TEMANGGUNG (jatengtoday.com) – Rumah Sakit Kristen (RSK) Ngesti Waluyo Parakan, Kabupaten Temanggung kekurangan alat pelindung diri (APD) meski menjadi rumah sakit rujukan tingkat 3 untuk pasien Covid-19. Kondisi ini dikhawatirkan akan memicu penularan virus corona bagi tenaga medis.
Direktur Bagian Keuangan dan Umum, RSK Ngesti Waluyo Parakan, Eko Widhi Prasetyo mengatakan, sejauh ini pihaknya sudah berupaya mencari APD di pasaran, tetapi sulit didapat. Permintaan bantuan ke dinas terkait juga belum berbuah hasil.
Menurut dia, APD yang kurang antara lain sarung tangan panjang, thermogun, gown, dan face shield. “Kami kesulitan mendapatkannya di pasaran, terutama sarung tangan panjang. Mestinya itu menutup lengan sesuai standar kesehatan supaya tenaga kesehatan tidak terkontaminasi,” kata Eko, seperti dikutip di laman resmi Pemkab Temanggung, Jumat (11/12/2020).
Untuk mengantisipasi kekurangan sarung tangan panjang, pihak rumah sakit terpaksa memanfaatkan sarung tangan untuk persalinan yang bentuknya panjang dan bisa menutup lengan. Namun stok yang ada juga sudah sangat kurang. Kemudian tenaga medis berinisiatif melakukan modifikasi dari stok sarung tangan pendek yang ada.
“Kami sudah mengajukan permintaan bantuan APD pada APBD melalui Dinkes, tapi masih diupayakan,” imbuhnya.
Menurut Eko, untuk APD jenis lainnya, pihak RSK telah menerima bantuan dari para donatur. Alat-alat medis seperti ventilator dan alat UV air purifier juga didapat dari Djarum Foundation. Ada pula bantuan alat kesehatan dan ventilator dari Buddha Tsu Chi.
Sementara, Penyedia Data RSK Ngesti Waluyo Parakan, Dwi Hartati menyebutkan, pada Februari dan Maret pihaknya telah menerima pasien Covid-19. Ketika itu hanya tersedia empat tempat tidur. Seiring peningkatan kasus corona, pihak RSK telah menambah kapasitas tempat tidur menjadi 29 unit.
“Kami juga telah menerima rujukan pasien dari rumah sakit lain dan dari Puskesmas,” terangnya. (*)
editor : tri wuryono