DEMAK (jatengtoday.com) – Tahun ini hasil panen tembaku di Demak cukup menggembirakan, meskipun cuaca tengah tidak menentu akibat hujan yang turun dalam beberapa waktu terakhir ini.
Hal ini dikemukakan oleh ketua kelompok tani di desa Tlogorejo Kecamatan Karangawen Demak Mohamad Sodiq disela-sela panen tembakau di desanya beberapa waktu lalu.
Menurutnya saat ini harga tembakau di wilayah Demak cukup terangkat meskipun cuaca tidak menentu akibat hujan yang turun secara terus menerus dalam beberapa waktu terakhir.
“Bisa dibilang tanaman tembakau itu musuhnya hujan, namun tanaman ini mampu hidup di daerah kering yang minim air bahkan saat tanaman lain mati tembakau masih hidup. Tetapi bila terkena hujan maka tanaman ini akan rusak dan petani bisa gagal panen,” ujarnya.
“Meski tahun ini ketolong dengan harga tembakau yang tinggi, namun hasil kurang masimal mengingat banyak daun tembakau yang akhirnya menjadi dendeng karena hujan. Jadi dari daun satu sampai lima tidak bisa dipanen, dan mulai panen mulai daun enam dan seterusnya,” jelasnya.
Dirinya berharap untuk tahun 2023 hasil bisa lebih baik lagi, dengan jumlah petani tembakau mencapai 1721 petani tentunya hasil yang diharapkan bisa lebih maksimal. Karena pada tahun-tahun sebelumnya hasil panen per hektarnya mencapai 1300 kg hingga 1600 kg, namun tahun ini hanya 940 hkg untuk 1 hektarnya.
“Namun karena dirinya ikut demplot maka sekitar 500 kg hilang dan hanya 900 kg saja yang terserap ke pabrik-pabrik rokok seperti Djarum, Gudang Garam dan Norojono, dan paling banyak diserap Jarum yang membeli 42 ribu per kilo dan Gudang garam 46 ribu per kilonya,” terangnya.
Pihaknya juga berterima kasih dengan Pemkab atas bantuan alat potong tembakau yang sangat membantu petani. Jika sebelumnya mereka merajang tembakau dengan cara manual dengan adanya alat Rajang bantuan maka proses menjadi lebih cepat
Dijelaskan oleh Bupati bahwa untuk Kabupaten Demak, tembakau bersifat spesifik lokalita artinya bisa dikembangkan dengan teknologi yang sesuai dengan potensi agroekosistem wilayah. Tanaman ini hanya dapat tumbuh dan berkembang baik di tiga wilayah meliputi Kecamatan Mranggen, Karangawen, dan Guntur, dan terkenal dengan jenis tembakau “Mranggenan”.
“Tahun 2021, luas panen tembakau di Kabupaten Demak mencapai lebih dari 2.000 hektar dengan produktivitas 2 ton per hektar. Namun, untuk mencapai angka tersebut masih menemuai kendala. Di antaranya rendahnya harga jual, fluktuasi harga tinggi, serta kondisi iklim yang kurang mendukung sehingga berpengaruh terhadap rendahnya kualitas hasil,” pungkasnya. (*)