SEMARANG – Kawasan Candi Borobudur di Magelang Jawa Tengah akan ditutup sementara untuk wisatawan yang datang perorangan pada hari Jumat (8/9) mendatang.
Hal itu diberlakukan terkait adanya rencana demonstrasi dan rencana aksi bela Rohingya yang akan dilakukan sejumlah organisasi masyaraka (ormas).
Pernyataan itu diungkapkan Sekda Provinsi Jawa Tengah, Sri Puryono usai rapat koordinasi kepolisian, TNI, dan tokoh lintas agama di kantor Gubernur Jawa Tengah, Rabu (6/9). Hadir dalam rapat tersebut yaitu Kapolda Jateng Irjen Pol Condro Kirono, Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Tatang Sulaiman, Ketua MUI Jateng KH Ahmad Darodji, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jateng Mudjahirin Tohir.
Menurut Sri, Ada empat rangkuman dalam rapat tersebut, yakni menjaga kondusifitas Jateng, mensosialisasikan empat formula yang disampaikan Presiden kepada Menteri Luar Negeri terkait Rohingya, kesepakatan bersama mengadakan kegiatan simpatik elegan, doa bersama, salat gaib, penghimpunan bantuan yang akan disalurkan ke sana.
“Serta keempat terkait rencana unjuk rasa di Borobudur, dari hasil rapat kemarin para pengurus yang akan unjuk rasa sepakat tidak menggelar aksi di Candi Borobudur,” kata dia.
Sri menambahkan, rencananya aksi di Borobudur akan dialihkan ke Masjid An Nur di Mungkid, Magelang. Namun aksi tidak boleh dilakukan dengan orasi melainkan kegiatan relijius dan penggalangan dana. Meski demikian, langkah antisipasi tetap diberlakukan. Sekitar 2.200 personel kepolisian dan 300 personel TNI akan disiagakan untuk melakukan pengamanan baik di kawasan Borobudur dan perbatasan. “Borobudur rencananya juga akan ditutup sementara bagi wisatawan yang datang perorangan. Namun untuk wisatawan mancanegara atau wisatawan yang datang berkelompok dan terjadwal masih diperbolehkan masuk,” terang Sri.
Penutupan itu lanjut dia hanya akan diberlakukan sehari saja yakni Jumat (8/9). “Kan ini kalau sudah dalam kelompok dan organsasi mudah pemantauan. Banyak lho nanti personel yang diterjunkan di sana. Kebetulan tanggal 9 kan Presiden mau ke Magelang,” tegasnya.
Sri menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap menjaga keamanan, ketentraman dan kedamaian Jawa Tengah. Pihaknya tidak melarang masyarakat untuk melakukan aksi, namun harus sesuai dengan peraturan yang ada. (andika prabowo)