SEMARANG (jatengtoday.com) – Liburan akhir tahun telah tiba. Tentu saja ini menjadi momen untuk merefresh pikiran setelah sibuk bekerja. Banyak pilihan untuk mengisi liburan bersama keluarga.
Ada yang sekadar ingin menyambangi lokasi wisata yang ramai seperti pantai, mal, nonton film, maupun menikmati kesejukan di alam pegunungan. Tetapi ada juga tipe keluarga yang sengaja memilih menyambangi wisata edukasi untuk mengisi liburan.
Wisata edukasi biasanya dipilih sebagai bentuk pendidikan orang tua mengenalkan kepada putra-putrinya sekaligus membuat “story telling” jalan-jalan wisata. Di Kota Semarang sendiri banyak wisata edukasi berbasis kampung kreatif. Kampung yang tidak hanya sekadar warna-warni dan membawa label “instagramable” belaka. Tetapi memiliki level kreativitas unik, cerdas dan mendidik.
Berikut ini, redaksi jatengtoday.com merekomendasikan lima tempat wisata edukasi berbasis kampung kreatif di Kota Semarang.
1. Desa Wisata “Akuaponik” Kandri
Kesejukan udara khas pedesaan dengan hamparan hijau pertanian masih bisa didapatkan di Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Kelurahan ini memang dikenal memiliki banyak potensi wisata. Salah satu yang paling terkenal Goa Kreo dan Waduk Jatibarang.
Tapi bukan hanya itu. Desa wisata ini memiliki sejumlah potensi wisata berbasis aktivitas warga. Di RW I Kampung Kandri untuk outbond, RW II Kampung Siwarak untuk kuliner dan produk UMKM, RW III Kampung Talun Kacang untuk seni budaya, dan RW IV Perumahan Kandri Pesona Asri menjadi Kampung Akuaponik.
Memasuki Kampung Akuaponik misalnya, pengunjung akan disambut dengan tanaman bunga dan sayur yang tersusun rapi di paralon putih. Air dari kolam ikan terpompa mengalir ke tanaman sebagai nutrisi dan kembali lagi ke kolam.
Akuaponik merupakan teknik bertani yang menggabungkan akuakultur serta hidroponik. Sebuah konsep pertanian urban farming. Kian minimnya lahan pertanian, membuat masyarakat mengembangkan konsep pertanian Akuaponik. Konsep ini memindahkan pertanian konvensional ke pertanian perkotaan dengan media tanam berbeda. Berbagai sayuran seperti sawi, loncang, cabai, hingga strawberry berjajar rapi. Di bawahnya terdapat kolam ikan lele dan nila. Hampir setiap rumah memiliki pengembangan tanaman akuaponik.
Dengan adanya sistem Akuaponik ini, banyak manfaat yang diperoleh warga di kampung ini.
2. Kampoeng Jadhoel
Salah satu kampung tersembunyi ini berada di Kampung Batik Tengah RT 4 RW 2 Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang. Kampung tersebut dikenal dengan sebutan Kampoeng Jadhoel.
Tidak hanya sekadar menyulap kampung kumuh, rawan banjir, gelap dan rawan kriminalitas, menjadi kampung yang bersih dan penuh dengan lukisan mural. Emperan rumah warga juga banyak menjadi etalase kain batik nusantara karya warga setempat.
Warga memiliki aktivitas membatik, memproduksi kuliner khas Semarang, melukis dan aktivitas budaya lainnya. Kreativitas lukisan warga juga dituangkan di dinding-dinding rumah warga, bahkan ada deretan lukisan mural Wayang Beber yang menceritakan sejarah Kota Semarang sejak abad ke-8. Juga mural sejarah dan filosofi batik, replika panggung wayang kulit, galeri lukisan, dan galeri 3D.
Tidak hanya itu, warga kampung tersebut juga melakukan edukasi tentang belajar membatik dan melukis di atas kanvas. Pelatihan membatik dilakukan sejak dini mulai siswa PAUD, SD, SMP, SMA, hingga dewasa. Baik warga kampung setempat maupun dari luar daerah.
Bahkan kreativitas warga selevel RT di kampung ini mampu mencuri perhatian turis mancanegara. Diantaranya dari Korea Selatan, Jepang, Kanada, India, dan Amerika Serikat untuk melakukan penelitian di kampung tersebut.
3. Kampung Jawi Kalialang
Konsistensi masyarakat menjaga tradisi budaya Jawa tampak khas di kampung yang terletak di Jalan Kalialang Lama RT 2 RW 1, Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Gunungpati Kota Semarang.
Memasuki kampung tersebut, pengunjung langsung disambut lukisan wayang raksasa dan gambar mural bertema budaya Jawa di dinding rumah warga. Gang-gang kampung ini menjadi pemandangan menarik dengan berbagai lukisan bernuansa Jawa.
Tidak hanya itu, suara khas orang berlatih gamelan mudah ditemui. Banyak orang berlatih kesenian tradisional kethoprak, tari tradisional, rebana modern, jathilan, seni tek-tek, dan karawitan. Terdapat sejumlah sanggar kesenian yang berpusat di Kampung Jawi ini.
Tidak hanya melihat proses latihan maupun pertunjukan kesenian tradisional, tetapi warga yang datang juga bisa mempelajari budaya Jawa. Selain itu pengunjung juga bisa berbelanja berbagai olahan khas warga setempat. Diantaranya keripik singkong, jamu kemasan, bandeng presto, hingga pembuatan batik khas Semarang.
4. Kampung “Ramah Burung” Nongkosawit
Desa unik selanjutnya adalah Desa Nongkosawit, merupakan salah satu kelurahan di wilayah Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Keunikan perkampungan ini salah satunya adalah terjaganya kelestarian habibat ribuan burung liar.
Warga setempat telah berkomitmen menjaga burung-burung liar berbagai jenis di kampung tersebut dengan cara tidak menangkap ataupun menembak. Tidak hanya berlaku bagi warga setempat, tapi juga warga lain dilarang keras menangkap atau menembak burung. Jika diketahui dan terbukti, sanksi warga yang melanggar berakibat pidana.
Desa Wisata Nongkosawit telah ditetapkan menjadi desa wisata budaya edukasi oleh Pemerintah Kota Semarang sejak tahun 2012 silam. Terdapat penangkaran burung sebagai upaya pelestarian sekaligus untuk edukasi, dalam kurun waktu tertentu burung dilepas. Diantaranya Murai, Kakatua, Kacer, Love Bird, Jalak Kepala Hitam dan Hitam Jalak Kepala Merah.
Nongkosawit juga memiliki wisata alam seperti sawah terasiring, Sungai Kripik, curug serta beberapa hewan liar seperti monyet ekor panjang. Berbagai aktivitas warga sangat menarik untuk menjadi wisata edukasi. Baik perkebunan buah, belajar memerah susu sapi, menari tarian tradional kuda lumping, bermain gamelan, membatik, membuat wayang suket, hingga kerajinan batu akik.
5. Kampung Hasta Karya
Kalau Anda pemburu produk kerajinan khas Semarangan, tak ada salahnya menengok sebuah perkampungan yang terletak di Jalan Kanfer Utara, Kelurahan Pedalangan, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang.
Di gang utama, pengunjung akan disambut pemandangan lukisan mural warna-warni, serta hiasan payung di atas gang. Namanya Kampung Tematik Hasta Karya. Hal yang menarik, kreativitas warga di kampung setempat. Para ibu rumah tangga kompak membuat kreasi aneka ragam kerajinan tangan. Sedikitnya ada 25 ibu rumah tangga memiliki aktivitas membatik. Salah satu produknya diberinama Batik Tulis Warak Sinaran khas Semarangan.
Salah satu sosok yang menebarkan virus membatik adalah Siti Kholifah (38), atau akrab disapa Mbak Olif. Melalui sentuhan tangan dinginnya, terciptalah beraneka lembaran kain batik. Sedikitnya ada tiga jenis batik, yakni batik tulis, batik cap, serta kombinasi batik tulis dan cap. Paling terkenal adalah batik tulis Warak Sinaran. (*)
editor : ricky fitriyanto