SEMARANG (jatengtoday.com) – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang terus melakukan tracing atau mendeteksi orang-orang yang berpotensi tinggi tertular Covid-19. Terakhir, penyebaran virus ini terjadi di salah satu pondok pesantren di Kota Semarang.
Hasil tracing yang dilakukan Dinkes Kota Semarang menyebut ada 19 orang dinyatakan positif. “Ponpes di Kota Semarang ini sebetulnya santrinya belum hadir. Yang terkena adalah pengurus ponpes tersebut,” kata Kepala Dinkes Kota Semarang Moch Abdul Hakam, Selasa (6/10/2020).
Hakam menyebut, penularan Covid-19 di salah satu ponpes tersebut diperkirakan berasal dari luar Kota Semarang. “Dirawat di rumah sakit kabupaten tetangga. Kami lakukan identifikasi, langsung kami telusuri. Memang cukup banyak, yang positif, yakni kurang lebih 19 orang. Pengasuh pondok dan anggota keluarganya. Kebetulan tidak hanya satu keluarga, tapi ada beberapa keluarga yang tinggal di situ. Tapi sekarang ini sudah separuh yang negatif,” terangnya.
Pihaknya mengaku telah melakukan penyemprotan disinfektan di ponpes tersebut. Termasuk tracing dan swab test. Sedikitnya ada 50 orang dilakukan swab test. “Hasilnya, 19 orang positif. Saya selalu mewanti-wanti kepada teman-teman, sekarang ini yang harus diwaspadai adalah mobilitas. Siapa pun, baik santri maupun pengurus serta pengajar, perlu diwaspadai mobilitasnya. Kalau misalnya di ponpes ada santri dan pengurus, kalau mereka tidak pernah ke mana-mana, sebetulnya aman,” katanya.
Apabila ada orang yang memiliki mobilitas tinggi, lanjut Hakam, terlebih lagi tidak tertib dalam menerapkan protokol kesehatan, maka hal itu menjadi faktor risiko penularan tertinggi. “Kami tidak ngomong di Ponpes saja ya. Teman kami ada juga yang kena di kelurahan daerah Semarang Timur. Setelah kami tracing di kelurahan, negatif semua. Ternyata dia terpapar dari saudaranya dari kabupaten sebelah yang baru saja berkunjung ke rumahnya. Itu yang terjadi. Mobilitas ini yang perlu kita waspadai,” katanya. (*)
editor: ricky fitriyanto