SLEMAN (jatengtoday.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman mengingatkan warga agar menjauhi aliran sungai menyusul peningkatan aktivitas Gunung Merapi pagi tadi. Ini untuk mengantisipasi potensi terjadinya banjir lahar.
“Kalau hujan, kami imbau jangan ada yang berada di aliran sungai,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman, Makwan, Sabtu (9/11/2019).
Namun, Makwan memperkirakan jika terjadi banjir lahar tidak akan mencapai daerah bawah gunung. Menurutnya, saat ini material vulkanis masih berada di sekitar puncak.
“Hujan jarang terjadi di puncak, hujan sering lereng Merapi. Jika terjadi banjir lahar hujan, tidak akan terlalu membahayakan permukiman, karena saat ini kedalaman sungai yang berada di lereng Merapi sangat dalam,” katanya.
“Banjir lahar hujan diprediksi tidak akan sampai ke daerah bawah. Apalagi material vulkanik yang dilontarkan Merapi tidak sebanyak seperti erupsi Merapi 2010,” Makwan melanjutkan.
Selain itu, Sabo dam penahan banjir juga banyak dan kapasitasnya besar. “Jadi potensi membahayakan pemukiman penduduk kecil,” katanya.
Tetap Tenang
Sementara, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau asyarakat diimbau untuk tetap tenang seiring terjadinya erupsi Gunung Merapi di perbatasan Yogyakarta-Jawa Tengah. , kata Kepala Pusdatin dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Agus Wibowo.
“Meski terjadi erupsi, warga juga dilaporkan oleh BPBD setempat tetap beraktivitas seperti biasa,” kata Kepala Pusdatin dan Humas BNPB, Agus Wibowo.
Ia mengatakan abu tipis terdistribusi di beberapa wilayah sekitar lereng Gunung Merapi. Warga yang tinggal di Tlogo Lele, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah melaporkan adanya abu tipis.
Demikian juga, kata dia, abu tipis terpantau warga di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, seperti di Desa Babadan, Kecamatan Dukun dan Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan. Sedangkan di tempat lain, warga di wilayah Turi, Pakem dan Kota Yogyakarta tidak melihat adanya abu vulkanik.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan terjadi awan panas letusan Gunung Merapi pada Sabtu pukul 06.21 WIB.
Awan panas letusan tercatat di seismogram dengan amplitudo maksimum 65 mm dan durasi kurang lebih 160 detik. Terpantau kolom letusan setinggi 1.500 meter dari puncak condong ke barat.
PVMBG masih merekomendasikan jarak bahaya tiga kilometer dari puncak. Di luar radius tersebut, masyarakat dapat beraktivitas seperti biasa.
“PVMBG-Badan Geologi masih menetapkan Gunung Merapi pada status level II atau waspada sejak 21 Mei 2018,” kata Agus. (*)
sumber : ant
editor : tri wuryono
in Peristiwa