SEMARANG (jatengtoday.com) – Harga daging ayam terus merangkak naik. Sampai hari ini, harga daging ayam di sejumlah pasar tradisional Kota Semarang berkisar antara Rp40 hingga Rp45 ribu.
Di Pasar Bulu Semarang, harga daging ayam mencapai Rp40 ribu perkilogram. Padahal, saat lebaran lalu harga daging ayam di pasar itu hanya Rp32 ribu saja.
“Harganya terus naik, saya juga bingung mau bilang ke pelanggan seperti apa, karena memang harga dari kandangnya sudah sangat tinggi,” kata Azizah (26), salah satu pedagang ayam di Pasar Bulu Semarang, Senin (23/7).
Tak ayal, banyak pembeli yang mengurungkan niatnya membeli daging ayam. Akibatnya, dagangan Azizah menjadi sepi.
“Selain mahal, stok juga terbatas. Sulit sekali sekarang mencari daging ayam,” tegasnya.
Jika biasanya ia mudah mendapatkan barang dagangannya itu, kini harus pusing mencari stok di tempat lain. Di tempat biasa ia membeli daging ayam, stok sangat terbatas dan para pedagang dibatasi pembeliannya.
“Biasanya malam jam 23.00 itu sudah dapat ayam, sekarang sulit. Tadi saja saya baru dapat ayam sekitar pukul 03.00 dinihari,” tegasnya.
Tingginya harga ayam dan sulitnya mendapatkan daging ayam membuat para pedagang kesulitan. Disinggung apakah ia akan melakukan mogok jualan seperti pedagang daging ayam di daerah lain, Azizah mengaku belum tahu.
“Ya belum tahu, kalau tetap seperti ini, harga tinggi dan barang sulit didapat ya kemungkinan mogok jualan,” tegasnya.
Tidak hanya pedagang, tingginya harga daging ayam dirasakan oleh sejumlah pembeli. Mereka heran mengapa harga ayam melambung naik padahal lebaran sudah lama selesai.
“Biasanya harga tinggi itu pas lebaran, ini habis lebaran kok malah justru semakin mahal,” kata Dewi Suprapti (54), salah satu pembeli.
Dewi meminta pemerintah melakukan tindakan untuk mengontrol harga daging ayam. Sebab menurutnya, tingginya daging ayam berdampak serius bagi masyarakat.
“Apalagi masyarakat seperti saya yang golongan menengah ke bawah, mau makan daging yang paling terjangkau ya daging ayam. Tapi sekarang daging ayam harganya tinggi sekali, hampir sama seperti daging sapi,” tegasnya.
Dewi juga berharap pemerintah mencari tahu apa yang menyebabkan harga daging ayam meroket. Sebab selama ini, informasi yang didapat masyarakat simpangsiur.
“Ada yang katanya dampak kenaikan dollar, ada juga yang karena pakan impor jadi mahal, ada informasi anak ayam banyak yang mati. Pemerintah harus hadir mencarikan solusi, kami khawatir ini hanya permainan para bos besar,” tutupnya.
Sekedar diketahui, harga daging ayam di pasaran terus mengalami kenaikan. Bahkan akibat kenaikan itu, sejumlah pedagang seperti di Salatiga, Magelang, Bogor dan kota lainnya mogok berjualan. (andika prabowo)
editor: ricky fitriyanto