in

Kajian TACB, Temuan Balok Kayu di Kali Semarang adalah Cerucuk

Balok kayu sempat diduga bekas bantalan rel kereta uap hingga bekas tambatan tali kapal era kolonial.

Balok kayu dalam posisi horizontal dan vertikal ditemukan di Kali Semarang, kawasan Kota Lama Semarang. (baihaqi/jatengtoday.com)

SEMARANG (jatengtoday.com) — Masyarakat sempat dihebohkan dengan penemuan balok kayu yang terendam di Kali Semarang, tak jauh dari Jembatan Berok Kota Lama Semarang.

Ada banyak spekulasi yang muncul dari temuan balok kayu. Mulai bekas bantalan rel kereta uap hingga bekas tambatan tali kapal era kolonial.

Setelah mendapat laporan, tim dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Jawa Tengah pun melakukan kajian untuk menjawab spekulasi yang beredar.

Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Semarang Ufi Saraswati mengatakan, kajian tersebut sudah dilakukan. Namun ternyata hasilnya berbeda dari dugaan masyarakat.

“Sesuai hasil kajian disiplin ilmu yang kami miliki, balok kayu yang ada, tidak lain adalah cerucuk,” ujar Ufi, Kamis (13/1/2022).

Cerucuk menjadi salah satu jenis pondasi yang biasanya digunakan pada daerah dengan kondisi tanah yang kurang stabil.

Dalam kajian ini, balok kayu diduga merupakan struktur pondasi cerucuk dari suatu bangunan yang berkaitan dengan fasilitas pengelolaan sungai.

“Balok kayu itu suatu medium yang mudah rapuh. Jadi jangan terlalu berharap kayu itu bekas tambatan kapal zaman era kolonial atau bahwa masa Sam Poo Kong. Itu terlalu jauh ilusinya,” ucap Ufi.

Minim Data

Kata Ufi, tim peneliti BPCB sempat kesulitan karena minimnya data. Temuan balok kayu berada di Kali Semarang yang terendam air serta lumpur sehingga bentuk secara keseluruhan tidak dapat diamati.

“Minimnya data dari balok kayu tidak bisa diinterpretasikan lebih lanjut. Jadi BPCB memberikan suatu identifikasi tetapi belum bisa memberi info lebih,” ujarnya.

Selama ini, kajian yang dilakukan lebih pada struktur balok dan papan kayu yang tampak, juga struktur bata yang melekat pada balok kayu.

Umur kayu juga tidak lepas dari penelitian. Meskipun belum diketahui secara pasti, ada dugaan bahwa balok kayu terbilang belum tua, baru dibangun tahun 2000-an.

“Kalaupun ada pikiran liar menyebut itu balok kayu tambatan kapal, yang paling mendekati memang itu suatu batang kayu yang menyerupai cerucuk, yaitu formasi fondasi dari suatu bangunan. Cuma itu saja yang bisa kami simpulkan,” jelas Ufi.

Meskipun begitu, hasil kajian temuan balok kayu tersebut tidaklah mutlak. Apabila ada masyarakat yang mempunyai kesimpulan lain lain, dipersilakan. Asalkan kesimpulan berbasis data ilmiah, bukan terkaan belaka.

Saat ini, tindak lanjut penanganan yang dilakukan yaitu mengamankan dan menyelamatkan balok kayu secara insitu atau tetap berada di lokasi Kali Semarang.

Ditemukan Pekerja

Balok kayu yang diduga bagian dari peninggalan sejarah ini ditemukan pada 26 November 2021 oleh para pekerja pembersihan Kali Semarang.

Balok kayu yang cukup besar dengan panjang sekitar 4 meter ditemukan dalam posisi horizontal. Balok kayu tersebut terlihat patah, sehingga ada potensi bentuk awal yang lebih panjang.

Di sisi balok kayu yang memanjang itu menempel papan kayu dengan posisi vertikal, yang tampak hanya pucuknya. Sementara di dekat papan kayu terlihat ada tatanan bata yang membujur mengikuti struktur balok kayu.

Masyarakat sempat ada yang menduga bahwa kayu tersebut merupakan bekas pondasi jembatan dan bekas bantalan rel kereta uap. Sebab, di selatan Jembatan Berok dulunya ada jembatan penghubung jalur kereta uap.

Ada juga yang menduga balok kayu sebagai bekas tambatan tali kapal yang berlabuh di Kali Semarang pada era kolonial. Sebab, jika merujuk tahun 1987 saat dilakukan normalisasi juga ditemukan ratusan balok kayu. (*) 

Editor: Abdul Mughis