in

Helikopter Water Bombing Tak Jadi Dioperasikan. Ini Penyebabnya

SEMARANG (jatengtoday.com) – Helikopter water bombing milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah sampai di Kabupaten Temanggung. Helikopter itu digadang-gadang menjadi solusi memadamkan api yang sudah hampir sepekan melalap hutan lereng Gunung Sindoro dan Sumbing.

Sayang, helikopter itu tidak bisa dioperasikan karena kondisi alam yang tidak mendukung. Kemiringan lereng gunung tidak memungkinkan helikopter terbang rendah untuk menyemprotkan air. Kondisi angin yang cukup kencang, juga menjadi kendala stabilitas terbang helikopter.

“Tadi sudah diadakan survei lapangan, laporannya helikopter tidak mampu dengan ketinggian 8600 meter, kondisi cuaca angin selalu berubah, sangat berbahaya. maka sampai saat ini belum bisa dilakukan Water Bombing,” jelas Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng, Sarwa Pramana, Jumat (14/9/2018).

Opsi pemadaman lain, lanjutnya, dengan memanfaatkan kearifan lokal atau jasa pawang hujan. Dibeberkan, beberapa waktu lalu, sudah ada pawang yang memanggil hujan di Wonosobo dan Magelang. Kearifan lokal itu bisa menurunkan hujan meski hanya gerimis

“Mudah-mudahan di Temanggung juga melakukan namun tidak terlalu deras, atau berlebihan, kasihan petani tembakau yang lagi bagus-bagusnya dan masuk masa panen,” tuturnya.

Dijelaskan, hingga hari ini, sudah hampir 800 hektare hutan terbakar. Semuanya alang-alang. Tidak ada pohon tinggi atau lahan produktif. Jadi, jika ditaksir kerugiannya, tidak sampai Rp 160 juta.

“Untuk biaya semua kerugian kebakaran hutan ditanggung Perhutani dan pemerintah daerah, saya tidak tahu berapa jumlah pastinya,” tandasnya. (*)

editor : ricky fitriyanto

Ajie MH.