SEMARANG (jatengtoday.com) – Pemkot Semarang sedang mempersiapkan untuk penetapan status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Jika nanti ibukota Jateng ini sudah memberlakukannya, daerah di sekitar seperti Kabupaten Demak dan Kendal harus menyesuaikan.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan telah menerima usul Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, terkait kemungkinan penerapan PSBB. Menurut Ganjar, usul tersebut kaitannya dengan daerah-daerah penyangga, Demak dan Kendal.
“Ada usul yang sangat bagus dari Pak Wali Kota (Semarang) tadi. Usulnya agar berbicara dengan daerah sekitar, utamanya seperti Demak dan Kendal. Kalau Semarang PSBB, daerah itu juga. Tidak semua area, minimal beberapa kecamatan di Kendal dan Demak,” jelasnya.
Dia mengaku saat ini Pemkot Semarang masih melakukan perhitungan apa saja yang perlu disiapkan untuk penerapan PSBB. Perhitungan itu terkait kesiapan Kota Semarang dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, transportasi, dan lain-lain.
“Yang Semarang kita warning berkali-kali agar masyarakat untuk bantu soal itu. Kalau PSBB Anda semua akan mengalami situasi tidak nyaman, maka ayo tolong cegah bareng bareng,” tegasnya.
Penerapan PSBB memang bukan satu-satunya jalan yang disodorkan. Asalkan, masyarakat patuh dalam mengikuti arahan pemerintah dalam melakukan social distancing maupun physical distancing sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19.
PSBB bisa diterapkan jika suatu daerah mengalami tren atau peningkatan kasus positif virus corona yang tinggi. Sementara, di Kota Semarang saat ini jumlah kasus positif virus corona telah mencapai angka 128, atau sekitar 36,4 persen dari total kasus di Jateng.
“Sebisa mungkin PSBB itu kita tahan. Tapi, bagi daerah yang peningkatan signifikan ya PSBB harus disiapkan,” katanya.
Dibanding PSBB, dia mengaku sebenarnya lebih setuju dengan cara desa dalam menangani persebaran virus corona. Dia mencontohkan ada suatu kampung di Semarang yang melakukan isolasi secara mandiri, dengan melakukan pembatasan warganya untuk berkeliaran.
“Saat hari pertama dan kedua banyak yang protes. Hari ketiga sistem pasar untuk memenuhi kebutuhan warganya datang sendiri. Konsep inilah yang harus diterapkan,” tandasnya. (*)
editor: ricky fitriyanto