in

Kaligawe-Genuk Tergenang Banjir, Wali Kota: Pompa Milik BBWS Mati

Manajemen pengendalian banjir di Kota Semarang belum optimal.  

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu saat meninjau Rumah Pompa Kali Tenggang, Rabu (15/10/2023). (ist)

SEMARANG (jatengtoday.com) – Bila kemarau terlampau panjang, masyarakat terancam kekeringan. Maka doa bersamanya adalah meminta segera turun hujan. Tetapi ketika hujan mengguyur terlalu deras, ancaman banjir kembali datang. Itulah yang terjadi di Kota Semarang.

Seperti halnya setelah hujan mengguyur Kota Semarang pada Selasa (14/11/2023) malam, sejumlah wilayah tergenang banjir. Salah satunya di Jalan Kaligawe dan beberapa wilayah Genuk, Kota Semarang.

Tampak drainase maupun pompa-pompa penyedot genangan air yang dipasang di sejumlah titik—sebagai antisipasi penanganan banjir—belum optimal. Akibatnya, air meluap di jalan raya hingga permukiman.

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengakui banjir yang terjadi di Jalan Kaligawe dan beberapa wilayah Genuk akibat tidak maksimalnya dua rumah pompa, yakni di Kali Tenggang dan Kali Sringin.

“Kami menerima informasi di wilayah Padi Raya, lalu Kaligawe tergenang. Setelah kami cek, ternyata dua rumah pompa air tidak bekerja maksimal,” katanya, Rabu (15/10/2023).

Ia meninjau Rumah Pompa Kali Tenggang. Diketahui, dari jumlah enam pompa hanya tiga yang bisa menyala. “Yang tiga lainnya alasannya masih perbaikan. Begitu pun di Kali Sringin, harusnya ada lima pompa, yang nyala hanya satu,” ujarnya.

Ia menilai, teknis seperti ini perlu mendapatkan perhatian serius. Beberapa pompa milik Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana ini, kata dia, tidak bekerja alias mati karena rusak. “Lha kalau selalu trouble terus gimana,” ujar Mbak Ita sapaan akrabnya.

Dia meminta BBWS Pemali-Juana untuk serius dalam permasalahan banjir di Kota Semarang. Begitu pun Pemkot Semarang, kata dia, berupaya keras untuk menangani permasalahan banjir di Kota Semarang.

“Kami sampaikan ke BBWS, kami sudah persiapan terkait pengendalian banjir di akhir tahun. Mungkin saya tidak tahu apakah terlena El-Nino sampai Februari, jadi mungkin tak persiapan. Di sisi lain Pemkot Semarang sudah melakukan pengerukan sedimentasi di berbagai ruas,” katanya.

Misalnya di Penyambungan Jalan Masuk (PJM) Woltermonginsidi, lanjut dia, sekarang tidak lagi tergenang. “Yang tergenang di wilayah Kali Tenggang dan Kali Sringin. Pompa-pompa (milik BBWS) ini harus bisa bekerja optimal,” katanya.

Menurutnya, permasalahan pompa ini sangat serius karena menjadi faktor utama dalam pengendalian banjir. “Kami berharap, BBWS lebih responsif terkait penanganan banjir. BBWS juga harus peka. Karena apa pun nanti (soal penanganan banjir) yang disalahkan Pemkot Semarang,” katanya.

Pihaknya mengaku akan terus melakukan koordinasi dengan BBWS. Sebab, penanganan untuk pengendalian banjir ini mendesak dilakukan mengingat musim hujan mulai datang.

“Kami harap BBWS segera menyelesaikan perbaikan pompa,” katanya.

Di Kaligawe, lanjut dia, ada beberapa ruas yang merupakan kewenangan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN). “Kami sudah melakukan rapat dengan BPJN dan BBWS untuk memahami kondisi dan posisi lokasi. Karena, Genuk adalah muara terakhir di rumah pompa Sringin dan Tenggang,” katanya.

Selain itu, pihaknya mengaku telah memerintahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Pekerjaanh Umum (DPU) untuk menerjunkan masing-masing satu unit pompa mobile. Terutama untuk mengatasi banjir di Kaligawe-Genuk.

“Akan terus kami monitor. Mohon maaf ada genangan yang tidak harusnya terjadi. Misalnya genangan air di belakang Kampus Unissula, kami lakukan penarikan cepat menggunakan pompa mobile,” ujarnya. (*)