SEMARANG (jatengtoday.com) – Pertumbuhan industri jamu tradisional masih terhambat saintifikasi. Saintifikasi jamu merupakan kanal dari studi etnofarmakologi atau terkait penggunaan obat tradisional di masyarakat secara turun temurun dan berdasarkan karakteristik tanaman.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Siswanto menjelaskan, saintifikasi jamu sangat penting untuk memenuhi persyaratan uji klinis di lembaga yang berwenang sebagai upaya melestarikan berbagai jenis jamu di masyarakat.
“Sayangnya tahapan di saintifikasi jamu belum memenuhi syarat-syarat di Badan POM sehingga sekarang kita undang teman-teman industri supaya ini dikawal dengan betul-betul agar bisa diproduksi secara komersial,” ucapnya dalam acara Desimiliasi Hasil Litbang Saintifikasi Jamu di Semarang, Jumat (29/8/2019) malam.
Dijelaskan, dalam pengembangan jamu tradisional terpilah menjadi dua yaitu jamu komunitas untuk kebugaran dan untuk pengobatan. “Fitofarmaka itu harus dikanalisasi melalui uji klinis yang benar dan perlu menggandeng industri,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) Akhmad Saikhu mengatakan, kegiatan ini untuk menyebarluaskan hasil penelitian saintifikasi jamu serta menyampaikan progres percepatan pengembangan fitofarmaka.
Penyebarluasan hasil litbang saintifikasi jamu ditujukan kepada kalangan akademisi, industri, dan pemerintah.
Selain itu, lanjut dia, diseminasi hasil litbang saintifikasi jamu ini dirancang untuk menjadi media yang efektif dalam penyampaian hasil litbang jamu kepada industri yang meliputi industri obat tradisional, industri ekstrak bahan alam, usaha kecil obat tradisional, gabungan perusahaan jamu serta farmasi.
“Dalam upaya pemanfaatan tanaman obat dan jamu, kami mengundang dinas kesehatan selaku pengelola pelayanan kesehatan di daerah termasuk pelayanan kesehatan tradisional, dan PKK sebagai kader pemberdayaan keluarga dan masyarakat yang juga mengkampanyekan program-program kesehatan,” terangnya.
Pihaknya berharap, sinergi institusi riset dan dinas kesehatan serta PKK dari 35 kabupaten/kota di Jateng mampu mendukung pembangunan kesehatan melalui pemanfaatan tanaman obat dan jamu.
Program saintifikasi jamu telah menghasilkan 11 ramuan jamu saintifik. Yaitu ramuan jamu asam urat, tekanan darah tinggi, wasir, radang sendi, kolesterol tinggi, gangguan fungsi hati, gangguan lambung, batu saluran kencing, kebugaran dan kegemukan/obesitas. (*)
editor : ricky fitriyanto