in

44 Tips Menjadi Penulis Profesional

Tidak terbayangkan, ternyata dunia menulis itu seperti ini. Tantangan apapun bisa kita atasi apalagi terlihat gambar besarnya.

(Image: SpiffyJ)

Pencapaian menulis profesional yang saya sukai sampai sekarang, masih sama: bisa menulis setiap hari. Itu pembuktian ketika saya berhasil keluar dari zona gelap dunia penulisan amatir, bahwa saya punya daya tahan, kuantitas, dan setiap hari terjadi perbedaan dan perubahan dalam hidup saya.

Saya memandang “menulis” sebagai aktivitas luas. Bukan hanya membuat judul, editing, dan memilih kata. “Menulis” terjadi ketika kamu bertanya, berpikir, menentukan sudut pandang, mengubah dunia kami, mendokumentasi kehidupanmu, dll. Pengertian “menulis” yang menjadi “model mental” seperti ini, yang akan saya pakai di sini.

“Teknik penulisan” bisa diajarkan dari jauh dalam waktu 2 jam, sedangkan “menulis” membutuhkan latihan.. seumur hidup. Ini jalan profesional yang bisa menjadi pilihan seorang manusia.

Berikut ini, 44 tips menulis profesional.

VITALITAS. Tidak menyerah. Selalu mencari jalan.

KONSISTEN. Jangan ikutan tren demi ngehit. Konsisten akan membawamu ke sukses. Ngehit hanya paksaan dari luar, imitasi plastis, dan sementara. Tulis apa yang harus kamu tuliskan, bukan meniru apa yang orang lain tuliskan.

PENULIS, PEMIKIR. Kamu “sekarang” sedang menjadi penulis atau pemikir? Ini seperti 2 sisi koin, namun sebenarnya senilai. Kamu tidak membuat kerajinan. Kamu menulis karena berpikir. Kamu berpikir untuk menulis. Pastikan pikiranmu selalu dalam kondisi “write mode”. Biasakan diri dengan seni mengamati. Ide kamu datang selalu dalam keadaan mentah, perlu kamu hubungkan dengan ide lain. Ide kamu bisa datang ketika kamu sedang berbincang-bincang, membaca buku, membeli burger, traveling, sendirian, mendengarkan lagu, kapan saja. Tugas kamu adalah menghubungkan titik-titik.

PERALATAN. Kamu tidak tahu kapan ide akan datang dan bagaimana perginya. Jangan andalkan ingatan. Siapkan selalu kertas dan Android, agar bisa merekam ide kamu sewaktu-waktu. Jangan pakai Android yang lamban. Perbaiki alat menulis kamu.

SAVE, BACKUP. Simpan selalu draft awal, sebelum revisi, di file lain. Simpan sampai jika laptop atau hardisk kamu meledak, kamu masih punya cadangan. Draft adalah “before”, hasil akhir tulisanmu adalah “after”. Kalau mengerti ini, kamu bisa melihat kelemahan dan progress kamu.

SISTEM KREATIF. Motivasi itu tidak penting. Kamu bisa produktif menulis tanpa motivasi. Yang penting adalah sistem kreatif. Buat sistem kreatif, perbaiki selalu. Sistem kreatif lebih penting daripada motivasi.

STRATEGI BERPIKIR DAN MODEL MENTAL. Saya menuliskan “Strategi Berpikir” dan “Model Mental Versi Saya” tentang bagaimana menjadi kreatif bermula dari cara kita berpikir. Dalam tulisan “Menentukan Sudut-Pandang Berita“, saya menggunakan metode tersendiri agar ide apapun bisa memiliki angle yang bagus. Ini menjawab pertanyaan, “Bagaimana caranya menentukan angle?” yang sering memutus motivasi orang ketika menulis.

PESAING KAMU. Jangan bandingkan dirimu dengan orang lain. Target kamu hanyalah menjadi lebih baik dibandingkan dirimu yang kemarin.

EDITING CEPAT. Ruang editing adalah ruang pertama apresiasi. Editing menentukan kualitas, menentukan apa kata pembaca nanti. Belajar menulis cepat sebenarnya adalah belajar menyunting tulisanmu sendiri. Kamu bisa lebih cepat dimuat di media online jika menggunakan teknik editing cepat.

BACA BUKU. Lawan dari baca buku adalah: membaca berita, scroll Beranda media sosial, menjawab komentar, ngobrol ke sana ke mari, tidak jelas. Buku tempat kamu mendengarkan orang lain dari mana suatu teori berasal. Bacalah buku-buku yang actionable, dapat kamu terapkan, dan bisa mengubah hidup kamu. Baca 1 buku seminggu.

FAKTOR VIRAL. Banyak faktor yang membuat suatu tulisan bisa viral. Jangan menulis demi viral.

DISIPLIN. Orang yang tidak disiplin adalah budak mood, nafsu makan, dan passion. Orang yang tidak disiplin, merasa memiliki waktu. Musuh terbesar penulis adalah tidak disiplin. Yang dihadapi penulis bukan sekadar deadline. Penulis berhadapan dengan pembelajaran diri, berlatih terus-menerus, dll.

INSTING VERSUS EGO. Percayalah pada insting kamu. Cara “ego” dan “insting” bertanya itu berbeda. Kalau kamu tahu, kamu bisa deteksi apa yang sedang dominan pada dirimu sekarang.

KUANTITAS. Pada awalnya, banyak hal tampak tidak berguna. Kegagalan. Ingat selalu, itu bagian dari “kuantitas”. Kamu boleh mentarget kualitas tetapi kualitas tidak terjadi tanpa kuantitas. Buatlah 50 sampai 100 tulisan, maka kamu akan tahu kelemahanmu dan bisa memperbaiki kualitas. Lain halnya, kalau kamu hanya puas 10 tulisanmu tayang di media besar, atau menjadi juara lomba, itu bukan pembuktian. Tanpa melewati kuantitas, orang mempertanyakan kualitas kamu.

SURAT. Jika kamu tidak bisa menulis, buat tulisanmu seperti suatu surat untuk seorang kawan. Itu adalah surat untuk seorang kawan yang akan dibaca 1000 orang. Kamu tidak bisa menyenangkan semua orang. Seorang kawan, sebenarnya adalah suatu karakter, demografi tertentu, yang menjadi sasaran kamu.

KETAKSEMPURNAAN. Kamu adalah ketaksempurnaan. Itulah keistimewaan kamu. Istimewa, normal, bagus, semua itu hanyalah kategori buatan dan kesepakatan. Kamu bisa lawan itu, dengan jaminan: kamu akan menjadi unik dan memiliki segmen penggemar tertentu. Jangan menunggu sampai tulisan kamu sempurna.

MUSUH SEBENARNYA. Pikiran sering memblokir dengan “resistance”. Ini yang membuat orang sering gagal: menyerah. Menulis adalah bentuk “perang seni“. Yang ingin kamu menyerah adalah pikiranmu sendiri. “Resistance” selalu datang, memintamu berhenti, dan membisikkan 19 kalimat pemblokir kreativitas.

SYNTOPICAL READING. Seperti ketika kamu akan menulis makalah. Membaca secara tematis. Pilih topik yang akan kamu bahas. Browsing sampai habis. Temukan saripati. Ambil yang terbaik. Buat pemahaman baru.

ANTILIBRARY. Tutup buku-buku yang sudah kamu baca. Jangan terlalu percaya pada apa kata buku. Kamu harus ke jalan, ke hutan, ke tengah kota, berbaur untuk menemukan kenyataan.

KURSUS. Jangan ikut kursus menulis yang mahal, sekalipun bersama tutor yang namanya ngehit.

SEO. Pelajari SEO. Terutama tentang on-page dan off-page. SEO bukan soal bagaimana menjadi nomor 1 di hasil pencarian Google. SEO mengajarkan tren, struktur tulisan, dan keyword terkait. Dan cara mempromosikan content kamu ke publik.

INVISIBLE KEYWORD. Riset keyword memang penting. Jangan mengikuti keyword yang sedang ngehit. Itu kerjaan penulis reaksioner yang mengomentari peristiwa terkini agar dimuat di media. Mereka mencari keyword yang sedang ngehit, bekerja berdasarkan niche. Lebih baik, ikuti invisible keyword, yang belum terlihat di Google. Menulislah bukan demi ngehit. Tren terbaik adalah tidak mengikuti tren lain.

ANTIFABRIKASI. Hindari fabrikasi content. Jangan pakai artificial intelligence, rewriter, spinner, dll. Jangan biarkan tulisanmu seperti tulisan orang lain, membahas topik dan cara membahas yang hampir sama dengan tulisan orang lain.

TIME MANAGEMENT. Kuasai bagaimana mengelola waktu. Ini kemampuan yang akan selamatkan pekerjaanmu. Mengerti cara membuat prioritas, mendahulukan yang terpenting, dan lebih produktif dengan pomodoro timer.

PIRANTI. Pastikan peralatan kamu tidak terhambat. Microsoft Office full version, Windows sudah teraktivasi, dst. Pastikan kamu bisa menulis kapan saja.

OPEN MIND. Berpikiran terbuka. Terima kritik. Mau berubah, jika itu baik, sekalipun itu awalnya menyakitkan.

PRIVATE. Bangun kehidupan pribadi yang kuat. Banyak penulis yang merahasiakan keluarga mereka, memiliki kehidupan pribadi yang kuat, dan itulah salah satu faktor yang membuat mereka bisa menulis. Tubuh sehat mengarah kepada pikiran yang selalu siap-menulis.

PASSION. Turuti passion namun passion tidak selalu mengarah kepada pekerjaan. Kamu pernah dengar kutipan “Turuti passion kamu” dari Steve Jobs? Sebenarnya, kalau menilik pada biografi Steve Jobs, dia tidak selalu menuruti passion. Dia berhenti kuliah karena terpaksa, dikeluarkan dari Apple, dan berpisah dengan anaknya. Itu sama sekali bukan passion, namun Steve Jobs tidak berhenti.

NILAI. Temukan “nilai” tulisan kamu. Bekerjalah demi “nilai” untuk membuat perbedaan dan perubahan. “Tulisan saya bermanfaat bagi siapa? Mengubah hidup orang dengan cara seperti apa?”. Nilai adalah apa yang kamu jual kepada pembaca. Nilai bisa berupa nilai finansial. Ukur berapa “harga” tulisan kamu.

MENGAPA. Temukan dan mulai dengan “mengapa” karena “mengapa” adalah visi kamu. Energi menulis yang tidak ada habisnya. Mengapa kamu menulis ini? “Mengapa” adalah aspek yang sering dilupakan orang. Orang sering fokus ke “Apa” (yang sedang dituliskan) dan “Bagaimana” (cara menuliskan ini).

BATAS. Mengerti cara kamu membatasi sesuatu. Akan riset selama berapa jam? Editing sebatas apa? Berapa banyak ide yang bisa kamu proses? dst. Tidak tahu batas, berarti kamu di zona nyaman. Tidak tahu batas berarti kamu tidak punya mimpi yang akan kamu lampaui sendiri.

LOMBA. Pemenangnya adalah versi juri. Demi uang dan ketenaran, atau untuk menguji kemampuan. Saya tidak pernah ikut lomba menulis. Kalau kamu suka kompetisi dan lebih suka pengujian terbuka, versi orang lain, bersaing dengan orang lain, tidak ada salahnya ikut lomba. Bahkan jika motivasi kamu adalah uang, tidak ada salahnya.

TEST. Saya harus bisa menguji kuantitas dan kualitas tulisan saya sendiri. Bukan dengan cara orang lain. Termasuk ketika berlatih. Ketika saya sedang mengantuk, dalam tekanan, atau sedang banyak masalah, bisakah saya tetap menulis tanpa gangguan?

PERASAAN. Sama sekali bukan booster. Jangan menunggu menulis dalam keadaan mood kamu bagus. Itu jebakan dan hambatan. Kenali perasaan kamu, apa yang membuatmu mood. Kamu bisa berada di pengalaman lama yang kamu rindukan, jika tahu cara-kerja perasaan kamu.

WEB. Tempat kamu menempatkan seluruh tulisanmu. Jangan mendirikan rumah di atas tanah sewaan. Website Sak Jose, kalau dia seorang perempuan, adalah tempat saya bicara bebas, tempat saya menampung hasil selama berpergian (menulis di web lain), tempat saya mengujikan metodologi baru, dll. Ketika orang melihat profile media sosial saya atau mengetikkan nama “Day Milovich”, dia akan keluar sebagai rumah saya. Rumah seorang penulis bukan di media sosial.

AFORISMA. Menulis hanya 1 paragraf dalam sehari, tidak masalah. Kamu tidak harus menulis 1 artikel. Jika kamu terbiasa menulis 1 paragraf utuh, kapan saja, kamu bisa menulis lebih cepat. Saya menulis aforisma di catatan harian.

DIARY DAN CATATAN. Biasakan menulis catatan dan diary (catatan harian). Saya serius menuliskan cara membuat catatan dan bagaimana menulis catatan harian.

GAGASAN KREATIF. Buat gagasan kreatif sebanyak mungkin. Tenggelamlah di situ dan terjebaklah di situ. Selagi kamu punya masalah “teknis”, berarti kamu sedang di tengah pelajaran menulis. Ada beberapa gagasan kreatif yang tidak habis dan bisa kamu tuliskan.

  1. Coba pilih 1 artikel orang lain. Ubah artikel itu menjadi outline. Tulis-ulang outline itu menjadi versi yang lebih ringkas. Ini disebut “teknik skyscraper“. Spoiler: cara ini ampuh dan tidak mudah. Sangat cocok untuk orang yang tertarik pada topik tertentu.
  2. Pilih topik yang kamu suka. Baca artikel orang lain, tentang topik itu. Pilih 1 topik yang kamu suka, kemudian tulis-ulang artikel yang sudah bahas topik itu.
  3. Targetkan latihan menulis 700 kata setiap hari. Kalau kamu bisa ngetwit 7 kali dalam sehari, berarti bisa.
  4. Buat review yang berbeda dari apa yang kamu baca, dengar, dan tonton.
  5. Lakukan perjalanan. Di titik pemberhentian-sementara, menulislah. Di tengah perjalanan, menulislah. Terbiasa menulis di keadaan yang tidak enak, akan melatih stamina menulis kamu sampai kamu bisa menulis dalam keadaan terburuk.
  6. Pilih dongeng atau mitos kemudian modifikasi ceritanya.

Kamu bisa baca tulisan lain tentang tips menulis di sini:

Rahasia Menulis Buku dari 21 Penulis Hebat
Ikuti tips terbaik dan sudah dijamin “work”. Mereka berhasil, pernah gagal, dan berbagi tips terbaik untuk para penulis buku.

Rahasia Menulis Artikel (dalam 21 Tips Pro)
Semua tips profesional. Nggak berat. Jangan abaikan faktor di luar penulisan.


Kita lanjutkan dulu sampai selesai..

FISIK. Apa yang diinginkan pikiran sering tidak sinkron dengan tubuh. Kamu perlu cukup makan dan istirahat agar berpikir optimal dan kreatif. Cukup makan dan tidur. Pikiran hebat datang dari tubuh sehat.
PSIKOLOGI. Mempelajari psikologi, pelan-pelan akan memperbaiki proses kreatif kamu. Menulis itu memperbaiki psikologi kamu. Jika manusianya berubah (kamu) maka cara menulis kamu pasti akan berubah. Kamu yang kemarin malas membaca buku, dan kamu yang sekarang tidak malas lagi malas membaca buku, tentu hasil tulisan akan berbeda.

FOKUS. Hanya ke tulisanmu. Jangan fokus ke orang lain (misalnya: ingin melampaui Like orang lain).

PASSION. Pertahankan rasa senangmu ketika menulis, maka kamu tidak pernah mengeluh dan ide akan selalu mengalir. Jauh di sana, ada orang-orang yang tidak kamu kenal, sedang membahas tulisanmu.

KERAS. Dunia menulis bukan untuk orang yang maunya lemah-lembut. Menulis itu keras. Ada keadaan yang tidak disukai kebanyakan orang: tekanan, disiplin, belajar, bisikan untuk berhenti, gagal, ditolak, tidak-disukai, berpikir, dll. Selalu punya harapan. Yakin.

BAKAT. Bukan genetis. Terjadi kalau kamu menuruti niat menulis, terus berusaha, dan tanpa ampun mengubah dari “tidak” menjadi “iya”. Berlatih dan memperbaiki kemampuan. Apa yang tadinya “sebelumnya” menjadi “setelahnya”, berarti skill. Kemarin kamu kesulitan memahami isi buku, sekarang tidak, berarti “memahami isi buku” itu kemampuan (skill) yang bisa kamu asah setiap hari. Bangun pagi itu skill. Tidak menyerah itu skill. Semua yang bisa diperbaiki itu skill.

RENDAH-HATI. Tidak punya waktu untuk menjalani konflik, tidak ada waktu show-off.

Setidaknya, itulah tantangan yang bisa kamu atasi. Jangan menyerah. [dm]