SEMARANG (jatengtoday.com) – Selama 2018, tercatat sebanyak 703 barang tertinggal di Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang. Barang-barang milik penumpang beraneka ragam, mulai tas, dompet, handphone, kunci kendaraan, dokumen dan lain-lain.
Untuk meningkatkan kepercayaan dan pelayanan masyarakat, setiap petugas BRT diwajibkan mengamankan barang milik penumpang yang tertinggal, baik di dalam bus maupun di shelter.
“Selama 1 tahun tercatat sebanyak 703 barang milik penumpang BRT tertinggal,” kata Kepala Badan Layanan Umum UPTD Trans Semarang, Ade Bhakti Ariawan, Jumat (5/10/2018).
Secara rinci, pada Januari 56 buah, Februari 53 buah, Maret 42 buah, April 70 buah, Mei 62 buah, Juni 99 buah, Juli 115 buah, Agustus 104 buah, dan September 102 buah. Dari jumlah barang tersebut, diantaranya 69 handphone, 43 dompet, 198 tas, 133 helm, dan 260 barang lain seperti KTM, pakaian, kunci kendaraan, makanan, dokumen, dan sepatu.
“Kami telah memiliki standart operational procedure (SOP) terkait barang-barang penumpang yang tertinggal di dalam bus maupun di shelter. Petugas kami, baik yang berada di dalam bus maupun shelter—jika menemukan barang tertinggal segera menginformasikan kepada Control Center Room (CC Room), selanjutnya dari CC Room akan diumumkan melalui HT dan seluruh radio rig armada,” terangnya.
Hal tersebut juga berlaku saat penumpang menginformasikan barang tertinggal. Setelah menerima laporan barang tertinggal, petugas segera menindaklanjuti untuk ditelusuri.
“Tidak semua barang tertinggal diambil oleh pemiliknya. Barang tertinggal seperti makanan biasanya tidak ada penumpang yang mengambil atau mencarinya. Berbeda dengan barang berharga seperti dompet, handphone, helm, maupun tas, biasanya segera dilaporkan kepada petugas,” bebernya.
Tidak hanya itu, lanjut Ade, bahkan selama 2018 petugas juga mencatat sebanyak empat orang terpisah dengan suami atau istrinya saat perjalanan. Biasanya karena penumpang tertidur di dalam bus, atau istri/suami telah turun di shelter transit. Apalagi bus dalam kondisi penuh.
“Petugas kami segera merespon setiap laporan, dengan berkomunikasi antar petugas BRT. Penumpang yang terpisah dari keluarganya tersebut dapat dipertemukan,” katanya.
Saat ini, lanjut Ade, penumpang BRT rata-rata mencapai 31.000 orang setiap hari. Artinya, pengguna jasa transportasi massal kian meningkat. Berbagai fasilitas untuk menunjang pelayanan mudah, aman dan nyaman terus diperbaiki.
Saat ini, pihaknya menargetkan penumpang BRT Trans Semarang 2018 bisa menembus angka 12.847.536 orang. Meliputi 7.030.816 penumpang umum dan 5.816.720 penumpang pelajar.
“Jika dirupiahkan total target pendapatan tahun 2018 adalah Rp.30.424.576.000,” katanya. (*)
editor : ricky fitriyanto