BOYOLALI (jatengtoday.com) – Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) membuat pemerintah menerapkan pembelajaran jarak jauh. Tapi, siswa SD Negeri 2 Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali sudah sejak tiga bulan terakhir mengikuti pembelajaran tatap muka.
Kepala SD Negeri 2 Tlogolele, Sri Sukarni mengatakan, selain Covid-19, naiknya status Gunung Merapi juga membuat kegiatan belajar siswa terganggu.
Kebijakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) yang terkait dengan pembelajaran jarak jauh melalui daring tidak bisa dilakukan. Hal ini disebabkan karena kendala alat komunikasi atau gadget yang dimiliki para siswa atau orang tuanya.
“Anak itu gadget tidak semua punya. Dari 120 hanya 30 persen yang punya gadget. Dari kelas 1 hingga kelas 6 itu dapat pembelajaran entah lewat WA itu tidak bisa,” kata Sukarni seperti dikutip dari laman resmi Pemkab Boyolali, Sabtu (28/11/2020).
Karena kendala itu, pihaknya membuat kebijakan tersendiri untuk melakukan pembelajaran tatap muka. Akan tetapi, tetap dibatasi jam pembelajaran dan waktu tatap muka. Yakni setiap kelas hanya dua kali dalam seminggu untuk pembelajaran tatap muka, dalam jangka waktu 30 menit hingga satu jam saja.
“Dalam satu minggu kami berkoordinasi, satu kelas dua kali. Itu saja hanya setengah jam sampai satu jam. Pemberian tugas, mengumpulkan tugas,” ungkapnya.
Dia menambahkan, pembelajaran tatap muka ini dimulai sejak tiga bulan yang lalu. Namun, beberapa hari ini pihaknya melakukan home visit ke rumah para siswa yang berasal dari Dukuh Stabelan, Takeran dan Belang. (*)
editor : tri wuryono