SEMARANG (jatengtoday.com) – Ibu Negara Iriana Joko Widodo jalan-jalan ke Lawang Sewu di sela-sela kunjungannya ke Kota Semarang, Jumat (4/1/2019). Berkali-kali, istri Presiden Jokowi itu meminta untuk difoto di beberapa tempat.
Dia menikmati wisata heritage itu bareng anggota Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE-KK) dan ditemani istri Gubernur Jateng, Siti Atiqoh Ganjar Pranowo.
Lokasi yang berlatar belakang dinding kaca patri berukuran tinggi lebih dari dua meter menjadi tempat foto favorit Ibu Negara. Kaca yang terbagi menjadi empat panel besar ini mencerminkan cerita eksploitasi besar-besaran hasil alam Nusantara.
Flora dan fauna kita diangkut kereta dan dikumpulkan di kota-kota pelabuhan Pulau Jawa sebelum diperdagangkan di dunia, untuk memperkaya Belanda dan keluarga kerajaannya di bawah perlindungan Dewi Fortuna.
Detailnya, di panel tengah-bawah berjajar Dewi Fortuna, si dewi keberuntungan yang berbaju merah, roda bersayap lambang kereta api, dan Dewi Sri, dewi kemakmuran Jawa. Panel di atasnya adalah tumbuhan dan hewan yang menggambarkan Nusantara sebagai negeri kaya akan hasil bumi berikut simbol kota-kota dagang Batavia, Surabaya, dan Semarang.
Simbol kota-kota dagang Belanda, yakni Amsterdam, Rotterdam, dan Den Haag, berderet di panel kiri. Panel kanan menampilkan ratu-ratu Belanda.
Tak berhenti di situ daya tarik Lawangsewu. Iriana juga melihat, dari sisi arsitektur, gedung itu dibangun tanpa menggunakan semen, melainkan adonan bligor, atau ada juga yang menyebutnya pese, yakni istilah lokal untuk menyebut campuran pasir, kapur, dan batu bata merah.
Kelebihan bligor dibanding semen adalah bangunan jadi tak mudah retak, tak heran jika tak ditemukan retakan di Lawang Sewu. Bligor juga lebih awet dan menyerap air, sehingga ruang dalamnya sejuk.
Konstruksinya juga tanpa besi. Atapnya dibuat berbentuk melengkung setengah lingkaran untuk mengurangi tekanan. Struktur atap dari bata yang disusun miring layaknya struktur jembatan. (*)
editor : ricky fitriyanto