Artidjo Dimakamkan di Kompleks Makam UII Yogyakarta

Jenazah Artidjo Dimakamkan di Kompleks Makam UII Yogyakarta

1 Maret 2021
MAKI Sebut Uang Suap yang Mengalir ke Oknum Kejati Jateng Capai Rp 3 Miliar

MAKI Awasi Sidang Kasus Dugaan Mafia Tanah di Cakung

1 Maret 2021
Tanah Longsor di Gunungpati, Delapan Rumah Roboh

Tanah Longsor di Gunungpati, Delapan Rumah Roboh

1 Maret 2021
Semarang Banjir Terus, Dewan Minta Pemkot Segera Tangani Fenomena Penurunan Tanah

Pakar Hidrologi Ingatkan Pentingnya Peta Rawan Banjir

28 Februari 2021
Dokter Paru: Penderita Covid-19 Harus Banyak Minum Air Putih

Dokter Paru: Penderita Covid-19 Harus Banyak Minum Air Putih

28 Februari 2021

POPULAR NEWS

  • Eksotisme Bledug Kuwu, Situs Legenda Jaka Linglung

    Eksotisme Bledug Kuwu, Situs Legenda Jaka Linglung

    3702 share
    Share 1481 Twit 926
  • 10 Aplikasi Home Recording Musik Paling Canggih yang Patut Kamu Coba

    6413 share
    Share 2565 Twit 1603
  • Kulineran di Kakkoii Semarang, Boleh Makan Sepuasnya Tapi Harus Habis

    754 share
    Share 302 Twit 189
  • Tiga Tempat Pijat Ternyaman di Semarang Versi Anak Muda

    4355 share
    Share 1742 Twit 1089
  • Cara Hack Running Text LED Toko

    2868 share
    Share 1147 Twit 717
jateng today

Kantor dan Redaksi

Diterbitkan oleh PT Cakra Media Jateng Kantor, Redaksi:
Gd. Monod Diephuis & Co.
Jl. Kepodang 11-13 Kota Lama, Semarang.

Telp: 024-8694252, 081325175005
Email: jatengtodayredaksi@gmail.com
Info Iklan: 081-325-17-5005

Direktur: Agus Suryo Winarto
Pemimpin Redaksi: Ricky Fitriyanto
Staf Redaksi: Tri Wuryono (Editor), Abdul Mughiz, Ajie Mahendra, Baihaqi Annizar, Yoyok Kusri
Webmaster: Day Milovich
Desain Grafis: Ninna Prana S
  • Pedoman Media Saiber
  • Kantor dan Redaksi

© 2018 Jateng Today

No Result
View All Result
  • BERITA
    • EKONOMI – BISNIS
    • HUKUM – KRIMINAL
    • KOTA
    • OLAHRAGA
      • PSIS
    • PEMERINTAHAN
    • PENDIDIKAN – KESEHATAN
    • PERISTIWA
    • POLITIK
    • SENI – BUDAYA
  • INDEPTH
  • OPINI
  • FEATURES
  • KOTA LAMA
  • VIDEO
  • TRAVELING
  • OTOMOTIF
  • Masuk

© 2018 Jateng Today

Hai, Jumpa Lagi!

Masuk ke Akun Anda

Lupa Password?

Buat Akun Baru

Selangkah lagi. Isi formulir berikut:

Buat isian di semua kotak Masuk

Siap memulihkan password

Masukkan username atau email Anda untuk ganti password baru

Masuk