SEMARANG (jatengtoday.com) – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Semarang mempercayai pergerakan radikalisme diam-diam tumbuh di sejumlah daerah, tak terkecuali di Kota Semarang. Jamaah Islamiyah (JI) yang tercatat kurang lebih 6000 ribu anggota aktif di seluruh Indonesia dianggap membahayakan.
Gerakan radikalisme secara terselubung dinilai telah menyebar di daerah. Baik melalui kegiatan masyarakat, keagamaan, ormas hingga organisasi kampus. “Hal itu patut diwaspadai,” ungkap Kepala Badan Kesbangpol Kota Semarang, Abdul Haris, Kamis (18/3/2021).
Dikatakannya, beberapa waktu lalu, Densus 88 Antiteror mengungkap sejumlah lokasi di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah yang digunakan latihan perang oleh sekelompok orang sebelum anggotanya diberangkatkan ke Afganistan dan Filipina. Sedikitnya ada 12 lokasi yang disinyalir menjadi tempat aktivitas latihan perang.
“Meski penyergapan anggota JI itu berada di kabupaten lain (bukan di Kota Semarang), namun kami terus memonitor perkembangan bersama intelijen Kota Semarang,” ungkapnya.
Pihaknya mengaku terus melakukan koordinasi intern dan sejumlah pihak terkait untuk mengantisipasi agar pergerakan tersebut tidak masuk di Kota Semarang. Apakah Kota Semarang steril dari kegiatan serupa? Haris menjelaskan bahwa tidak menutup kemungkinan masuk ke Kota Semarang.
“Ada pengaruhnya, tapi volume masih kecil. Kami terus monitor,” katanya.
Selain melakukan pengawasan, pihaknya mengaku mengantisipasi pergerakan radikalisme di Kota Semarang dengan berbagai kegiatan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat. “Radikalisme perlu ditangkal dengan memperkuat wawasan kebangsaan, termasuk kegiatan bela negara,” katanya.
BACA JUGA: Kuliah Daring Bisa Jadi Celah Penyusupan Gerakan Radikalisme
Hal yang tidak kalah penting, lanjut dia, untuk terus mengingatkan masyarakat akan pentingnya nilai nasionalisme, tolong menolong, gotong royong dan toleransi kepada siapa pun yang berbeda keyakinan. “Masyarakat agar bisa membentengi diri dari paham radikalisme,” katanya. (*)
editor: ricky fitriyanto