SEMARANG – Upaya pemerintah Kota Semarang menyulap kampung Brintik menjadi Kampung Pelangi memberikan dampak positif kepada masyarakat. Dampak positif dari keberadaan Kampung Pelangi sudah nampak bisa dirasakan warga Randusari, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang sejak lokasi itu dijadikan kampung tematik oleh pemerintah.
Bemula kampung yang terkenal dengan nama Brintik dan hanya sekedar kampung biasa bahkan terkesan kumuh. Sekarang, Kampung Pelangi telah merubah kampung tersebut dan juga perekonomian warga sekitar karena banyaknya pengunjung.
Salah satu warga Darti, 35, penjual soto di lokasi Kampung Pelangi. Ia mengaku, setelah adanya kampung pelangi yang diresmikan langsung Wali Kota Semarang itu, pendapatannya meningkat hingga 80 persen.
“Sebelumnya saya hanya mendapat Rp300 ribu sehari, saat ini mampu memperoleh pendapatan hingga Rp500 ribu lebih,” kata dia, Jumat (8/12).
Selain itu, ada pula Ani Prawoko,33, warga Kampung Pelangi lainnya. Ani mengatakan, adanya Kampung Pelangi menjadikan dirinya mendapat penghasilan tambahan.
Sebelum adanya Kampung Pelangi, Ani mengaku hanya sebagai ibu rumah tangga yang mengandalakan gaji suaminya. Namun sekarang, Ani membuka warung yang menjajakan makanan dan minuman kepada wisatawan.
Awalnya dirinya hanya menjajakan aneka minuman, dan seiring berjalannya waktu dirinya menambah variasi jajanannya dengan menjual aneka makanan ringan. Alhasil pendapatnya pun ikut meningkat.
“Sekarang rata-rata pendapatan saya per hari mencapai Rp600 ribu. Bahkan kalau pas hari libur, bisa Rp800 ribu perhari,” ucapnya.
Pendapatan yang cukup besar itu lanjut Ani merupakan berkah Kampung Pelangi diresmikan. Sebab setelah diresmikan, kampung itu banyak dikunjungi wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang, Masdiana Safitri mengatakan, dibentuknya kampung tematik bertujuan untuk mempercantik kampung yang dulunya tidak dikenal menjadi unik. Selain itu tentu juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
“Dalam pengelolaannya, Disbudpar menyerahkan pada kelompok sadar wisata (Pokdarwis). Sehingga diharapkan jika dikelola oleh warga sendiri, mereka bertanggungjawab untuk tetap menjaga keunikan Kampung Pelangi,” jelasnya. (andika prabowo)
Editor: Ismu Puruhito